Tangan kanan Mesya membersihkan luka yang bisa di katakan parah di wajah milik Raska. Lelaki itu masih terpejam, mungkin merasa nyaman telah terbaring di kasur UKS yang empuk ini. Mesya membuka kancing seragam sekolah milik Raska menampilkan dada bidang miliknya, Mesya hanya sedikit kagum dan melanjutkan kegiatan mengobatinya lagi di sela sela dada. Bibir lelaki ini begitu pucat, kepalan tangannya berada di sana.
Di luar sana semua murid sedang melakukan upacara bendera dengan hikmat menjadikan sekolah seluas ini begitu sepi.
Nafas memburu yang terlihat sesak itu terdengar di telinga Mesya, lelaki yang terbaring ini seperti mempunyai Asma, Mesya merogoh almet dan saku celana milik Raska, berusaha mencari inhaler tetapi nyatanya nihil. Tak ada inhaler di sana. Raska menautkan alisnya, lelaki itu belum tersadar tetapi ia tak nyaman karena nafasnya yang begitu sesak di sana. Matanya sedikit terbuka, ia memukuli dadanya keras.
Mesya menarik tangan Raska yang terus melakukan hal yang menurutnya gila, "Raska... "
Mesya melihat wajah rapuh dari Raska, hal yang tak pernah ia lihat dari sebelumnya. Bahkan gadis ini bingung harus bagaimana sekarang.
Mesya mendekati wajah Raska dengan dekat, gadis itu berusaha memberi nafas buatan pada lelaki ini. Ia menautkan bibir nya pada lelaki ini dan memberikan nafasnya di sana, mata raska tak terbuka dengan lebar, kesadarannya juga belum sempurna terbuka. Lelaki itu meremas almet gadis itu sbelum akhirnya di kembali menutup kan matanya. Gadis itu kembali menegakkan tubuhnya kembali dan mengancing baju milik Raska dengan pelan.
Tanpa sadar di luar sana sudah ada yang merekam semua nya ini, lelaki tegap dengan bekas luka di dekat pipinya, lelaki sorotan tajam terkekeh di sana, "Selamat gue permainkan Raska"
Mesya mengusap bibir nya yang basah akibat perbuatannya tadi, bisa di katakan Raska melebihi level tampan yang sebenarnya. Mesya menyelimuti tubuh milik Raska.
Ketika mesya duduk di sofa UKS dan memejamkan matanya di sana, suara lembut milik Raska membuatnya bergidik. "Ana... "
Suara lembut ini berhasil Mesya membuka matanya lagi. Suaranya lembut, ia hanya mengigau sekarang.
Jujur saja Mesya bukan perempuan yang baik, setiap malam dia keluar dengan bebas kemanapun dia suka, ke bar ke tempat sewaan atau kemanapun. Saat berpacaran dengan Dika, keperawanannya sudah di ambil dengan ganas tanpa memikirkan masa depan gadis itu sama sekali. Gadis itu menunduk, "Aku bodoh ma, maafin mesya"
Raska membuka matanya pelan dan menetralkan cahaya yang masuk ke pandangannya dengan pelan, "Ana.. "
Mesya segera menghampiri lelaki itu ketika mengetahui bahwa lelaki itu telah terbangun. Tatapan Raska tertuju padanya, bibirnya masih pucat. Tangan Mesya meraih telapak tangan milik lelaki ini dan mengelus nya, "Sakit? "
Dengan pelan Raska menarik kembali tangannya yang sedang di genggam oleh Mesya dengan lembut, ia menggeleng kan kepalanya dan tersenyum tipis agar gadis di depan merasa bahwa Raska baik baik saja sekarang.
Mesya mengelus pipi milik Raska, gadis itu mendekati wajah Raska dengan begitu dekat.
"Apanya yang sakit Raska? " suaranya begitu lirih, jika mungkin Raska itu Dika bisa jadi sudah ada perbuatan aneh aneh dari lelaki ini.
"Aku enggak kenapa kenapa mesya, aku harus ke kelas" lelaki itu menegakkan tubuhnya tetapi kembali ambruk karena tak kuat. Tanpa sadar tangan gadis itu mengelus dada milik Raska.
"Nggak apa kamu istirahat di sini aja, maafin Dika"
"Dika gitu karena dia emosi. Bukan salah dia, lebih bagus dia lampiasin emosi itu ke aku dari pada orang lain apalgi sampe ke bar dan minum minuman keras yang bikin dia sakit" pernyataan hebat itu membuat Mesya menatapnya dengan penuh arti.
"Kenapa kamu sebaik itu? " baru kali Mesya merasakan berada di dekat lelaki sebaik ini.
"Dika susah orangnya jadi aku harus ngalah sedikit aja. Aku yang salah" dia meringiskan giginya pelan.
"Maaf" mesya menundukkan kepalanya, merasa salah dengan perbuatan Dika.
"Bahkan ini bukan salah kamu, kenapa malah minta maaf? " ucap Raska membuat gadis itu menatapnya kembali.
"Aku selalu suka kalo kedua sahabat aku cerita, sampe kapanpun. Aku mau kayak tadi karena itu kebahagiaan Dika" lelaki itu masih berusaha berdiri walau tak mampu.
Namun, Mesya juga sedikit kesal pada lelaki ini. Ia hanya mementingkan Orang lain daripada dirinya sendiri.
"Gimana sama kebahagiaan kamu? "
Raska tersenyum simpul, "kebahagiaan aku ada, ngliat kalian bahagia buat aku bahagia juga. "
"Aku cuma bersikap sewajarnya sebagai sahabat dia mesya, tenangin dia nanti ya. Aku yakin kamu bisa tenangin fikiran Dika yang masih tinggi" ucapan Raska membuat Ana menunduk dalam dan menggeleng.
Tanpa sadar ia menangis, "Dika jahat aku nggak suka dia kasarin aku terus"
Raska menatap sendu saat gadis itu memperlihatkan lukanya di lengan kiri, "Ini bekas pukulan dia"
Raska terkejut mendengar ini, sahabatnya itu punya sikap yang sama kepada kekasihnya?.
"Kamu juga bisa dapetin kebahagiaan itu mesya. Aku tahu dunia jahat sama kamu tapi kamu bisa buat berada di titik ini sekarang udah bikin kamu kuat mesya" ucap Raska dengan senyum di bibirnya.
Gadis itu memeluk tubuh Raska dengan pelan, "Keperawanan aku di ambil sama Dika ras"
Seketika dada Raska menghujam keras mendengar ini, dia paling tak suka jika ada perkataan sperti ini dan di lakukan pada wanita. Ia takut jika gadisnya juga akan sperti ini nantinya. Ia menarik tubuhnya dari pelukan gadis ini.
"Mungkin itu terlalu kurang ajar untuk kamu dapetin, yakin ada banyak lelaki yang bisa hargain kamu tanpa nafsu! "
Mesya menatap kedua mata Raska, "iya kamu! "
•••
Dika memasuki kelas setelah selesai di hukum oleh kepsek ia menggebrak meja milik Raska dengan kasar, semua siswa terkejut termasuk guru kecuali Raska. Lelaki ini tak mampu ttkejut karena hal sepele.
"Puas kan lo buat gue gini? " ia menggenggam surat peringatan di tangannya.
Tiba tiba wali kelas memasuki ruangan di iringi Raga di belakangnya. Lelaki itu melambai keras ke arah seisi kelas. Dan meringis kepada Raska, senyuman hangat Raga dapat dari Raska pagi hari ini.
"Anak anak kita kedatangan murid baru" ucap Desnita guru wali kelas mereka.
"Kalo anak gembel itu kita udah tau kali bu" ucap Farhan murid paling nyrocos di sana sambil menunjuk Raga dengan tak santai, membuat tangan kanan Raga menggayakan ingin meninju kepala lelaki tegap itu.
"Ayo nak masuk! " Bu Desnita mempersilahkan murid baru itu agar masuk kelas, gadis itu tak asing di mata Raska. Benar saja itu sepupunya yang dari Jepang tak lain ialah Agatha Bayangkari, pakaiannya memakai rok seksi seperti yang lainnya juga. Almet biru sudah di kenakan gadis itu dengan rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASKA
Teen FictionSederhana saja, ini cerita tentang bagaimana cara Raska Auky Adibara mencintai Ana Saraswati, gadis yang serba kurang dalam apapun termasuk kebahagiaan. KARENA SUATU KESALAHAN, MAAF CERITA KURANG BERURUTAN, SILAHKAN BACA DENGAN LIST URUTAN YANG BENA...