Raska terduduk lemah dengan kedua mata sembab di atas meja kelasnya.
Ramainya kelas membuat Raksa menutup kupingnya rapat rapat, tak ada buku yang biasanya ia baca lagi. Ia tak menyukai apapun lagi saat ini.
Ini hari pertama nya lagi memasuki sekolah setelah kepergian Ana.
Pagi ini terasa sepi di tambah lagi Raga dan Dika belum datang.
Agatha sudah pulang ke Jepang Minggu lalu dan membuatnya kembali jauh dengan sepupunya satu itu.
Raska meraba mejanya yang kini memang di belakang saat berganti posisi dengan almarhumah Ana dulu.
Ia memandangi papan tulis dengan tatapan kosong, di fikirannya hanya Ana dan Ana!.
"Ras, baguslah kalo Lo udah mau sekolah lagi" ucap Langit namun tak di gubris oleh Raska.
Lelaki yang biasanya begitu ramah tersebut menjadi sedikit cuek dan tak peduli sekitar.
"Raska, udah sarapan?"
Kali ini suara Mawar yang terdengar halus di depannya, namun Raska merasa jengah dan meletakkan kepalanya ke lipatan tangannya dengan cepat.
"Raska mau mawar belikan sandwich?" Tanya Mawar halus
Namun tak ada jawaban dari Raska yang kini malah sibuk bergelut dengan otaknya.
Masih ada bayangan Ana di otaknya walau sudah jelas jelas wanita itu menyakitinya sekarang.
Langit sekarang gelap karena mendung, lelaki itu menatap langit dari balik jendela dengan serius.
"Ana pasti kedinginan ya?"
Hari ini Raska memakai jaket tebal karena memang tubuhnya terasa rapuh.
Mawar mengusap pundak lelaki itu pelan namun yang ia rasakan adalah panas di tubuhnya walau sudah terbalut jaket tebal.
"Raska demam?"
Tak ada jawaban lagi dari Raksa, lelaki itu masih memandangi langit dengan begitu serius.
Lelaki itu berdiri dan berjalan menuju keluar kelas walau bel sudah berbunyi kencang. Bahkan Pak sandi yang merupakan guru olahraga sudah berjalan menuju kelasnya.
Lelaki itu berjalan menuju belakang aula sekolah dengan langkah begitu rapuh.
Ia duduk pada kursi di dekat lapangan basket kecil yang biasanya Raksa dan Ana duduki bersama.
"Apa yang terjadi lagi Ana, kenapa kamu tidak duduk di sampingku?"
Raska berbicara sendiri walau sadar tak ada satu orangpun disana. Lelaki itu memejamkan matanya pelan karena lelah.
"Biarin aku sentuh cintamu lagi Ana"
Raska memukuli dirinya sendiri dengan pelan, hingga terbatuk disana. Ia baru sadar hanya dirinya yang terjatuh dalam cinta bukan Ana.
Tiba tiba hidungnya mengeluarkan darah segar, iya dia mimisan.
Hal ini membuat Raska tersenyum meratapi dirinya sendiri, "Lihat aku kambuh Ana, usap ini lembut"
Lelaki itu membiarkan mimisan itu mengalir deras dan tak berniat mengusapnya hari ini.
"Ana jahat"
Tetapi sehabis mengucapkan itu Raksa menggeleng dan memukul kepalanya.
"Raska yang jahat Ana, maaf"
Kepalanya sakit dan hidungnya tak berhenti untuk mengalirkan darah.
Ia merogoh kalung yang berada di sakunya, "Cantik"
KAMU SEDANG MEMBACA
RASKA
Teen FictionSederhana saja, ini cerita tentang bagaimana cara Raska Auky Adibara mencintai Ana Saraswati, gadis yang serba kurang dalam apapun termasuk kebahagiaan. KARENA SUATU KESALAHAN, MAAF CERITA KURANG BERURUTAN, SILAHKAN BACA DENGAN LIST URUTAN YANG BENA...