Ana merosot lesu di lantai dengan menggenggam secarik kertas yang dokter berikan tadi.
Kanker ginjal kronis.
Hal itu tertera di sana, hanya dia yang mengetahuinya sekarang. "Aku takut ma"
"Ana bukan wanita yang kuat, Ana takut ana bakal mati"
Gadis itu sedang berada di toilet karena merasa mual tadi, sedangkan Raska sudah menggedor gedor pintu sedari tadi.
"Raska aku nggak apa, aku cuma lagi mau cuci muka" teriak Ana berbohong.
Ana menggenggam jemari tangannya yang terasa dingin. Dokter bilang dia harus rajin cuci darah, bahkan untuk seumur hidup.
"Pasti sakit"
Ana berjalan keluar toilet dengan mata yang sembab akibat selesai menangis. Kertas itu ia lipat dan ia masukan di saku baju pasiennya.
"Kamu nangis Ana?" Ucap Raska yang menyadari jika gadisnya ini menangis. Namun Ana menggeleng pelan, gadis itu berbohong.
Ana mengedarkan pandangannya menatap Agatha dan Galaksi yang tertidur di di sofa, mungkin karena lelah menjaganya.
"Aku tadi kelilipan makannya aku cuci muka Raska"
"Dokter bilang aku boleh pulang, jadi aku bisa lanjutin kemah lagi"
Mendengar itu membuat Raska tersenyum. "Sakit apa, dokter udah bilang?"
Ana menunduk dan menggeleng sedikit. "Mungkin aku kecapean aja"
Raska menggenggam jemari Ana agar gadis itu kembali baring di brankarnya. Raska masih khawatir saat ini tentang keadaan gadis yang cintai ini.
"Ayo makan buburnya dulu ya, Raska suapin"
Ana tersenyum, gadis itu merasa beruntung di pertemukan oleh lelaki sebaik Raska. Saat Raska menyiapkan nya makanan di sebuah mangkok plastik tindakan nya harus terhenti saat Ana memegang tangannya lembut.
"Apa Raska pernah bohongin sesuatu dari aku?" Tanya Ana pada Raska yang kini menatapnya. Lelaki itu tertunduk dan kembali mempersiapkan bubur kembali.
"Ada" ucap Raska terus terang.
"Aku boleh tahu apa Raska?. Aku mau tahu apapun dari kamu hari ini, yang aku takutkan aku gak akan kesampaian denger cerita panjang kamu besok besoknya"
Kali ini Raska benar benar menghentikan langkahnya dan menatap kedu mata Ana yang terlihat sendu.
"Kamu pasti bakal nyesel kenal aku, aku jelek gak berguna"
Ucapan gadis itu tentu saja membuat Raska memeluknya erat, "Kenapa aku disini?. Ya karena aku mencintaimu na, kenapa kamu selalu bilang gitu. Banyak kelebihan dari kamu dan hanya orang yang melihatnya yang tau"
"Aku berasal dari keluarga yang berantakan dan hidup dalam keluarga kecil yaitu Raga dan Dika. Aku mencintaimu untuk pertama dan terakhir kalinya, satu lagi ada sakit yang harus aku jalani dengan tabah. Aku harus sembuh biar aku selalu bareng kamu"
"Sakit apa!??" Jujur saja Ana kaget mendengar jika lelakinya ini sakit. Hal itu membuat Raska tersenyum, nyatanya gadisnya ini juga mengkhawatirkan lelaki ini.
"Sakit biasa dan pasti sembuh" ucap Raska sembari mengaduk bubur untuk menyuapkannya ke bibir mungil Ana.
"Apakah sakit?" Pertanyaan itu membuat Raska menggeleng pelan.
Gadis itu mangap saat sebuah sendok masuk ke mulutnya, bubur ayam kesukaannya ini terasa enak disini. Lelaki itu tersenyum saat Ana memakannya tanpa perlawanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASKA
Teen FictionSederhana saja, ini cerita tentang bagaimana cara Raska Auky Adibara mencintai Ana Saraswati, gadis yang serba kurang dalam apapun termasuk kebahagiaan. KARENA SUATU KESALAHAN, MAAF CERITA KURANG BERURUTAN, SILAHKAN BACA DENGAN LIST URUTAN YANG BENA...