Season 2 : Chapter 9

79 6 4
                                    

"Sial, mau apa kau kemari?" tanya Yuki yang yang sedang dibalik meja kasir memandang gadis tak diundang yang muncul didepannya.

"Aku hanya membeli minuman" kata gadis tersebut sambil menaruh minaruh beberapa minuman kaleng diatas meja kasir.

Dengan ogah-ogahan Yuki menghitung minuman yang dibeli pelanggannya itu.

"Sebenarnya apa maumu?" tanya Yuki pada gadis bernama Takayanagi Akane itu.

"Sudah kubilang sebelumnya aku ingin menanyakan sesuatu padamu, aku tak ada niatan bertarung denganmu" jawab Akane.

"Aku sedang bekerja"

"Kalau begitu aku akan menunggumu pulang" kata Akane.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ren apa kau sudah selesai?" tanya Sasshi sambil memasuki kamar melihat Rena yang dari tadi sibuk memakai dasinya.

"Sebentar Sasshi, sebentar lagi selesai" jawab Rena yang masih sibuk memakai dasinya meski terlihat tidak rapi.

"Sini biar kubantu" kata Sasshi sambil membantu Rena memakaikan dasinya.

"Terimakasih" kata Rena smabil mengalihkan perhatiannya kearah lain guna menghindari kontak mata langsung dengan gadis didepannya.

"Sudah selesai, mudah bukan" kata Sasshi setelah selesai merapikan dasi tersebut.

"Ngomong-ngomong dimana tempatnya?" tanya Rena, hari ini mereka berdua akan mengunjungi pernikahan salah satu teman Sasshi yaitu Unagi.

.
.
.
.
.
.
.
.

"Oh ya Ren, aku punya permintaan"

"Apa itu?"

"Nanti disana bilang kalau kau adalah suaimiku dan kita sudah menikah diam-diam setahun yang lalu" jawab Sasshi.

"Eh! Kenapa memangnya?"

"Aku hanya malas ditanya kapan nikah sama mereka karena teman-temanku sudah menikah semua" jawab Sasshi.

"Begitu ya,,,"

"Kita juga harus berperilaku seperti suami istri" kata Sasshi sambil menggandeng tangan Rena dan memasuki aula pernikahan.

.
.
.
.
.
.
.
.

Mereka berdua sampai di aula pernikahan dimana disana sudah dipenuhi para tamu undangan, termasuk mantan anggota team hormone yang sedang berkumpul didampingi pasangan mereka masing-masing.

Terlihat para anggota team hormone yang terkejut melihat Sasshi bersama seorang pria yang tak mereka kenal.

"Sepertinya kau sudah memiliki pasangan Wota" kata salah satu anggota team hormone yaitu Akicha.

"Dia suamiku, Kawakami Ren" jawab Sasshi yang membuat teman-temannya melongo karena yang mereka tau Sasshi tak pernah dekat dengan lelaki manapun.

"Eh,,, suami?"

"Kawakami Ren desu" kata Rena sambil membungkukkan badannya.

"Sejak kapan kalian menikah?"

"Sebenarnya kami sudah menikah setahun yang lalu, tapi Ren-kun ada kepentingan diluar kota dan baru datang seminggu yang lalu, benarkan Anata?" kata Sasshi.

"Eh,, i-iya benar, setelah menikah dengan Sasshi aku ada urusan pekerjaan dan baru kembali seminggu yang lalu" jawab Rena.

"Begitu ya,, tapi kenapa kau tak pernah bercerita pada kami?"

"Bukan apa-apa, aku hanya belum ingin menguak hubungan kami" jawab Sasshi dan sepertinya para anggota team hormone juga percaya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Didepan minimarket terlihat Akane yang sedang menunggu sambil meminum beberapa minuman kaleng yang sudah ia habiskan beberapa.

"Kenapa kau masih disini?" tanya Yuki yang sedang membuang sampah didepan minimarket.

"Menunggumu" jawab Akane tanpa mengalihkan perhatiannya.

"Dasar merepotkan" kata Yuki sambil menutup gerbang minimarket pertanda jam kerja sudah habis.

Tanpa menghiraukan Akane, Yuki berjalan pulang sendiri seakan tak ada orang yang menunggunya dari siang tadi.

"Tunggu Kashiwagi" kata Akane sambil mengejar Yuki yang sudah berjalan menjauh, karena jalan Yuki yang sangat cepat Akane harus setengah berlari untuk mengejarnya.

"Jangan panggil namaku" kata Yuki.

"Lalu aku harus memaggilmu apa?" tanya Akane.

"Jangan bicara denganku"

"Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu" kata Akane tapi Yuki seakan tak bergeming.

"Kau mengenal Rena sejak kecil kan?"

"Lalu?" kata Yuki yang mulai bergeming karena menyangkut Rena.

"Aku akan memberitahu suatu hal asalkan kau mau membantuku"

"Apa maksudmu?" tanya Yuki, selain itu ia penasaran kenapa Akane begitu ngotot untuk berbicara dengannya.

"Rena masih hidup"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kembali keacara pernikahan yang masih berlangsung dengan meriah terlihat Rena dan Sasshi yang duduk disalah satu tempat yang sudah disediakan sambil menikmati hidangan yang tersaji.

"Sasshi apa kau tak ada niatan menikah seperti teman-temanmu?" tanya Rena tiba-tiba.

"Sepertinya tak perlu, lagipula aku belum tertarik dengan siapapun" jawab Sasshi

"Begitu ya,,,, memangnya kenapa-" tanya Rena yang belum selesai menyelesaikan perkataannya karena tiba-tiba Sasshi beranjak.

"Aku mau ke toilet dulu" kata Sasshi sambil beranjak pergi menuju toilet meski alasan sebenarnya karena ia tak ingin menjawab pertanyaan Rena karena obrolan mengenai pernikahan salah satu hal yang ia hindari.

"Sasshi" gumam Rena, sebenarnya ia merasa kasihan pada Sasshi dan ia berharap Sasshi menemukan pasangan yang tepat, tapi disisi lain ia tak rela jika Sasshi bersama orang lain.

"Sedang memikirkan sesuatu?" tanya seseorang yang tiba-tiba duduk disamping Rena.

"Bukan apa-apa" jawab Rena sambil menoleh dan betapa terkejutnya ia melihat siapa yang disampingnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC


.
.
.
.
.

Chapter ini masih pendek banget wkwkwkwk, tak apalah permulaan setelah lama gak nulis

GekiWotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang