RASKA-14

36 21 1
                                    

Ratusan motor terpampang di Basecamp Bima Vaska, malam ini mereka akan bertatap langsung pada anggota ASOKA yang di ketuai oleh Noera. Raska menghembuskan nafasnya pelan saat Agatha menarik tangannya dengan kasar hingga berkali kali lelaki itu terjatuh.

"Gue latihan biar bisa ngajar tuh cowok" ucap Agatha dengan mendorong kuat tubuh Raska hingga hampir terjatuh lagi.

Raska menggeleng pelan, "Kamu gak boleh kenapa kenapa. Nanti luka gimana, aku nggak mau kamu sakit loh".

Hal itu membuat Agatha manyun dan menjauh dari sepupunya ini, " Males lah gak guna gue ke indo"

Para inti Bima Vaska termasuk Raga dan Dika sudah berada di sana, dengan tiba tiba Raga merangkul tubuh Raska yang sedang berdiri di sana. "Jangan tegang"

Raska hanya tersenyum pelan, "Gak apa ga, pasti bisa"

"Demi Ana kan? " sewaktu Raga menanyai nya seperti itu Raska sedikit melirik Dika takut takut Sahabatnya itu akan mendengar nya.

Lelaki berkaca mata itu malah sedang menatapnya dengan serius dari jarak jauh, membuat kontak mata mereka bertemu. Hal itu membuat Raska mengedarkan pandangannya menatap Raga kembali.

"Dika pasti masih marah sama gue ya ga?, gue keterlaluan. Apa gue minta maaf aja sama Dika biar dia enggak marah? " mendengar itu membuat Raga melotot dan memukul pundak lelaki ini pelan, membuat Raska kaget setengah mati.

"Lo ngapa malah pukul gue? " Raska tertawa pelan saat mendapat pukulan kuat seperti ini. "Kok gue di pukul, marah ya? "

"Lo soalnya sinting anjing gue sebel"

Lelaki berkaca mata itu berdiri dari duduknya dan berjalan melangkah menuju keberadaan Raga dan Raska.

"Punya masalah apa lo sama Noe, sampe dia ngajak duel kayak gini? " Dika menautkan alisnya tak suka saat menatap wajah Raska, lelaki itu hanya menggaruk kepala belakang nya. Dan meringis padanya.

"Kalo lo gak terbuka sama kita mending kita semua bubar" mendengar ucapan dari Dika membuat Raska memegang kedua pundak lelaki itu.

"Noe abangnya Ana ka"

"Terus hubungannya apa sama geng kita? " Dika menepis kasar kedua tangan Raska membuat Raska memudarkan senyumnya dan menatap sendu kedua manik mata Dika.

"Dia nggak setuju gue sama Ana ka"

Sontak membuat Dika terkekeh merendahkan Raska, "Emang kalian gak pantes bersatu"

"Heh upil jelangkung asal ngomong aje lo" Raga menjitak kening Raga hingga kening yang tadinya mulus itu memerah.

"Leher lo gue plintir pake colokan listrik baru tau lo" Lagi lagi Raga menjitak kepalanya hingga Dika menatapnya sinis bak setan, hal itu membuat Raska tersenyum pelan.

"Dika beneran suka Ana ya? " pertanyaan Raska membuat Dika kembali menatapnya, lelaki itu tersenyum miring dan mulai bersedekap dada.

Lelaki itu maju selangkah mendekati Raska, di kerumunan banyaknya anggota Bima Vaska hanya mereka berdua lah yang bercecok sekarang.

"Bukan urusan lo juga"

Langkahnya menjauh dari hadapannya menuju sofa sudut kembali dan sibuk dengan ponselnya di sana.

"Kasih aja Ana tai" Raska di kejutkan dengan ucapan Raga yang membuatnya benar benar lesu.

Raga memegangi kepalanya, "Lo bakal nyesel nanti kalo gak kasih dia"

"Kenapa?"

Raga menghembuskan nafasnya kasar, "Izinin dia suka sama tuh cewe ras"

Kali ini Raska benar benar lesu dan memilih berjalan ke depan dengan tak menggubris ucapan Raga, melepaskan cinta pertama nya bukan hal yang mudah baginya apalgi gadis sebaik Ana hanya satu dan harusnya jadi miliknya bukan Dika atau siapapun.

RASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang