Rena duduk diam dikursi roda sambil menikmati matahari pagi diatap rumah sakit, ini adalah rutinitas yang harus dilakukan Rena untuk segera memulihkan tubuhnya, meski hal ini tetap tak bisa menyembuhkannya dari penyakit yang dideritanya tapi setidaknha bisa membuat kondisinya lebih baik.
Rena memandang sekeliling dan melihat banyak pasien yang melakukan hal serupa dengannya.
Rena hanya duduk diam hingga ia tiba-tiba memikirkan kejadian dimana kedua orang tuanya dibunuh.
Flashback On
Disuatu rumah terlihat keluarga bahagia yang terlihat sedang merayakan sesuatu.
"Kaa-san bolehkah aku memakan kuenya sekarang" kata gadis kecil yang sedang memandangi kue ulang tahun miliknya.
"Masih belum Rena-chan, tunggu setelah kamu meniup lilinya" kata Ibu dari gadis kecil bernama Rena tersebut sambil memasang lilin berbentuk angka 7.
"Apa masih lama?" tanya Rena kecil pada ibunya yang sedang menyiapkan kue.
"Sebentar lagi, lagi pula Tou-san belum pulang"
"Kalau begitu aku akan bermain dengan Jurina-chan dulu" kata Rena sambil menuju keranjang bayi yang ada disana dimana adiknya sedang tertidur.
Tak berselang lama sang kepala keluarga sudah pulang dari pekerjaannya dan pesta ulang tahun yang ditunggu akhirnya dimulai.
"Baiklah Rena-chan sekarang tiup lilinnya" kata ibu Rena dan Rena langsung meniup lilin tersebut.
Belum sempat meniup lilin tiba-tiba pintu diketuk dengan keras sehingga Rena menghentikam tiupannya.
"Tou-san, apakah itu mereka?" tanya Ibu Rena pada suaminya yang hanya menggangguk sebagai jawaban iya.
"Rena-chan apa kamu bisa membawa Jurina-chan kesana" kata Ibu Rena sambil menunjuk lemari yang cukup besar.
"Memangnya kenapa?" tanya Rena.
"Kamu dan Jurina-chan bersembunyi disana dulu" kata Ibu Rena sambil menyuruh Rena untuk bersembunyi dilemari, sebenarnya Rena bingung apa yang sudah terjadi tapi ia memilih menuruti perkataan ibunya.
Rena bingung apa yang terjadi dan ia hanya bisa diam didalam lemari sambil terus memeluk adiknya yang masih tertidur.
Tiba-tiba terjadi keributan disana dan Rena beberapa kali mendengar suara tembakan, Rena ingin keluar dari lemari tetapi lemarinya sudah terkunci sehingga Rena hanya bisa melihat dari celah lemari yang cukup besar.
Rena membulatkan mata terkejut melihat kedua orang tuanya sudah tergeletak bersimbah darah, Rena juga melihat siapa yang sudah melakukan semuanya, Rena tau siapa dia karena orang yang sudah melakukannya adalah ayah dari sahabatnya sendiri.
Setelah melihat pelaku pembunuhan sudah pergi Rena langsung mendobrak lemari beberapa kali hingga ia bisa keluar.
BRAK!
Rena akhirnya keluar dan ia sudah melihat kedua orang tuanya yang sudah tewas dengan keadaan mengenaskan.
"Tou-san, Kaa-san, kenapa kalian tak bangun, bukannya pesta ulang tahunku belum selesai, bahkan aku belum meniup lilinnya" kata Rena sambil menggoyang-goyangkan tubuh tak bernyawa kedua orang tuanya.
Rena memandangi kedua tangannya yang ikut berlumuran darah dan entah kenapa tiba-tiba Rena tersenyum sebelum akhirnya ia tertawa.
"Hahahahahahahahahaa"
Rena tertawa keras sambil memainkan darah yang membasahi tangannya.
"Hahahaha tenang saja Tou-san, Kaa-san, aku juga akan membuat pria tadi berdarah seperti ini hahahahaha"
![](https://img.wattpad.com/cover/250398252-288-k826257.jpg)