RASKA-31

12 14 0
                                    

"Cewek murahan, sama siapa aja Lo kan mau. Lo bahkan sama kayak cewek sewaan alias pelacur"

Dika membawa Mesya ke pinggir hutan yang begitu gelap.

"Lo udah gue baikin tapi gak pernah tahu diri. Enak sama dia?" Lelaki itu menjambak Mesya dengan kasar hingga gadis itu menangis keras saat ini.

"Di apain aja Lo sama Raska, di apain?!!!" Bentak Dika penuh emosi dan menampar pipi Mesya hingga gadis itu terjatuh di tanah.

Gadis itu hanya menangis tersedu sedu mendapat perlakuan dari Dika yang seperti dahulu.

"Aku cuma kasih dia nafas buatan Dika, ini gak seperti yang kamu fikir. Dan aku bukan pelacur"

Namun Dika yang keras kepala tentu saja tak mempercayai ucapan Mesya begitu saja. "Oh cuma?, kasih gue juga nafas buatan yang Lo maksud sekarang"

Mendengar itu membuat Mesya menyeret tubuhnya sedikit mundur, ia menggeleng pelan. Namun pergerakannya di hentikan oleh Dika yang mencekal tangannya.

"Lo cuma punya gue bego"

Tangan Mesya telah bergetar hebat karena takut, lelaki itu mengusap pipi Mesya dengan lembut.

"Di apain kamu sama Raska?" Kini ucapannya lembut pada Mesya. Gadis itu memeluk tubuh Dika dalam berusaha mengingatkan jika Dika punya kepribadian ganda dan yang tadi itu bukan dia.

Dika mengeratkan pelukannya pada gadis ini. "Aku punya rahasia yang semua orang gak tau termasuk kamu. Tapi kamu udah jadi obatnya Mesya"

"Kamu di apain sama Raska?"

"Aku cuma nolong dia pas dia sesak nafas, gak ada inhaler dan aku cuma berniat nolongin dia Dika" ucap Mesya terus terang.

Dika menarik tubuhnya dari pelukan Mesya dan menatap dalam kedua mata Mesya yang masih saja menangis.

"Mesya bukan pelacur"ucap Mesya dengan tangisan tersedu-sedu.

Lelaki itu mengusap pipi Mesya dengan tulus. "Kamu tersiksa dengan sikap kedua aku?"

Mesya menggeleng dan menunduk.

"Pergi dari aku kalo kamu mau, aku tahu kamu selalu tersiksa sya"

Tanpa aba aba Mesya mencium bibir Dika dengan kasar dan mengusap dada milik lelaki itu dalam keadaan masih menangis. "Biar kamu tahu kalo aku setulus itu sama kamu Dika"

Dika menghentikan perbuatan gadis itu sekarang, bagaimanapun dia tak semudah itu nafsu dengan seorang gadis. "Jangan lakuin hal kayak gini. Aku minta maaf"

Lelaki itu menatap kosong ke depan, beranjak dan meninggalkan Mesya sendirian, ia tak suka sikap sembronoh milik Mesya yang menciumnya tanpa izin.

•••

"Lo percaya kan sama gue Ana?" Ucap Mesya setelah menjelaskan apa yang terjadi semalam. Ana mengangguk angguk dan tersenyum.

"Maaf Ana gue salah gak pernah cerita sama Lo. Niat gue baik cuma itu aja" ucap Mesya terus terang.

"Gak apa Mesya, makasih ya udah selamatin Raska" tak di sangka nyatanya Ana malah berterimakasih padanya saat ini.

Sontak membuat Mesya memeluknya.

Pagi hari ini tepatnya jam 3 pagi semuanya telah bersiap siap untuk segera pulang walau keberangkatan pulang jam 7 pagi nanti.

Ana dan Mesya sudah tak punya selisih salah faham lagi sekarang.

"Raska beruntung punya kamu Na" ucap Mesya sambil berjalan bersama Ana dan Agatha untuk menuju sungai hanya berniat mengambil air. Sungai yang terkenal karena ada banyak buaya di sana.

Ana tersenyum walau tak tampak di kegelapan. "Aku yang beruntung punya dia Mesya"

"Gue yang ambil airnya ya" ucap Agatha dengan penuh semangat sekarang ini. Ia berlari menuju sungai.

"Aku aja aga, ini bakal nyusahin kamu jadinya biarin aku aja" ucap Ana pada Aga yang sudah dekat di sungai. Suhu di Bandung begitu dingin dan mewajibkan semuanya memakai jaket sekarang.

"Gue aja na, Lo duduk manis aja"

Namun Ana tetap kekeh karena tak mau merepotkan Agatha. Mereka membawa dua ember, satu ember sudah terisi tinggal satu ember lagi.

Tetapi ketika Ana ingin mengambil air untuk satu ember lagi, Delia dengan tiba tiba datang dan mendorong nya hingga tercebur ke sungai lebar ini. "UPS gak sengaja"

Mesya dan Agatha tentu saja panik sejadi jadinya kali ini. "Lo kenapa sih Delia?!" Bentak Mesya.

Dapat di lihat nyatanya Ana tak dapat berenang membuat Mesya dan Agatha tambak panik.

"Gak bisa berenang sok ikut kemah" ucap Delia merendahkan gadis yang sudah tak muncul lagi di permukaan air. Mesya segera berlari ke camp untuk mencari pertolongan kepada siapapun.

Sedangkan Agatha memberanikan diri untuk menceburkan diri dan berusaha menolong Ana walau ia tahu ini merupakan sungai yang banyak di huni buaya buas.

Tapi bukannya bisa menolong, kaki Agatha malah tersangkut sesuatu di tengah tengah kedalaman laut kali ini. Membuat pergerakannya terhenti di sana.

"ANA TENGGELAM" teriak Mesya di keramaian siswa siswi yang telah bersiap siap untuk esok.

Raska, Raga, Dika dan Zaki tentu saja terkejut mendengar ini. Mereka segera berlari menghampiri Mesya yang ngos ngosan akibat berlari.

"Sungai mana Sya?" Tanya Raska dengan raut wajah sangat khawatir. Tangan Mesya menunjuk arah kiri dan membuat Raska dengan cepat berlari ke arah sana. Lelaki itu tak peduli suasana di camp bagaimana yang penting ia bisa menyelamatkan gadisnya dengan cepat. Mesya, Dika dan Raga hanya mengikutinya dari belakang saat ini.

Setelah sampai di sungai Raska menemukan keberadaan Delia yang hanya bersedekap dada di sana.

Raska membuka jaketnya dan bajunya serta segera mencebur untuk mencari keberadaan Ana sekarang.

Raga melihat sekeliling. "Agatha mana?!!!"

Mendengar itu membuat Mesya panik. Melihat kepanikan Mesya, Raga menggoyangkan tubuh Mesya agar mau menjawabnya. "Dimana Mesya?"

"Dia nyebur tadi dan gak muncul lagi palingan mati bareng Ana"ucap Delia santai.

Raga mengepalkan tangannya kuat kuat mendengar ini. Ia sontak menyebutkan dirinya kali ini mencari keberadaan gadis yang sudah ia cintai sekarang.

Raska melihat keberadaan Ana dan menghampiri nya. Mata gadis itu terpejam dengan wajah yang begitu pucat, gadis itu berada di dasar sungai.

Raska membawanya ke pelukannya dan berusaha kembali naik ke atas. Tapi ia harus terkena serangan buaya yang berhasil mengigit kaki kanannya. Raska meringis kesakitan melakukan perlawanan ini. Ia menendang tepat di mata buaya tersebut dengan kaki kirinya hingga buaya tersebut kabur karena takut. Raska segera naik ke permukaan walau sebenernya kakinya terluka gigitan buaya hingga berdarah hebat.

Sedangkan Raga juga harus di hadapkan oleh buaya yang sedang menyerangnya saat ini. Buaya itu mengigit punggung belakang gadis itu hingga giginya menusuk tembus ke depan tubuh Raga. Namun Raga bukan tipikal lelaki yang menyerah begitu saja, ia memukuli tubuh buaya tersebut dan melakukan perlawanan hingga buaya tersebut kabur entah kemana. Dengan oksigen yang sudah menipis Raga berhasil naik ke permukaan dengan mulus.

"Tahan Aga, aku cinta sama kamu"

Mesya menangis histeris saat nyatanya kedua lelaki itu terluka tergigit buaya saat ini. Lukanya cukup parah.

RASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang