Sudah 5 hari ini Sasshi belum keluar rumah sama sekali, sejak ia makan malam bersama Rena beberapa hari lalu ia belum keluar rumah karena ia memang tak bersemangat melakukan apapun, ia terus memikirkan pertengkarannya dengan Rena saat itu.
Sasshi mencium tak sedap bau badanya sendiri yang sungguh tak sedap dan sangat lengket, keseharian hanya tidur dikamar dan makan jika lapar.
'Sepertinya aku harus mandi hari ini' batin Sasshi sambil berjalan menuju kamar mandi membersihkan tubuhnya yang sudah sangat tak sedap.
Syurrr!!!
Sasshi menghidupkan shower dan menikmati air hangat yang mulai membasahi tubuhnya dan dengam perlahan ia mulai membersihkan setiap inchi tubuhnya.
Tak butuh waktu lama Sasshi akhirnya keluar kamar mandi dengan pakaian yang sudah lengkap.
"Ahh,,, Segar sekali" kata Sasshi sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk.
Setelah dirasa sudah kering Sasshi langsung melempar handuk tersebut kesembarang arah dan handuk tersebuat terlempar kesebuah bingkai foto yang membuat bingkai foto tersebut langsung terjatuh dan pecah.
"Sial bodohnya aku" kata Sasshi merutuki kebodohannya sambil membersihkan bingkai foto tersebut yang ternyata bingkai tersebut berisi fotonya bersama Rena yang mereka ambil saat mereka pertama kali bertemu dulu.
"Akh!" Sasshi terpekik saat jarinya terkena pecahan kaca yang membuat jarinya mengeluarkan darah dan entah kenapa tetesan darah Sasshi terjatuh tepat difoto Rena.
"Kenapa perasaanku menjadi tak enak" gumam Sasshi sambil membersihkan foto Rena yang terkena tetesan darahnya.
'Mungkin aku harus meminta maaf pada Rena-chan' batin Sasshi karena ia merasa sudah mengatakan sesuatu yang buruk pada Rena.
'Mungkin aku akan mengunjungi rumahnya'
.
.
.
.
.
.TOK!
TOK!
TOK!Sasshi mengetuk pintu rumah Rena beberapa kali tapi ia bingung kenapa rumah Rena sepi sekali dan pintunya dikunci.
Sasshi mulai khawatir tapi ia mencoba brrpikir positif karena mungkin saja Rena sudah berangkat kesekolah dan mungkin Jurina dan Mayu juga sudah kembali ke London.
"Ngomong-ngomong aku sudah bolos sekolah 5 hari, Rena-chan pasti akan menghukumku nanti" kata Sasshi sambil kembali kerumah untuk ganti pakaian dan berangkat sekolah meski sekarang sudah jam 11 siang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Diruang pasien Jurina masih setia menunggu kakaknya yang masih belum sadarkan diri, sudah 5 hari sejak Rena masuk rumah sakit dan ia belum bangun juga.
"Cepat bangun Onee-chan, aku tak akan bisa jika kau meninggalkanku" gumam Jurina dengan frustasi sambil terus menggenggam tangan Rena.
Rena adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki, Jurina tak pernah tau siapa orang tuanya, Jurina pernah bertanya pada kakaknya tapi kakaknya tak pernah memberitaunya dan seakan menyembunyikannya.
'Jurina' batin Mayu menatap sedih Jurina yang terlihat sangat frustasi, beberapa hari ini Jurina hampir selalu menghabiskan waktu duduk disana menjaga kakaknya dan sesekali mengajaknya bicara berharap kakaknya akan bangun.
Mayu hanya bisa melihat dari luar ruangan pasien karena saat ini ia sedang menggendong anak Rena sehingga ia tak bisa masuk kesana.
Mayu jadi teringat saat Jurina pertama kali mengetahui mengenai penyakit Rena, saat itu Jurina langsung shock bahkan ia hampir pingsan saat mengetahui bahwa umur Rena tak lama lagi, saat mengetahui penyebab penyakit Rena, Jurina langsung menuju penjara untuk membunuh orang yang sudah menusuk Rena, tapi untungnya Mayu menghentikan aksi jurina karena Jutina melakukan hal itu yang ada hanya akan memperburuk keadaan, saat itu Mayu sangat kesulitan untuk menghentikan Jurina tapi beruntung ada Yuki yang datang untuk menghentikan Jurina yang sudah mengamuk.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Yuki yang entah sejak kapan sudah disamping Mayu.
"Kau mengkagetkanku saja" kata Mayu melihat Yuki yang tiba-tiba ada disampingnya.
"Sejak kapan kau disini?" tanya Mayu.
"Baru saja" jawab Yuki singkat.
"Sepertinya Gekikara belum ada perkembangan dan dokter juga belum tau apa yang harus dilakukan untuk menyembuhkannya" kata Mayu.
"Begitu ya"
"Ngomong-ngomong dimana dia?" tanya Yuki.
"Siapa?" tanya balik Mayu.
"Mantan kekasih Rena" jawab Yuki.
"Maksudmu Wota?" tanya Mayu sementara Yuki hanya menggangguk sebagai jawaban iya.
"Sepertinya ia belum tau kalau Gekikara masuk rumah sakit" jawab Mayu.
'Sial! Apa yang dia lakukan diaat sepsrti ini' batin Yuki.
"Kau masuk saja dan temani Jurina, biar aku yang menggendongnya" kata Yuki sambil mengambil alih anak Rena dari gendongan Mayu.
"Baik terimakasih" kata Mayu lalu ia langsung masuk untuk menemani Jurina dan tak lupa ia membawa makanan karena sejak pagi tadi ia lihat Jurina belum makan sekali.
"Jurina kau tak makan dulu?" tanya Mayu sambil duduk disamping Jurina.
"Aku masih belum lapar" jawab Jurina dengan nada lemah, terlihat sekali kalau ia sangat kelelahan.
"Tapi kau belum makan sama sekali, sini biar aku suapi" kata Mayu sambil menyuapi Jurina karena ia sangat khawatir jika Jurina ikut jatuh sakit kalau tak makan.
Dengan perlahan Jurina menerima suapan dari Mayu, meski ia sangat lapar tapi ia tak nafsu makan sama sekali.
"Setelah ini kau tidur dulu ya, biar aku yang menjaga kakakmu disini" kata Mayu, ia tau kalau Jurina sangat jarang tidur dan jika tidurpun ia hanya tidur sebentar tanpa beranjak dari samping kakaknya.
"Terimakasih Mayu"
"Tak perlu berterimakasih, aku sudah mengganggapnya kakaku sendiri" kata Mayu.
"Dan ingat Jurina, kau tak sendiri karena ada aku disini" kata Mayu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sasshi sampai disekolah dan masuk kekelasnya, ia terkejut karena kondisi kelasnya masih berantakan karena biasanya keadaan kelas akan rapi jika pelajaran Rena akan dimulai.
"Tumben keadaan kelas masih berantakan?" tanya Sasshi pada para anggota team Hinabe yang sedang memasak.
"Sepertinya akan jam kosong" jawab salah satu anggota team Hinabe.
"Jam kosong?"
"Apa kau belum tau, sudah 5 hari ini Matsui-sensei tak datang ke sekolah"
"Apa? Tak masuk sekolah" kata Sasshi yang terkejut mengetahui fakta yang baru ia dapat.
'Jika Rena-chan tak masuk sskolah, kenapa ia tak ada dirumahnya' batin Sasshi yang mulai khawatir.
Tanpa pikir panjang Sasshi langsung mencoba menelpon Rena, tapi beberapa kali mencoba telepon tak kunjung diangkat.
"Kenapa tak diangkat" kata Sasshi karena panggilannya tak kunjung diangkat.
Sasshi terus mencoba menelepon hingga akhirnya telepon tersebut diangkat.
"Moshi-moshi, Rena-chan"
"Moshi-moshi" jawab seseorang yang membuat Sasshi terkejut karena yang mengangkat bukan Rena sendiri.
"Nezumi, dimana Rena-chan?" tanya Sasshi menyadari bahwa yang mengangkat telepon adalah Nezumi.
"Gekikara dirumah sakit, sudah 5 hari ia tak sadarkan diri" jawab Nezumi yang seketika langsung membuat Sasshi terjatuh lemas karena tak sanggup menahan berat tubuhny.
"Ti-tidak mungkin"
.
.
.
.
.
.TBC