Taraaaa><
Nyatanya di RASKA, saya sering nyapa. Saya baik hati dan tidak sombong di sini ya guysss!Loveyuu lagi?
"Sama siapa kamu?"
"Apa yang kamu bicarain, kalo nyatanya benar aku suka sama Raska itu bukan masalah sama sekali kan?" Ucap Ana setelah sampai di rumah di antar oleh Zaki.
"Gue cowo Lo bego"
Zaki masuk kamar gadis itu dan menarik tangan Ana agar ia ikut masuk. Pemberontakan selalu ada dari gadis ini padanya. Lelaki itu mengunci pintu kamar Ana dengan kunci serep.
"Buka Ki, cepet!!" Ana yang biasanya lembut kini menggunakan nada tinggi. Jujur saja, hanya ada mereka berdua di rumah ini, entah yang lain kemana.
Lelaki itu memaki pergerakan Ana, dengan menempelkan tubuh Ana tepat di Pintu. Tangan Zaki merapikan hijab yang sudah berantakan ini.
"Jangan lupa kalo aku cowo kamu selama ini, jangan bikin aku kasar sama kamu. Jangan deket sama cowok lain selain aku sayang" Zaki yang mengusap pipi mulus Ana terkena tepisan kasar dari Ana.
Gadis itu mendorong tubuh Zaki yang terlalu dekat dengannya. "Gak Sudi"
Zaki yang kesal terkena dorongan itu memukul Ana berkali kali saking kesalnya. Hingga gadis itu terbentur ke ujung meja kayu. Kepalanya berdarah, hal itu membuatnya pusing. Gadis itu menangis karena takut dengan perbuatan Zaki yang selalu berbuat seperti ini.
Zaki yang menyadari perbuatannya salah mencoba memeluk gadis itu. Menggendong nya dan menaruhnya ke kasur empuk milik gadis itu, lelaki itu menahan darah yang terus terusan keluar dari kepala Ana.
Lelaki itu meraih p3k di laci kamar gadis itu, meraih perban dan plester di sana. Zaki membalut kepala Ana dengan perban.
"Maaf ya"
Tak ada jawaban dari Ana, gadis itu masih menangis tanpa suara ketika menahan sakit di kepalanya. Zaki memeluk gadis itu dan menaruh dalam kepala Ana ke dadanya. Tangannya mengelus punggung Ana agar gadis itu mau diam.
"Mulai besok kamu sama aku ya, Raska bukan cowo baik kalo semisal kamu suka dia. Papa kamu udah jodohin kamu sama aku"
•••
Raska dan anggota OSIS lainnya tengah sibuk mempersiapkan acara sosial pagi ini. Bahkan dari berangkat sekolah sampai sekarang Raska tak henti hentinya hanya untuk beristirahat sejenak. Kini mereka tengah duduk di luar aula.
Mesya yang juga termasuk anggota OSIS itu membantu Raska tentang semuanya. Raska terlihat tampan hari ini karena memakai batik begitu rapi. Acara akan di laksanakan di aula sekolah jam 13:10 nanti. Sekitar 10 menit lagi acara akan di mulai.
"Minum dulu Raska, kamu nggak istirahat dari tadi" Mesya mengulurkan sebotol air minum pada Raska. Lelaki itu hanya menggeleng pelan.
"Aku enggak haus Mesya, buat kamu aja" lelaki itu masih sibuk dengan puluhan kertas yang harus ia cek satu satu. Sesekali ia menoleh ke tamu tamu yang baru datang dan memasuki ruang aula. Ia terlihat sangat sibuk sekarang.
Tiba tiba Raga, Agatha, Dika dan Ana datang kesana. Ana begitu cantik hari ini di mata Raska, kedatangan gadisnya membuat Raska menghentikan perbuatannya dan mengamati tiap langkah Ana yang begitu indah. Lelaki itu bisa meninggalkan tugas penting dengan cepat hanya karena Ana Saraswati.
"Siapa?" Mesya menunjuk gadis yang asing baginya hari ini.
"Ana Saraswati, cantik ya?" Pertanyaan dari bibir Raska membuat Mesya keheranan. Pasalnya tak ada yang cantik dari gadis berisi itu, satu hal pun tak ada.
Tak ada balasan dari Mesya. Ia memilih diam saat keberadaan Dika berada di dekatnya saat ini. Sedangkan Ana yang mengulurkan minuman pada Raska di terima dengan baik, sangat baik.
"Terimakasih cantik" Raska meminum nya dengan kehausan, sampai ia meminum setengah botol dari minuman tersebut.
"Capek bos?, Nih ha benerin rambut Lo" ucap Raga sembari menoyor kepala Raska, lelaki itu tak menghilangkan tawa sedari tadi. Agatha yang berada di sampingnya melotot sejadi jadi.
"Ini mah Lo yang bikin berantakan sialan" Agatha tersenyum simpul sekarang.
Namun tak ada percakapan dari Mesya dan Dika. Mereka sama sama diam walau berdekatan.
Raska menarik lembut tangan kanan gadis itu untuk mengikutinya, "Ikut aku yok"
Gadis itu mengangguk pelan mendengar ajakan dari lelaki yang sekarang ia cintai ini. "Gue izin mau ngomong berdua sama Ana dulu ya"
Setelah merasa ia izin pada sahabat sahabatnya ia baru pergi ke belakang aula dan menuju tempat duduk di dekat pohon beringin besar.
Lelaki itu mempersilahkan gadisnya duduk, "Serem ya pohonnya?"
Ia mengucapkan kalimat tersebut sembari duduk di samping Ana dengan cukup hati hati.
Namun gadis itu menggeleng dan tersenyum simpul kepada Raska. Bagaimana bisa Raska menipunya dengan kalimat bohong seperti itu.
"Oh iya nggak serem soalnya kamu udah ada di samping aku sekarang" gombalan itu dapat membuat Ana tersenyum malu.
"Aku boleh tanya sesuatu sama kamu?" Tanya Raska serius tiba tiba. Lelaki itu menyampingkan tubuhnya agar bertemu titik dekat dengan gadis ini.
"Boleh, Raska mau tanya apa?" Tak di sangka gadis itu malah mengusap pipi mulus milik Raska, jujur saja membuat Raska tersenyum lebar kali ini.
Raska menggenggam tangan Ana yang mengelus pipinya barusan. Kembali menatap gadis yang ia cintai ini dengan begitu serius.
"Kamu punya pacar?" Mendengar pertanyaan itu membuat Ana menurunkan tangannya dan beranjak berdiri dari sana.
"Aku lupa, aku harus kerjain soal dari ayah semalam" ucapan ana itu semua bohong ia hanya ingin menghindar dari pertanyaan bodoh dari bibi lelaki yang ia cintai. Namun saat Ana melangkah pergi tangannya tercekal pelan oleh Raska.
"Apa yang kamu sembunyiin dari hidup aku Ana?"
Ana menunduk dalam, "Kamu nggak perlu tahu siapa dia"
Raska menautkan alisnya sekarang, "kenapa?. Apa aku gak seberharga itu jadinya aku nggak perlu tahu luas tentang kamu. Apa rasa cinta aku nggak terbalas lebih dari kamu?"
Suara Raska begitu lembut, sejak pertama jumpa Ana sudah di buatnya jatuh cinta walau benar saja dia sudah di jodohkan oleh Zaki sebelumnya.
"Papa jodohin aku sama Zaki, bahkan sebelum aku kenal kamu"
Ucapan itu membuat Raska melepas cekalan pelannya. Tatapan lelaki itu menunduk, "Kenapa sebelumya kamu gak pernah mau terbuka?"
"Kamu cinta sama Zaki?" Tanya Raska pada Ana dengan pelan. Gadis itu menggeleng dan memeluk tubuh tegap milik Raska. Ana menempatkan kepalanya ke dada bidang milik Raska. Ia menangis di sana.
"Papa selalu menekan kalo aku harus turutin semua kemauan dia Raska"
Raska membalas pelukan itu dengan erat. "Aku mencintaimu dan akhirnya akan seperti itu selamanya Ana"
"Raska akan bantu kamu, sebisa aku"
"Karena Raska cinta sama kamu selamanya, sampe kapanpun itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
RASKA
Teen FictionSederhana saja, ini cerita tentang bagaimana cara Raska Auky Adibara mencintai Ana Saraswati, gadis yang serba kurang dalam apapun termasuk kebahagiaan. KARENA SUATU KESALAHAN, MAAF CERITA KURANG BERURUTAN, SILAHKAN BACA DENGAN LIST URUTAN YANG BENA...