RASKA-36

14 14 0
                                    

Kini Raga, Agatha dan Dika sudah berada di kamar Raska. Lelaki itu terbaring lemah di sana dengan luka lebam yang sangat parah.

"Jadi Lo di pukul sama bokap Ana?"

Mendengar itu membuat Raska menautkan alisnya, "Sttt"

Karena adanya keberadaan Galaksi di sana, ia tak mau adek satu satunya itu sampai mendengar apa yang terjadi kepadanya kemarin, itu akan merusak mentalnya juga.

"Iya iya, dia juga budeg mana denger"

"Ana mana ya, gue kangen banget sama dia" mendengar kalimat dari Raska itu membuat Raga memandangi jendela kamar Raska saat ini, di luar hujan. Mungkin saja gadis itu tak dapat menjumpai Raska karena beralasan ini.

"Hujan mungkin ras" ucap Agatha yang nyatanya sama pemikiran oleh Raga.

Raska berusaha meraih ponselnya di atas nakas namun di cegat oleh tangan kanan Dika.

"Lo harus istirahat, radiasi ponsel buat Lo makin down nantinya bego"

"Tapi gue harus tau kabar Ana, gue kangen Ana. Gue mau kasih dia sesuatu"

Kalimat terakhir dari Raska membuat kedua sahabatnya ini menautkan alisnya keheranan.

"Apa ras, duit ya?" Dengan lawaknya Raga malah berbicara seperti ini dan alhasil Agatha tertawa hebat disana.

"Ih kak Aga kayak hantu" ucap Gala yang kini memeluk tubuh Raska karena takut.

"Kayak hantu gini pacar bang Raga tau" ucapan Raga membuat Agatha menganga lebar di campur salting.

Raska tersenyum pelan saat nyatanya perlahan kini Raga mulai mencintai sepupunya dengan tulus.

"Apa yang mau Lo kasih ke Ana hujan hujan gini?" Tanya Dika pada Raska.

Raska meraih buku kecil di dekat tempat berbaringnya saat ini, sebuah buku kecil cantik itu ia tunjukkan pada ketiga orang ini.

"Ada surat buat dia ka"

Dika meraih tanpa izin buku kecil tersebut, "Lo diem disini biar gue yang kasih"

Raska tersenyum saat melihat Dika yang tak di sangka ingin mengantarkan sesuatu yang ingin ia sampaikan pada Ana.

"Tapi hujan nanti Lo sakit ka"

"Gue kuat kalo Lo gak tau, jangan remenhin gue" ucap Dika dengan memasang jaket Bima Vaska di sana.

Raga mengacungkan jempolnya, "Ini baru gentle"

"Dari dulu" ucap Dika dengan sombongnya.

Dika berjalan untuk berpamitan pada Anggota Bima Vaska lainnya lalu akhirnya benar benar pergi dari sana.

"Gue beruntung punya sahabat kayak kalian"

"Gue suka kalian"

Agatha melotot dan menoyor kepala Raska, "Jangan jangan Lo gay"

Raska hanya tertawa saat menyadari jika Agatha dan Raga punya sikap yang sama yaitu sama sama suka menoyor kepala orang.

"Gue juga bakal Gay kalo Dika dan Raga secantik Ana"

Mendengar itu membuat Semua anggota Bima Vaska tertawa geli. Sedangkan Raga bergaya muntah saat ini.

"Gue cuma punya Aga, bukan Lo huekk"

Raska tertawa dan mengusap kepalanya yang terasa sakit saat di toyor sepupunya tadi

•••

Dika menatapi rumah mewah di depannya ini, sudah lima menit ia tak henti mengetuk pintu rumah yang sering ia kunjungi tanpa sepengetahuan Ana ini.

RASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang