"Buktinya cewek Lo yang beban"
Raska segera menggendong Ana agar menjauh dari keramaian. Lelaki itu membawa Ana ke sudut dan menepi di dekat sungai.
Lelaki itu mengusap tangan Ana yang membiru karena lebam.
Bibir gadis itu pucat dan pandangannya hanya menunduk.
"Takut ya?" Tanya Raska pada gadis yang sama sekali tak memandangnya kali ini.
"Anak Pramuka harus gini tau. Kamu kuat banget sekarang, Pramuka sejati namanya" ucap Raska berbohong agar gadisnya tak lagi bersedih hati.
"Orang secantik kamu gak pantes nangis Ana. Hey listen me, kamu benar tadi cuma kamu kurang faham dan itu salah aku yang kurang ajarin kamu awalnya" ucap Raska sambil mengelus lembut punggung tangan milik Ana.
"Haruskah aku beritahu jika kamu gadis paling kuat di dunia ini?"
Mendengar itu membuat Ana mendongakkan pandangannya dan menatap dalam kedua mata Raska. Lelaki itu begitu tenang sekarang.
"Kita main aja dulu ya?" Ajak Raska pada gadis yang masih terdiam di sana.
"Biar kamu tenang dan gak banyak fikiran"
Raska merogoh saku jaketnya dan meraih sesuatu, kedua tangannya sibuk mencari suatu benda di sakunya. Tangan lelaki itu mengepal. Raska menghadapkan kedua kepalan tangannya di depan wajah Ana.
"Pilih salah satu, ada surprise nya loh buat kamu" ucap Raska sambil tersenyum lembut. Gadis itu hanya menatap tenang lelaki di depannya ini.
"Selalu ada cara kamu buat hibur aku Raska"
"Banyak stoknya di hati aku kalo cuma buat nyonya Ana Saraswati seorang" lelaki itu tertawa pelan dan membuat Ana ikut tersenyum lalu mengusap pipinya agar tak kembali menangis. Jujur saja Raska akhir akhir ini begitu bahagia kenal dengan dengan Ana.
"Pilih kanan" ucap Ana sambil memegangi kepalan tangan kanan Raska. Saat di buka nyatanya tak ada apa apa disana sontak membuat Ana manyun karena kesal.
Raska hanya tertawa terbahak bahak melihat ekspresi wajah imut milik Ana.
"Yah gak dapet ya???" Ejek Raska pada Ana yang tak memandangnya karena kesal. Lalu Raska membuka kepalan tangan kirinya menampilkan kalung cantik yang benar benar membuat Ana kagum.
"Karena kamu udah kalah kamu dapet hadiah kalung ini yeyy" ucap Raska yang membuat Ana menautkan alisnya heran.
"Gak gitu ya" ucap Ana pada Raska yang masih saja tertawa bahkan sekarang sangat kencang. Lelaki itu memakaikan kalung tersebut pada gadis yang berhasil ia cintai dengan tulus itu.
"Kamu pasti lebih cantik pakai ini Ana, izinin aku pakein ya" ucap Raska dengan lembut. Ana mengangguk.
Raska melakukan itu dengan hati hati dan tak meluputkan senyumnya, "Jangan pernah takut sama seseorang Ana. Jangan tunjukkan itu, kamu cuma harus bisa hormati seseorang bukan berarti takut"
Lelaki itu berhasil memakaikan kalung tersebut kepada Ana, Raska mengamati Ana yang semakin cantik memakai kalung tersebut.
"Kalung itu peninggalan mama aku, mama bilang aku boleh kasih itu ke siapa aja yang menurut aku spesial" ucap Raska pada Ana yang sedang memegangi kalung cantik tersebut dengan serius.
"Dan kamu orang spesial itu Ana" Raska memandangi setiap pahatan wajah cantik gadis yang ia sukai ini.
Ana tersenyum tipis dan menundukkan pandangan nya, "Kenapa kamu mau bahagiain aku??"
Mendengar itu membuat Raska menatap jauh ke sungai yang berada dekat di antara mereka berdua.
"Terus alasan kamu mau dekat sama aku apa?" Bukannya menjawab Raska malah berbalik bertanya dan tentu saja membuat Ana tahu apa jawabannya.
"Karena kamu satu satunya yang bisa aku kenali dengan sedalam ini Raska"
Raska langsung mengacungkan kedua jempolnya ketika mendengar jawaban dari bibir mungil milik Ana.
"Itu juga yang aku maksud kenapa aku mau bahagiain kamu selamanya"
Lelaki itu menidurkan tubuhnya dan menggunakan paha Ana sebagai bantalnya.
"Boleh kan aku baring di sini Ana, aku lelah dari kemarin jalanin tugas" ucap Raska dengan jujur dengan gadis yang ia tatap dalam sekarang.
Gadis itu mengusap lembut rambut rapi Raska yang sudah memejamkan matanya saat terbaring di pahanya saat ini. Wajah lelaki ini begitu tampan sekarang, membuat Ana gemas dan segera mengusap pipinya saat ini.
"Aku boleh jujur sama kamu Ana, aku mau jujur karena kamu buat aku percaya" Raska mengusap jemari Ana dan menatap kedua mata Ana sekarang. Gadis yang berada di atas tatapannya itu tersenyum manis pada Raska.
Ana mengangguk, "Apa Raska, kamu boleh cerita apa aja sama aku"
Lelaki itu masih setia memandang wajah Ana. Namun tatapannya sendu saat ini. "Aku sakit"
Sontak saja membuat Ana merasa terkejut bukan main, "Sakit apa yang selalu kamu bilang Raska?"
"Aku sakit vaskulitis. Tapi aku selalu rajin cuci darah jadinya gak terlalu sakit, ini karena alergi aja gak lebih jadinya gak parah na"
Dada Ana terasa sakit bahkan sangat menusuk mendengar ini semua. Ia mengusap balas dengan lembut tangan milik Raska yang kini menggenggam nya erat.
"Aku bakal temenin kamu sampe kamu sembuh Raska, aku janji sama kamu. Kamu harus semangat" ucap gadis itu menyemangati Raska dengan senyum manisnya.
"Penyakit ini terjadi dari aku kecil Ana, ini bakalan susah sembuh" ucap Raska dengan sendu, tatapan nya mengatakan jika dia tidak baik baik saja.
Ana menghembuskan nafasnya gusar. Dia benar benar khawatir pada Raska saat ini juga. Namun ia tak mau menunjukkan nya karena takut Raska akan lebih down jika mengetahui nya sudah akan menangis saat ini.
"Seenggaknya aku selalu jujur dan apa adanya sama kamu Ana, aku takut kamu gak terima aku karena ini semua makannya aku jujur" pernyataan dari lelaki itu membuat Ana menunduk. Ia takut jika lelakinya ini akan mengetahui ia juga sedang berbohong tentang penyakitnya.
"Aku nggak suka kalimat bohong dari siapapun itu Na"
Hal itu tentu saja membuat Ana terdiam dan menatap kedua mata Raska dengan dalam, "Jika aku yang berbohong?"
"Kenapa kamu bilang gitu, memangnya kamu akan memilih bohong sama aku Ana?" Pertanyaan dari bibir Raska membuatnya menggeleng menutupi semuanya.
Raska tersenyum, "Jangan pernah bohong sama aku Ana, bagi cerita sama aku walau itu hanya cerita sederhana bagi kamu"
"Tapi cerita sederhana itu bisa jadi cerita menarik buat aku dengar"
"Ada aku untuk kamu bersender, dan kamu gadis paling baik yang pernah aku kenal selama ini. Terimakasih ya"
Ana hanya tersenyum, ia takut jika Raska akan marah ketika tahu bahwa Ana sakit tanpa memberitahunya, namun ia juga tak mau merepotkan lelaki yang sudah berada di hatinya sekarang ini. Ia tak mau melihatkan bahwa dirinya tak baik baik saja.
"Mau jadi pasangan aku Ana?"
Ucapan itu membuat mata Ana terbelalak, jujur ia benar benar kaget mendengar pertanyaan itu.
"Aku pengen selalu ada buat kamu, dengerin semua ucapan dari bibir kamu dan tahu betapa pentingnya kamu di samping aku"
"Kamu cantik di mata aku dan selamanya akan mencintaimu. Ini janji aku na"
"Aku gak akan cinta sama wanita lain selain kamu jika nantinya kamu menolak. Itu janji aku kedua sampe kapanpun walau semesta nantinya punya jarak untuk kita berdua" ucap Raska pelan dan membuat Ana menunduk.
Gadis itu juga mencintai Raska, namun ia tak bisa menerimanya. Ia tahu jika ia menerima nya, ia hanya akan menyisakan luka karena papanya tak mungkin menerima Raska dengan baik.
Ana terdiam dan menggeleng.
"Aku gak bisa karena aku di jodohin sama Zaki"
KAMU SEDANG MEMBACA
RASKA
Teen FictionSederhana saja, ini cerita tentang bagaimana cara Raska Auky Adibara mencintai Ana Saraswati, gadis yang serba kurang dalam apapun termasuk kebahagiaan. KARENA SUATU KESALAHAN, MAAF CERITA KURANG BERURUTAN, SILAHKAN BACA DENGAN LIST URUTAN YANG BENA...