RASKA-55

11 8 0
                                    

Ana menggeleng kuat saat dokter mengatakan kandungannya akan di gugurkan dengan paksa sekarang.

Ana menangis di pelukan Raska sekarang.

"Aku gak mau Ras!!" Teriak Ana.

Gelengan keras dari Ana terlihat, "Ini anak aku, aku gak mau dia kenapa kenapa"

Entah apa yang harus Raska ucapkan kembali, jika Ana tak memilih cara ini nyawa Ana sendiri yang akan menjadi taruhan kelak.

"Mending aku mati daripada harus relain anak aku"

"Ras, bilang sama aku kalo anak aku bakal tetep terus sama aku!!"

Raska menghembuskan nafas gusar, "Tapi na.."

"Iya, dedek bakalan sama kamu kok"

Pelukan hangat Raska berikan untuk wanitanya, berusaha menenangkan diri Ana di dalam kehangatan miliknya.

"Bawa aku kabur ras!"

"Aku gak mau gugurin kandungan aku!"

Jujur saja Raska tak mau Ana kenapa kenapa, tapi ia juga tak punya hati untuk menuruti apa kata dokter untuk menggugurkan kandungan Ana.

"Aku juga gak mau kamu kenapa kenapa Ana"

Ana yang mendengar itu membuat dirinya sedikit tak percaya jika Raska menginginkan anak nya di gugurkan begitu saja.

"Jika kamu tetep kekeh begini gimana kamu mau sembuh?"

"Aku juga berat buat menyetujui ini na, tapi jika kamu kenapa kenapa otomatis dedek juga ikut kan?"

"Lebih baik kamu sembuh dahulu"

Ana menampar pipi Raska dengan tiba tiba.

"Aku gak nyangka kamu bakalan gini Raska!"

Ana segera bergegas pergi meninggalkan Raska yang masih terpaku dengan ini semua. Tamparan itu begitu nyeri di pipinya, bahkan hatinya rapuh ketika Ana menampar nya tanpa aba aba.

"Ana maafkan aku"

Raska memilih duduk di sudut ruangan rumah sakit, tak berniat mengejar Ana karena membendung tangisnya merasakan sakit hati milik Ana juga.

"Aku tahu ini berat untuk kamu tapi harus bagaimana lagi Ana, aku takut kehilanganmu"

"Betapa aku mencintaimu na, aku benci untuk berada di situasi ini"

Air mata yang dari tadi Raska bendung luruh begitu saja disana.

Tak sadar tingkahnya telah di perhatikan oleh Raga dan Dika di kejauhan.

"Sok kuat banget sahabat Lo satu itu" ucap Dika membuat Raga menoyornya kasar.

"Lo bisa diem gak?"

Langkah Raga menuju Raska yang tengah sibuk mengusap kasar air matanya.

"Jangan lemah gitu dong"

Tangan Raga meraih pundak Raska berusaha menguatkan sahabat nya ini.

Tahu jika Raga berada di dekatnya, Raska segera menghapus kasar air matanya yang sudah mengalir deras disana.

"Takdir gak seburuk itu kali"

Raska berusaha tersenyum pada sahabatnya ini, tiba tiba keberadaan Dika hadir juga disana menyusul Raga barusan.

"Gue takut Lo kehilangan Ana Ras, tapi biarin dia tunjukin kebahagiaan dia sendiri. Jika benar dia kehilangan jiwanya sendiri dia bakalan bahagia dengan cara dia"

Ucapan panjang milik Dika itu membuat Raska tertunduk sendu.

"Kita juga gak akan tahu gimana rasanya jadi sosok ibu kan?"

RASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang