RASKA-54

7 7 0
                                    

"Jadi kamu di usir mama kamu?" Tanya Raska yang telah mendengar curhatan wanitanya sejak tadi.

Kini mereka berada di rumah sederhana milik Ana, Raska memutuskan menemani Ana disana malam ini.

Ana mengangguk pelan dan menatap sendu Raska yang kini juga telah menatapnya.

Tangan Raska meraih jemari Ana perlahan, "Bisa aku jadi senderan mu?"

Raska mendekatkan tubuhnya pada Ana, meletakkan kepala Ana pada bahunya.

"Masih ada aku untuk jadi rumah dan tempat pulangmu cantik" ucap Raska dan membuat hati Ana sedikit tenang.

"Mereka gak pernah jadi rumah ternyaman bagi aku Raska, cuman kamu" ucap Ana menunduk lesu.

"Ada saatnya mama kamu bakalan sayang sama kamu Ana, aku yakin itu" ucap Raska.

Wanita itu tanpa ragu memeluk tubuh Raska pelan, wanita yang kini sudah membuka hijabnya dan menampakkan kepala botaknya.

"Aku malu sama kamu Raska"

"Aku jelek, bodoh, keku-"

"Kenapa kamu bilang gitu?" Ucap Raska memotong ucapan Ana yang mungkin saja wanitanya terjebak mood buruk malam ini.

"Kamu cuma lagi down aja makannya kamu mikir yang aneh aneh"

"Tumpahin semuanya sama aku na, biar hati kamu gak berat mendem masalah sendiri, jangan pernah merasa hidup kamu berakhir di detik ini aja, masih ada esok yang mungkin aja janjiin kamu hal yang lebih baik lagi"

Kalimat panjang yang Raska lontarkan itu membuat Ana terpejam hangat dalam pelukan Raska.

"Terimakasih sudah membuat aku merasa diistimewakan" ucap Ana.

Raska tanpa sadar tersenyum hangat disana lalu mengusap lembut tubuh Ana.

"Iya calon istriku"

Mendengar itu membuat Ana sendu, bukannya tersenyum hangat ia bahkan malah terkacau oleh hati dan fikirannya sekarang.

"Apa mungkin kita dapat bersatu semudah itu Raska?"

Jam sudah menunjukkan pukul 21:45 malam, Ana menarik tubuhnya dari pelukan Raska.

"Aku ngantuk Raska"

"Boleh aku izin tidur?"

Raska mengangguk pelan, "Tidur di pangkuan aku, mau?"

Pertanyaan Raska membuat Ana tersenyum hangat lalu mengangguk kencang.

Ana membiarkan kepalanya berada di atas paha lelaki yang benar benar ia cintai ini.

"Ada satu orang yang persis seperti kamu Raska"

"Tapi dahulu..." Ucap Ana tersenyum hangat tepat menatap Raska dari bawah.

Wanita itu kini telah terbaring di atas paha lelaki itu, jujur saja ia begitu nyaman berada di dekat Raska.

Mendengar itu membuat Raska menampilkan wajah bertanya tanya.

"Apa kamu pernah jatuh cinta sebelumnya?"

"Maksudnya, sebelum aku?" Tanya Raska membenarkan pertanyaan awalnya.

Raska merasa wanitanya menyembunyikan sesuatu padanya, namun Ana menggeleng keras.

"Aku tak pernah jatuh cinta sebelum kamu, mungkin.."

RASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang