RASKA

RASKA-56

Kenapa bunuh diri adalah pilihanmu Ana?

Dimana lagi tempat Raska harus mencurahkan semua lelahnya kalo bukan denganmu?

Raska menjadi sosok lelaki pendiam.

Matanya selalu sembab dengan bibir yang pucat, tangisnya tak pernah reda di malam hari. Bahkan untuk bersekolah rasanya malas.

"Kamu ingkarin janji kamu Ana"

"Kamu bilang kita harus sama sama sembuh?"

"Tapi kamu pergi tanpa tepatin janji kamu dahulu, aku rapuh tanpa kamu"

"Lelaki ini hancur tak ada dekapanmu"

Raska memukuli kepalanya dan meninju sebuah kaca yang telah berada di sana, "ANJING RASKA BRENSEK"

Raska mengusap kasar wajahnya menggunakan jaketnya, tak ada sandaran lagi baginya. Tuhan telah mengambil wanitanya darinya.

"Andai kamu tahu secinta ini aku sama kamu Ana!!"

"Lelaki lemah ini butuh kamu Ana, aku mohon Tuhan putar waktu ini. Akan aku ucapkan sejuta kali kalimat aku mencintai Ana tanpa jeda"

"Hadirkan kembali dia Tuhan, aku belum siap kehilangan dia"

"Ambil nyawaku dan sandingkan aku bersamanya"

Lelaki itu meringkuk dan meninju kasar lantai hingga tangannya berdarah. Tak ada yang menjadi tempat curhatan lagi baginya.

"Gaun pernikahan kamu udah jadi cantik, buat bidadari aku"

Gila, kalimat yang pantas di katakan untuk lelaki yang kini berlari memeluk gaun indah yang berada di kamarnya.

Lelaki itu menangis di sana, memeluk gaun tersebut tanpa henti.

Dimana wanita yang sering ia peluk?

Tak ada lagi kehangatan dari Ana Saraswati, bahkan nama Raska mungkin sudah terhapus sekarang.

Kematian tanpa izin itu membuat Raska menahan perih sendirian.

"Cara apa lagi yang harus aku buat Ana agar kamu mengerti bagaimana aku takut sendirian tanpa kamu?"

Satu satunya wanita yang menjadi penyemangat nya hilang sekarang. Lelaki ini merindukan Ana, sosok Ana begitu berarti baginya. Semuanya akan kosong jika wanita itu tak ada.

Perubahan ini membuat Raska terkena tamparan keras dengan kenyataan bahwa Ana sudah tak ada.

Pilihan bunuh diri yang Ana pilih.

"Aku bodoh Ana, aku gak bisa jadi senderan paling nyaman bagi kamu"

Rasanya jiwa Raska terhempas saat ini juga saat menatap serpihan kaca yang tadi ia tinju. Biarkan rasa sakit itu mengalir hanya untuk menghilangkan sakit di hatinya.

"KENAPA ANA?, KENAPA KAMU INGKAR?"

"KENAPA KAMU GAK CINTAI AKU SETULUS AKU MENCINTAIMU?!"

Cara Raska mencintai Ana begitu mengejutkan dunia tapi pilihan Ana memilih semesta lebih baik untuk wanita itu.

Raska mengusap kalung milik Ana yang dua hari lalu ia ambil.

Raska menangisi semuanya, menciumi kalung tersebut dengan histeris.

"Bagaimana jika aku merindukan semuanya dari kamu Ana?'

Tak ada lagi suara lembut wanita yang merupakan bidadari pribadi Raska, "Aku mencintaimu sampai kapanpun Ana".

Ia berdiri dan menuju pintu ruangan loteng kamarnya, "Aku ragu Ana"

"Aku rindu kamu"

Ana berhasil menghapus semua kebahagiaan milik Raska, wanita itu berubah dan mengakhiri janjinya pada Raska.