RASKA-49

15 8 0
                                    

Zaki menggenggam tangan kanan Ana lembut walau gadis itu menolaknya sedari tadi.

Lelaki itu melihat gadis yang tengah ia genggam paksa kali ini.

"Kamu ngapain ajak aku kesini?" Tanya Ana pada Zaki yang membawanya ke luar rumahnya.

Lelaki itu menatap Ana tak suka.

"Emang kenapa?" Tanya Zaki.

Ana mengingat kembali kesamaan wajah Fadhli dengan Zaki.

"Kamu kembar sama Fadhli?" Tanya Ana pada Zaki yang sudah tersenyum miring saat ini.

Tiba tiba Zaki mencekal kasar tangan gadis itu.

"Lo gak usah banyak bacot malam ini, kalo gue sama dia kembar kenapa. Lo banyak tanya banget" ucap Zaki yang tiba tiba marah padanya.

Ana meringis kesakitan, "Zaki kenapa kok marah?"

Zaki membekap mulut Ana dengan kasar sehingga gadis itu sulit untuk bernafas kali ini.

"Inget gue?"

Mendengar pertanyaan ambigu untuk benar saja membuat Ana bingung dan sontak menggeleng.

"Luka bakar Lo?"

Mendengar kalimat ini yang membuat Ana sadar bahwa lelaki yang berada di dekatnya ini adalah lelaki sama yang telah membakar pipinya dahulu.

Ana menyikut perut lelaki yang ia kenali ini sehingga dapet lepas dari cekalan milik Zaki.

"Ngapain kamu datang lagi?" Tanya Ana pada lelaki yang kini meringis kesakitan sambil memegangi perutnya.

"Gue tepatin janji gue buat bunuh Lo nanti"

Mendengar itu membuat Ana menggeleng dan memundurkan langkahnya.

Namun lelaki itu segera menggendong Ana dan membekap mulutnya agar tak menjerit.

Lelaki itu dengan cepat membawa Ana ke mobilnya, lelaki itu mengikat tangan Ana ke belakang. Mulutnya sudah di bekap agar tak dapat menjerit kali ini.

"Gue tepatin janji itu Ana Saraswati demi kakak gue yang pernah Lo tolak mentah mentah dulu"

Ana tak pernah menyangka seseorang yang pernah menjatuhkan mentalnya itu telah kembali dan menepati ucapannya yang tak main main dulu.

Lelaki itu dengan cepat menghidupkan mobilnya dan menyetir mobil dengan kecepatan tinggi.

"Raska tolong Ana"

Bahkan Ana menangis saat ini, tubuhnya terbaring di bangku belakang mobil. Bahkan ia benar benar takut sekarang, lelaki yang sibuk menyetir itu mengeluarkan sebulan pisau di tangan kirinya.

Gadis itu berusaha berteriak-teriak dan melepaskan ikatan kencang ini. Namun itu hanya sia sia, ikatan ini begitu kencang untuknya.

"Nyatanya selama ini Lo PD banget kalo gue suka sama Lo ya"

Merasa berisik berlebihan di telinganya karena teriakan Ana membuat Zaki berhenti di pinggir jalan sepi tanpa permukiman.

"Lo bisa diem gak sih?"

Lelaki itu beralih ke bangku belakang, menghujamkan pisau tersebut ke dada Ana berkali kali. Lalu membuka bekapan di mulutnya.

"Raska....." Lirih Ana ketika merasakan sakit bertubi tubi di dadanya karena hujaman pisau tajam itu.

Bahkan darah sudah berada di mana mana sekarang, gadis itu kehilangan nafasnya dan menangis sekarang.

Zaki menatap Ana yang sudah memejamkan matanya kesakitan.

RASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang