"Ugh!, dimana Sasshi?" kata Rena yang baru saja terbangun tak mendapati Sasshi disampingnya.
Rena bangun dan beranjak pergi untuk mencari Sasshi, Rena khawatir jika Sasshi kemana-mana mengingat kakinya masih terluka, entah kenapa Rena sangat protektif sekali pada ketua team Hormone itu.
"Apa yang kau lakukan Sasshi?" tanya Rena melihat Sasshi yang sedang melakukan sesuatu didapur.
"Aku sedang menyiapkan makanan untuk kita" jawab Sasshi.
"Sini biar aku saja Sasshi" kata Rena mengambil alih apa yang dikerjakan Sasshi.
"Tak apa Rena biar aku saja-" kata Sasshi yang ingin menolak.
"Kau duduk saja Sasshi biar aku yang menyiapkannya" kata Rena, Rena tau bahwa Sasshi kesulitan jika harus memasak, bahkan hanya untuk berdiri saja ia butuh pegangan pada sesuatu karena kakinya tak kuasa ubtuk menobang tubuhnya sendiri.
"Baiklah kalau begitu" kata Sasshi sambil dibantu Rena untuk duduk dimeja makan.
Tak butuh waktu lama untuk Rena memasak dan menyiapkan makanan hingga semua sudah tertata di meja makan.
"Maaf Rena aku jadi merepotkanmu" kata Sasshi merasa tak enak karena membuat Rena harus menyiapkan semuanya.
"Tak apa Sasshi, aku tak keberatan melakukan semuanya, sebaiknya kita segera makan setelah ini aku akan mengantarmu kerumah sakit" kata Rena dan setelah itu mereka langsung menyantap apa yang sudah tersedia di meja makan.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
."Syukurlah lukamu tak terlalu parah Sasshi" kata Rena setelah melihat hasil pemeriksaan, saat ini mereka berada di taksi dalam perjalanan pulang setelah dari rumah sakit, beruntung luka dikaki Sasshi tak terlalu parah karena hanya luka luar saja sehingga hanya memerlukan beberapa pengobatan lagi Sasshi sudah bisa berjalan normal.
"Rena, orangtuaku seminggu lagi baru akan pulang, apa tak keberatan jika kau menginap dirumahku" kata Sasshi meminta Rena untuk menginap dirumahnya, entah karena ia takut dirumah sendiri atau memang ia ingin selalu bersama Rena.
"Boleh juga, tapi aku akan pulang dulu untuk memberitau Jurina" kata Rena yang membuat Sasshi tersenyum senang karena Rena menyetujui permintaannya.
"Ngomong-ngomong, aku masih terkejut saat mengetahui bahwa Center adalah adikmu" kata Sasshi.
"Memangnya ada apa?" tanya Rena.
"Aku hanya tak menyangka kalau kalian bersaudara, disekolah kalian terlihat saling bermusuhan apalagi kalian juga sempat bertarung beberapa waktu lalu" jawab Sasshi.
"Kalau soal itu aku memang sering berkelahi dengan Jurina, sejak sekolah dasar aku sudah sering bertarung dengannya" kata Rena.
'Sejak sekolah dasar, apa mereka berdua memang terlahir sebagai yankee sejak kecil' batin Sasshi terheran setelah mendengar perkataan Rena.
"Tapi kalian terlihat sangat akrab sekali?" tanya Sasshi.
"Kami memang sering berkelahi, tapi dia sebenarnya sangat manja padaku karena Jurina adalah adik kecilku" kata Rena sambil tersenyum mengingat saat mereka kecil dulu, sejak kecil tepatnya saat Jurina masih berusia 3 tahun, Rena dan Jurina hanya tinggal berdua dan Rena yang membesarkan Jurina hingga saat ini.
"Sebenarnya aku juga mempunyai kakak tapi dia tinggal sendiri diluar kota, aku dengan kakakku tak begitu akrab mungkin karena perbadaan umurku dengan kakakku cukup jauh, terpaut sekitar 5 tahun" kata Sasshi sedikit bercerita tentang hubungannya dengan kakaknya.
"Kalian terlihat sangat akrab, apa mungkin karena perbedaan umur kalian tak terlalu jauh" kata Sasshi berbikir bahwa jarak umur antara Rena dan Jurina tak terlalu jauh mengingat disekolah mereka hanya berbeda dua tingkat.
"Sebenarnya umurku dengan Jurina terpaut 6 tahun" kata Rena dan tentu saja hal itu membuat Sasshi terkejut.
"Eh! 6 tahun, bagaimana bisa?" tanya Sasshi dengan wajah terkejut mengingat disekolah Rena dan Jurina hanya terpaut 2 tingkat dan berarti kurang lebih umur mereka hanya berjarak dua tahun.
"Memangnya umur Jurina berapa?" tanya Sasshi.
"Kalau aku tak salah sekarang ia sudah menginjak umur 17 tahun" jawab Rena yang membuat Sasshi berpikir beberapa saat.
"Kalau begitu berarti umurmu,,," kata Sasshi menggantungkan kalimatnya.
"Kalau sekarang aku menginjak umur 23 tahun" kata Rena yang membuat Sasshi terkejut mengetahui fakta tersebut dan itu berarti Rena seumuran dengan kakaknya, jadi ia dengan Rena juga terpaut 5 tahun.
"Tapi kau tak terlihat sudah berumur 23 tahun, lagipula diumur segitu kenapa kau masih bersekolah?" tanya Sasshi seakan masih belum percaya.
"Kalau soal itu memang aku beberapa kali tak naik kelas" jawab Rena karena ia memang beberapa kali tak naik kelas atau bisa dibilang sengaja tak naik kelas.
"Ayo turun, kita sudah sampai"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sesuai permintaan Sasshi, Rena akan menginap dirumahnya selama orangtuanya masih berada diluar kota dan sudah 3 hari Rena menginap dirumahnya.
Saat ini mereka berdua sedang menonton tv bersama dengan ditemani beberapa cemilan, keduanya terlihat fokus menonton apa yang didiarkan di tv sambil sesekali memakan cemilan yang ada.
Selama tiga hari ini Sasshi sangat menikmati waktu yang ia habiskan bersama Rena, selama Rena tinggal dirumahnya Sasshi sudah merasa menjadi sepasang suami istri yang baru saja menikah, semua kegiatan mereka lalui bersama apalagi kaki Sasshi belum sembuh sepenuhnya sehingga Rena akan membantu semua kegiatannya.
TOK!
TOK!
TOK!Saat sedang asik menonton mereka berdua mendengar seseorang mengetuk pintu beberapa kali.
"Biar aku yang membukanya" kata Rena sambil beranjak untuk membukaan pintu.
"Jurina" kata Rena melihat siapa yang datang.
"Mau apa kau kemari" tanya Rena pada Jurina yang tiba-tiba saja datang.
"Tentu saja untuk menemuimu Onee-chan" jawab Jurina sambil masuk kedalam meski tidak ada yang mempersilahkannya.
"Memangnya ada apa?" tanya Rena.
"Nee-chan tau? aku sangat kesepian jika dirumah sendiri, jadi aku juga akan menginap disini" kata Jurina yang membuat Rena terkejut termasuk Sasshi yang juga mendengarnya, jika Jurina juga menginap itu berarti akan mengganggu waktu berdua mereka.
"Kau bukan anak kecil lagi Jurina, lebih baik kau pulang ini sudah malam" kata Rena yang membuat Jurina cemberut.
"Kau tega sekali Onee-chan, ayolah Onee-chan biarkan aku ikut menginap disini" kata Jurina dengan wajah memohon yang membuat Rena tak bisa menolaknya.
"Nee Sasshi, apa kau tak keberetan jika adikku ikut menginap disini?" tanya Rena pada Sasshi yang masih berada didepan tv.
"Tak apa Rena, aku tak keberatan sama sekali" jawab Sasshi meski sebenarnya ia agak keberatan karena akan mengganggu waktu berduanya bersama Rena.
"Lihat Onee-chan, bahkan kekasihmu mengijinkanku menginap disini" kata Jurina yang membuat Rena dan Sasshi jadi salah tingkah.
"Baiklah, tapi hanya hari ini saja"
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
..Malam harinya terlihat Rena, Sasshi dan Jurina yang tidur berdesak-desakan disatu ranjang yang sama, Jurina dikiri Rena ditengah dan Sasshi disebelah kanan, karena Sasshi tak punya futon sehingga mereka bertiga tidur disatu ranjang bersama dan tentu saja ranjang tersebut terlalu kecil untuk mereka bertiga.
Mereka bertiga terlihat berdesak-desakan mencari posisi paling nyaman hingga akhirnya salah satu dari mereka jatuh dari ranjang.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.TBC
