Terlihat kini baju Rena yang bewarna putih bersih kini telah berubah jadi merah karena darah dari para siswa Yabakune yang baru saja ia habisi.
"Hahahahahahaha"
Sambil tertawa Rena berjalan kearah satu-satunya siswa Yabakune yang masih sadar.
"Ku-kumohon ma-maafkan aku, aku tak bermaksud melukai mereka" kata siswa Yabakune tersebut terbata-bata, terlihat tubuhnya bergetar hebat dan tak bisa mengerakkan tubuhnya karena ketakutan.
"Kau pikir aku bisa memaafkan kalian setelah apa yang kalian lakukan pada mereka hahahaha" kata Rena dengan tawa khasnya sambil mencekik siswa Yabakune tersebut.
"Akh!" siswa Yabakune tersebut meronta-ronta mencoba melepasakan cekikannya tapi apa daya cekikan Rena terlalu kuat.
Rena melepaskan cekikannya dan langsung memukul perut siswa tersebut hingga tersungkur lalu Rena menarik rambut siswa tersebut dan menatapnya dengan tajam.
"Aku akan mebiarkanmu pergi, tapi cepat kau kembali dan bilang pada pemimpinmu jika saja kalian membuat mereka terluka lagi, kalian akan habis ditanganku" kata Rena sambil berbalik dan berjalan pergi.
"Siapa kau sebe-" belum selesai berkata siswa tersebut langsung terlempar karena tiba-tiba Rena berbalik dan langsung menendang perutnya.
"Cepat pergi sebelum kau juga kuhabisi" kata Rena yang langsung membuat siswa tersebut berlari pergi karena tak ingin bernasib sama dengan teman-temannya.
Rena memandang sekilas para siswa Yabakune yang tergeletak tak berdaya akibat ulahnya lalu pandanganya beralih pada anggota Team Hormone yang masih terkapar dan sontak hal itu membuat Rena teringat saat ia menggabisi Team Hormone waktu itu, mengingat itu membuat perasaan Rena menjadi tak enak apalagi mengingat saat ia memasukkan pensil ke hidung Sasshi.
"Kalian baik-baik saja?" tanya Rena sambil membantu para anggota Team Hormone untuk bangun.
Rena mengambil tasnya yang tergeletak tak jauh disana dan mengambil sebotol air putih yang kebetulan ia bawa.
"Kalian minumlah dulu" kata Rena sambil memberikan sebotol air putih tersebut pada mereka.
"Rumahku tak jauh dari sini bagaimana jika kalian kerumahku, aku akan mengobati kalian" kata Rena yang mendapat anggukan dari para anggota Team Hormone karena mereka merasa harus mendapat perawatan tetapi berbeda dengan Sasshi yang menolak hal itu.
"Lukaku tak seberaba jadi aku akan langsung pulang saja Rena" kata Sasshi menolak ajakan Rena.
"Kau juga harus ikut Sasshi, lukamu sangat parah, aku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu" kata Rena melihat sekujur tubuh Sasshi yang dipenuhi luka dan darah.
"Tapi-" kata Sasshi tapi langsung terhenti karena ia melihat tatapan Rena yang terlihat sangat mengkhawatirkannya.
"Baiklah aku ikut" kata Sasshi memilih ikut karena ia juga harus menghargai Rena yang sudah menyelamatkannya.
"Kalau begitu ayo" kata Rena sambil membantu mereka berdiri, tapi saat membantu Sasshi tiba-tiba Sasshi terjatuh seakan tak kuat menopang berat badannya.
"Kau kenapa Sasshi?" tanya Rena yang terkejut karena Sasshi tiba-tiba terjatuh.
"Kakiku" kata Sasshi yang tiba-tiba merasakan sakit yang luar biasa dikakinya.
Rena langsung memeriksa kaki Sasshi dan ua langsung terkejut melihat kaki Sasshi yang memar dab Rena takut jika tulang kakinya ada yang patah melihat memarnya yang sangat parah.
"Apa yang sudah terjadi?" tanya Rena.
"Kulihat tadi ada siswa Yabakune yang memukul kakinya berkali-kali dengan pemukul baseball" kata Unagi yang tadi sempat melihat saat salah satu siswa Yabakune memukul kaki Sasshi dengan pemukul baeball.
