"Maafin Ana tapi Ana capek bang"
Caramel yang melihat Ana berada di peluk Dega merasa iri hati sekarang.
Ia hanya dapat menelan ludah kasar saat emosinya ia pendam sendiri.
"Masih ada abang, papa kemana?"
Ana hanya terdiam saat Dega bertanya seperti itu, ia baru memikirkan papanya yang sakit kemarin.
"Papa sakit"
Mendengar itu membuat Dega yang tadinya tersenyum kini malah memudarkan senyumnya, bukannya tak kaget, Dega benar benar terkejut mendengar itu.
Ana dan Ani selalu di dalam pengawasan Dega sekarang walau mereka tak tahu.
"Antar Ana ke tempat Raska bang" ucap Ana tak melepas pelukannya.
Dega menggeleng, "Untuk apa?"
"Ana mau curhat sama dia" ucap Ana pelan.
Jujur saja jika belum di beri solusi oleh lelakinya, otaknya terus saja berkeliaran bebas dengan gempingan masalah ini.
Ana menangis di pelukan Dega kali ini. Suara tangisannya tersedu sedu disana.
"Apa Ana gak pantas bahagia bang?" Tanya Ana di sela tangisannya.
Caramel memilih duduk di dekat Dega yang sudah memeluk tubuh Ana erat.
"Semua orang pantas bahagia termasuk orang tersulit sekalipun"
"Kalo kamu merasa hari hari terasa sulit kamu salah, masih ada orang orang yang sayang sama kamu Ana" ucap Dega antusias dan mengusap air mata Ana lembut.
"Bang Dega sayang aku?" Tanya Ana pelan
Dega mengangguk kuat sekarang, lelaki berumur 21 tahun itu tersenyum hangat.
" Cuma orang bodoh yang bilang gak sayang kamu dek"
Tangan Dega sengaja ia usap usap ke atas puncak kepala Ana yang terbalut hijab.
Entah kenapa Caramel merasa cemburu dengan perlakuan Dega, padahal jelas jelas Ana adalah adek kandung Dega.
"Caramel keluar dulu ya" ucap Kara yang beranjak berdiri.
Gadis dengan kucir kuda itu terlihat manyun sekarang, ia benar benar kesal karena tak di perhatikan oleh Dega.
Tangan Dega meraih tangan lembut milik Caramel, "Mau kemana?"
Senyum milik Dega begitu terukir disana, tipis namun jelas. Ia tahu jika Caramel memang tak suka jika perhatian nya lebih banyak kepada wanita lain.
"Nanti Dega belikan permen deh"
Namun Caramel malah menggeleng karena masih marah, gelengannya kuat dan membuat Dega malah tertawa pelan.
"Yaudah beli permennya plus pabriknya ya"
Ucapan Dega membuat Caramel menghilangkan manyunnya, memang benar ucapan Dega tak pernah berbohong pada Caramel apapun itu dan kalimat tadi bukan kalimat penenang saja.
Caramel meraih tangan Dega pelan dengan senyum yang seakan akan terukir disana.
"Mauu.." ucap Caramel manja.
Ana tersenyum pelan melihat ini, nyatanya Caramel terlalu manja dengan Dega dan takut perhatian Dega terbagi oleh siapapun termasuk dirinya.
"Ana pergi aja ya bang" ucap Ana pelan karena merasa jika Caramel tak suka jika ada keberadaan nya disana.
Dega yang tadinya mengusap tangan Caramel kini beralih meraih tangan lembut wanita yang bernotabe adek kandungnya ini.
Perlakuan tersebut tentu saja membuat Caramel kembali marah pada Dega.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASKA
Teen FictionSederhana saja, ini cerita tentang bagaimana cara Raska Auky Adibara mencintai Ana Saraswati, gadis yang serba kurang dalam apapun termasuk kebahagiaan. KARENA SUATU KESALAHAN, MAAF CERITA KURANG BERURUTAN, SILAHKAN BACA DENGAN LIST URUTAN YANG BENA...