RASKA-39

14 16 4
                                    

Dua Minggu kemudian..

Raska telah menatap kedua sahabatnya yang masih sibuk adu argumen di basecamp besar ini.

Mereka meributkan tentang hal sepele yang selalu terjadi bahkan setiap hari.

Jam menunjukkan pukul 8 malam. Semua anggota Bima Vaska berada di sana.

"Besok Minggu kita Adain kegiatan sosial buat anak yatim piatu"

Ucap Raska yang membuat Semua anggota Bima Vaska menoleh padanya.

"Boleh juga ras, gimana kalo kita bantu dengan beberapa makanan yang kita bawa?" Usul Dega, salah satu anggota Bima Vaska yang terkenal aktif juga di sana. Raska mengangguk anggukan kepalanya pelan.

"Bermanfaat juga, kalo mau lebih dari kalian juga boleh usulin. Kita bahas sama sama, semua anggota juga berhak berpendapat ya" ucap Raska sambil tersenyum tipis.

Raska merupakan ketua yang bijak dan tak mementingkan diri nya sendiri. Ia selalu memikirkan anggotanya dan mempersilahkan mereka jika ada yang ingin berpendapat lebih baik lagi.

"Gimana kita bawa hiburan, kayak semacam badut buat anak anak atau gak lainnya yang menarik" ucap Ade, anggota Bima Vaska juga.

"Dan apa aja yang bermanfaat, misalnya nyekolahin mereka dan kasih mereka tempat tinggal"

Raska tak merasa keberatan dengan semua pendapat, baginya ini tak perlu di permasalahkan karena mereka semua juga mampu untuk melaksanakan nya. "Oke gue setuju"

Raska tersenyum kepada semuanya karena telah antusias dengan ide baiknya.

"Gue ikut dan mau di bonceng sama Lo Ras" ucap Delia berjalan pada lelaki yang berdiri di tengah tengah perkumpulan ini.

Raska menggeleng pelan, "Aku sama Ana ,Del"

Seperti biasanya Delia akan menggerutu dalam hati ketika lelaki itu berjalan menjauhinya saat ini.

Raska perlahan berjalan menuju Dika dan Raga yang duduk di sofa memanjang di sana.

"Jauhan Lo dari gue sialan" ucap Raga sambil merangkul Agatha, dan menunjuk wajah Dika yang begitu datar sekarang.

Lelaki berkaca mata itu menatap tak suka pada Raga yang sudah mengusir nya saat ini.

"Pergi aja deh Lo dari rumah gue"

Namun Raga malah meringis saat Dika dengan santainya mengusirnya dari rumahnya yang selama ini ia tempati dengan gratis.

"Nanti gue pergi kalo gue udah kaya" ucap Raga yang membuat Raska tersenyum geli saat ini.

Dika berdecih pelan.

"Kan Lo kalo udah kaya lupa sama gue, najis banget" ucap Dika blak blakan.

"Udah jangan ribut, kita bisa sukses sama sama kok. Dan sampe kapanpun kita bertiga sahabat" ucap Raska sambil menatap kedua sahabatnya dengan tenang.

"Kecuali Lo, Lo ngrepotin doang soalnya"

Lagi lagi Dika membuat Raga tertawa walau terlihat menutupi kecewanya saat Raga mengucapkan hal menyakitkan tersebut.

Raska memudarkan senyumnya ketika merasa Raga sakit hati saat ini. Bahkan Raga terlihat diam setelah tertawa terpaksa seperti tadi.

Raska menepuk pundak Raga pelan, "Maaf atas kalimat kasar Dika"

Suaranya begitu lirih hingga hanya Raga yang mendengar nya.

"Gak apa kali, santai aja"

Lelaki berginsul itu menampakkan tatapan sendunya.

RASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang