Chapter 31

184 5 100
                                    

"Akhirnya sampai juga" kata Rena yang baru saja memarkirkan mobilnya, ia baru saja sampai setelah dari luar kota untuk urusan pekerjaan.

"Tadaima"

Rena masuk dan melihat suasana yang sangat sepi karena memang hari sudah malam.

"Sudah pukul 23.20, mungkin Sasshi sudah tidur" kata Rena sambil melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam.

Setelah menaruh barang-barangnya Rena langsung menuju kamarnya untuk melihat Sasshi dan anaknya uang mungkin sudah tidur.

"Sasshi, kau belum tidur" kata Rena melihat Sasshi yang duduk ditepi ranjang sementara anaknya sudah tertidur pulas diranjang khusus bayi.

"Tidak, aku baru saja bangun setelah mendengar kamu datang" jawab Sasshi karena ia terbangun saat mendengar mobil Rena yang memasuki parkiran rumah.

"Begitu ya, kau mau makan, aku sudah membelikan kare untukmu" kata Rena
sementara Sasshi hanya menggangguk pelan.

"Kalau begitu kau tunggu ruang makan, aku akan memanaskan nasi dan kare nya dulu" kata Rena sambil menuju dapur menyiapkan makanan untuk Sasshi sementara Sasshi hanya mengikut saja.

Sasshi hanya diam sambil memandang Rena yang sedang menyiapkan makanan, ia masih memikirkan apa yang baru saja ia temukan tadi.

'Bagaimana Rena-chan bisa memiliki syal itu, apa Rena-chan pernah bertemu dengan Ren, atau jangan-jangan,,,,, ' batin Sasshi mulai memikirkan berbagai kemungkinan bagaimana Rena bisa mendapatkan syal yang jelas-jelas ia berikan pada laki-laki bernama Ren.

"Rena-chan"

"Ada apa?" tanya Rena yang sedang menyiapkan makanan.

"Aku ingin bertanya sesuatu?"

"Apa itu?"

"Apa kamu kenal dengan Kawakami Ren?" tanya Sasshi yang langsung membuat Rena menghentikan apa yang sedang ia lakukan, terlihat Rena yang terdiam beberapa saat setelah Sasshi menanyakan hal itu.

"Siapa dia? aku tak mengenalnya" jawab Rena sambil melanjutkan apa yang sebelumnya terhenti.

"Jika kau tak mengenalnya, darimana kamu mendapatkan ini" tanya Sasshi sambil menunjukkan syal yang ia temukan tadi.

Rena langsung membulatkan mata terkejut melihat apa yang Sasshi tunjukkan.

"I-itu, k-kalau syal itu" kata Rena yang terlihat bingung harus berkata apa.

"Darimana kamu mendapatkan ini?" tanya Sasshi semakin menyudutkan Rena.

"I-itu, a-aku mendapatkannya dari seseorang" jawab Rena.

"Dari siapa?" tanya Sasshi.

"Aku tak tau siapa dia"

"Apa-" tanya Sasshi tapi langsung dipotong Rena.

"Sudah jangan pikirkan, ini makanannya sudah siap, aku akan tidur dulu" kata Rena sambil berjalan pergi karena ia tak ingin jika Sasshi terus menghujaminya dengan berbagai pertanyaan.

"Tunggu" kata Sasshi sambil menahan tangan Rena yang akan pergi.

"Kawakami Ren, dia adalah dirimu sendiri kan?" tanya Sasshi

"Kenapa kau berpikir seperti itu?"

"Aku hanya menebak saja, karena setelah kupikir-pikir kamu dan Ren sangat mirip"

"Apa maksudmu Sasshi aku tak mengerti, selain itu siapa orang bernama Ren itu?"

"Saat aku di Fukuoka, aku bertemu pria bernama Kawakami Ren dan aku memberikan syal itu padanya, kenapa kamu bisa memiliki syal itu?" tanya Sasshi yang kembali membuat Rena memutar otaknya mencari alasan.

"Aku memang tak mengenalnya, tapi memang ada pria yang memberikan ini padaku" jawab Rena.

"Begitu ya, tapi bagaimana bisa orang yang tak mengenalmu bisa memberikan ini padamu" tanya Sasshi yang kembali membuat Rena semakin memutar otak mencari alasan yang tak menimbulkan pertanyaan lain.

"Pria itu sering makan direstoranku dan kami juga jadi sering bertemu, dia tiba-tiba memberikan syal ini padaku, dia bilang kalau syal ini memang hadiah untukku"jawab Rena sementara Sasshi hanya diam beberapa saat.

"Begitu ya" kata Sasshi meski masih terlihat jelas keraguan diwajahnya.

"Mengesampingkan hal itu, aku senang jika syal ini tersampaikan padamu" kata Sasshi dengan senyuman diwajahnya, ia senang kalau hadiah yang ia buat sudah tersampaikan pada orang yang dituju.

"Ini Rena-chan" kata Sasshi memberikan kembali syal tersebut pada Rena.

"Terimakasih Sasshi, sudah kuduga syal ini memang buatanmu" kata Rena menerima syal tersebut.

'Untuk saat ini aku masih aman meski Sasshi sepertinya belum terlalu percaya, tapi aku yakin Sasshi pasti akan mencari tau lagi, aku harus lebih berhati-hati lagi'  batin Rena.

"Karena disiani hanya ada satu kamar, Sasshi kau bisa tidur dikamarku, aku akan tidur diruang tamu" kata Rena.

"Tunggu Rena-chan, kenapa kita tidak tidur bersama saja" kata Sasshi.

"Apa tak masalah?"

"Tentu saja memangnya apa masalahnya"

"Benar juga ya, baiklah kalau begitu"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi harinya Sasshi bangun dengan senyuman cerah diwajahnya, karena saat ia baru membuka matanya ia langsung dihadapkan dengan wajah Rena yang masih tertidur lelap dan itu sangat imut sekali.

"Rena-chan" gumam Sasshi memandangi wajah Rena yang masih terlelap.

"Rena-chan aku sangat merindukanmu" kata Sasshi sambil mengelus pelan pipi Rena.

"Rena-chan, aku sangat menyesal dulu tak mempertahankan hubungan kita, aku sekarang pasti samgat bahagia dengammu, aku berharap suatu saat hubungan kita bisa kembali seperti dulu lagi" kata Sasshi memandang lekat wajah orang yang sangat ia sayangi.

CUP!

Entah keberanian darimana tiba-tiba Sasshi mengecup pelan pipi Rena, sunggu ia tak tahan melihat wajah imut Rena yang terlelap.

"Sebaiknya aku mandi dulu dan menyiapkan makanan" kata Sasshi sambil beranjak pergi keluar kamar.

Setelah Sasshi keluar kamar Rena mulai membuka matanya, sebenarnya ia sudah bangung beberapa saat yang lalu dan ia juga mendengar apa yang Sasshi katakan tadi.

"Sasshi" gumam Rena sambil memegang pipinya yang masih terasa hangat setelah Sasshi mengecupnya tadi.

.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.

TBC

GekiWotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang