'Semenjak Rena-chan libur, disini semakin membosankan' batin Sasshi yang sedang tiduran dikelasnya sambil sesekali menyimak apa yang sensei jelaskan.
Saat ini kelas 2-C sedang diajar oleh guru baru mereka yaitu Akane, meski kondisi kelas yang sangat tidak kondusif dengan banyaknya siswa yang berkeliaran kemana-mana karena memang hanya Rena yang mampu membuat kondisi kelas menjadi kondusif.
"Wota-san, apa kau tau kenapa Matsui-sensei libur?" tanya salah satu anggota team Hinabe.
"Entahlah aku tak tau" jawab Sasshi memilih untuk tak menjawab apapun.
"Kenapa tak tau, kalian terlihat sangat dekat" kata anggota team Hinabe tersebut sambil menikmati apa yang sedang ia masak.
"Apa maksudmu?"
"Kalian terlihat sangat dekat sekali dan kami berpikir kalian pasti punya hubungan spesial"
"Jangan berpikir yang macam-macam" kata Sasshi sambil kembali melanjutkan tidurnya.
Mereka kembali melanjutkan kegiatan mereka masing-masing hingga mereka tiba-tiba mendengar keributan didepan kelas, tetapi mereka hanya menghiraukannya karena hal itu sudah wajar terjadi.
"Hahahahahahahaha,,,,,"
Sasshi langsung tersentak saat mendengar suara tawa yang sudah tak asing lagi ditelinganya.
'Itu,,, bukannya suara Rena-chan' batin Sasshi sambil beranjak dari duduknya menyadari siapa pemilik suara tawa tersebut.
Pintu kelas terbuka dan masuklah seorang siswa sambil membawa sebuah payung rusak ditangannya dan terlihat kedua tangannya yang berlumuran darah dari para korbannya yang baru saja dihabisi.
'Rena-chan' batin Sasshi melihat siswa tersebut yang ternyata adalah Rena, Sasshi terkejut sekaligus bingung karena Rena datang dengan memakai seragam sekolah plus jaket hijau kebanggaannya dan penampilannya sama persis saat masih menjadi salah satu ratu surgawi.
Semua yang ada disana terlihat bingung melihat Rena yang tiba-tiba datang karena mereka semua tak mengenali kalau yang baru datang adalah guru mereka sendiri.
"Siapa dia? Murid baru?" Tanya salah satu anggota team hinabe pada temannya.
"Mungkin saja"
"Maaf sensei aku terlambat" kata Rena sambil berjalan mendekati Akane yang sedang memandangnya dengan tatapan tak suka.
"Nee,,, Okotteru?" kata Rena sambil tersenyum memandang Akane.
"Apa yang kau lakukan disini, bukannya aku sudah menggantikanmu" kata Akane.
"Kau memang bisa menggantikanku sebagai guru disini, tapi kau tak tau satu hal bahwa aku masihlah siswa disini" kata Rena karena memang ia sebenarnya belum lulus dari Majijo.
"A-apa?"
"Okotteru? hahahahahhaha" Rena tertawa sambil berjalan menuju salah satu bangku yang kosong dan duduk disana.
'Sialan kau Rena, aku harus bergerak lebih cepat lagi' batin Akane.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Setelah bel istirahat berbunyi, tanpa basa-basi Sasshi langsung menarik tangan Rena dan membawanya ke atap sekolah.
"Rena-chan ayo ikut aku" kata Sasshi sambil menarik tangan Rena sementara Rena hanya menurut saja karena Sasshi menariknya tiba-tiba.
"Ada apa Sasshi, kenapa kau menarikku?" tanya Rena sesampainya di atap sekolah.
"Tunggu Rena-chan,,, kenapa kamu bisa berada disekolah, lagipula kenapa kamu memakai seragam sekolah, bukannya kamu guru disini" tanya Sasshi panjang lebar ia bingung karena Rena datang kesekolah sebagai murid padahal ia sudah berstatus sebagai guru disini.