Raska hanya berekspresi biasa dan tak menggubris nya dengan serius.
"Oh iya jangan lupa besok kita ada acara sosial dan Jumat kita kemah, Lo gak lupa kan ga?. Besok pake baju batik rapi" ucap Raska mengingatkan sahabatnya ini tetapi lelaki berginsul itu hanya menganga lebar.
"Mawar pasti cantik banget besok" mendengar itu mawar yang baru datang menghentakkan kakinya kasar. Agatha yang tadinya ceria sekarang menjadi punya tatapan begitu sendu di sana.
Raska yang sadar jika Agatha sedang bersedih berusaha mencairkan suasana. Ia berdiri dan menggenggam jemari Agatha dengan erat.
"Udah sarapan?" Mendapat pertanyaan itu membuat Agatha otomatis menggeleng.
"Ayok ke kantin sama aku, kamu gak boleh telat makan" Mendengar itu seisi kelas di buat nganga lebar. Mereka sudah tau jika Raska adalah sepupu gadis Jepang ini tetapi apakah harus seperhatian ini?.
"Gue udah bawa bekal roti kok" gadis itu tersenyum simpul, "Thanks udah ingetin gue"
Raska yang tahu jika Agatha punya asam lambung tak ingin gadis tersebut sampai Agatha sakit perut.
"Buat gue aja traktirannya" tiba tiba Raga meringis sambil berkata hal seperti ini membuat Raska tertawa pelan di sana.
"Iya nanti gue traktir kok"
Saat Dika baru datang, Raska melotot ketika mengetahui wajah Dika yang membiru bekas pukulan. Dika yang berjalan menuju bangkunya di hampiri oleh Raska dengan prihatin.
"Muka Lo kenapa?, Siapa yang berani mukul Lo ka?" Raska menghentikan langkah Dika, jujur saja tampak wajah khawatir dari Raska saat ini ketika mengetahui wajah Dika yang sudah terluka sekarang.
"Bukan urusan Lo"
Setelah mengucapkan itu Dika menepis kedua tangan Raska yang memegangi kedua pundaknya. Ia berjalan kembali ke arah bangkunya, ia menundukkan kepalanya ke lipatan tangannya di atas meja. Lelaki itu tampak menangis di sana.
"Lo bisa cerita ke kita kalo Lo punya masalah ka, kita keluarga Lo kan?. Gue bis-"
"Bisa Lo jangan bacot di depan gue?" Belum sempat Raska selesai berbicara lelaki itu sudah mendorong tubuh nya hingga terjatuh. Lelaki berkaca mata itu menangis di sana.
Raga menghentikan tindakan Dika yang ingin menghajar Raska di sana,
"Sensi amat Lo pagi pagi, Raska nanya keadaan Lo ka bukan nantangin Lo""Gue gak peduli anjing. Gue gak berguna buat sekedar di tanya kabar"
Mendengar kalimat rapuh itu Raska berusaha berdiri dan memeluk sahabatnya ini. "Siapa yang nyakitin Lo ka?"
Raga menyusul memeluk Dika dalam. Sedangkan Agatha hanya berdiri di sebelahnya, ia tak mungkin banyak bicara karena tak tahu masalah nya.
"Papa gue" bukan tak lain lagi, Papa Dika yang bernama Reza itu kembali dan melakukan hal yang kadang membuat mental Dika down sejadi jadinya. Lelaki itu mengusap pipinya yang sudah menangis hebat kali ini.
"Kenapa Tuhan gak ciptain gue di keluarga yang harmonis" lelaki itu memukuli kepalanya sendiri, Raska dan raga berusaha menghentikan kelakuan lelaki berkaca mata ini.
"Kapan Lo butuh, Lo langsung bilang sama kita ka. Kita gak jauh jauh bakal ada di sini buat Lo. Masalah yang terjadi sama Lo, itu juga masalah buat gue. Kapan Lo di pukul?" Tanya Raska dengan menarik tubuhnya dari pelukan nya tadi.
"Semalem, di bar pas habis pulang dari basecamp. Bokap gue mabuk dalam kondisi sewa cewe, gue yang lihat gak terima dan berusaha narik bokap gue buat pulang tapi dia malah gak terima dan mukulin gue di sana. Untungnya ada nyokap gue dateng dan nolongin gue" ucap Dika yang menjelaskan, lelaki itu menunduk dalam di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASKA
Teen FictionSederhana saja, ini cerita tentang bagaimana cara Raska Auky Adibara mencintai Ana Saraswati, gadis yang serba kurang dalam apapun termasuk kebahagiaan. KARENA SUATU KESALAHAN, MAAF CERITA KURANG BERURUTAN, SILAHKAN BACA DENGAN LIST URUTAN YANG BENA...