BRAK!!
Dengan kasar Rena menarik kerah baju Yuki dan mendorongnya hingga menabrak tembok, Yuki tak tau apa yang terjadi karena ia yang ingin berangkat kerja tiba-tiba Rena datang dan melabraknya.
"Ada apa Rena?" tanya Yuki penuh tanda tanya.
"Dimana dia?" tanya Rena menatap tajam Yuki sambil menarik kerah baju Yuki dengan kasar.
"Apa maksudmu? Aku tak mengerti sama sekali"
"DIMANA KAU MEMBAWA SASSHI?" tanya Rena meninggikan suaranya yang membuat Yuki membulatkan mata terkejut.
"A-apa?, apa maksudmu Rena, aku tak mengerti sama sekali" kata Yuki mencoba mengelak.
"Cepat katakan!" kata Rena yang membuat Yuki terdiam.
"Aku tak mengerti apa maksudmu Rena, lebih baik kau pulang, aku harus bekerja" kata Yuki sambil mendorong tubuh Rena lalu berjalan pergi.
Tapi sebelum Yuki pergi Rena langsung menariknya dan memukul pipinya hingga terjatuh.
Yuki hanya bisa terdiam dengan wajah terkejut karena tiba-tiba Rena memukulnya, saking terkejutnya Yuki sampai tak merasakan rasa sakit dipipinya yang memar akibat pukulan Rena tadi.
"Bisa kau jelaskan ini?" tanya Rena sambil memberikan handphonenya pada Yuki.
Melihat itu Yuki langsung terdiam tak tau harus berkata apa melihat foto dirinya yang membawa Sasshi yang sedang dalam keadaan pingsan.
"Bisa kau jelaskan ini?" tanya Rena sekali lagi dengan penuh amarah menatap Yuki.
"Ma-maafkan aku Rena, aku terpaksa melakukan ini" jawab Yuki mengalihkan pandangannya seakan tak sanggup menatap wajah Rena yang sudah penuh amarah.
"Tapi kenapa?"
"Aku harus menculiknya agar nyawa anakku selamat" jawab Yuki.
"Apa maksudmu?"
"Orang itu menculik anakku dan aku disuruh menculik Sashihara dan membawanya padanya, jika tidak nyawa anakku tidak akan selamat" jawab Yuki yang membuat Rena terkejut.
"Tapi kenapa kau tidak bilang padaku, aku pasti membantumu" kata Rena.
"Aku tak bisa mengambil resiko karena nyawa anakku ada ditangannya"
"Maafkan aku Rena, kau bebas mau melakukan apapun padaku asal kau memaafkanku" kata Yuki yang sudah tak tau lagi harus bebuat apa agar Rena memaafkannya.
"Sial!" kata Rena sambil akan memukul Yuki sekali lagi tapi ia langsung menghentikan aksinya dan mencoba tenang karena yang terpenting adalah mencari keberadaan Sasshi saat ini.
"Lalu dimana ia sekarang?"
"Aku tak tau dimana ia menyekapnya sekarang" jawab Yuki.
.
.
.
.
.
.
.
.Sasshi kembali terbangun dari pingsannya dan ia langsung mengalihkan pandangannya melihat ternyata ia masih berada ditempat sebelumnya.
Ia mencoba menggerakkan tubuhnya tetapi tubuhnya sudah terikat semua dan sepertinya Akane sudah mengikat tubuhnya lebih kuat lagi.
"Dimana mereka" kata Sasshi melihat sekeliling melihat ia hanya sendiri dan tidak ada siapapun disana.
"Akh!!"
Sasshi memekik saat ia merasakan sakit dipipinya setelah Akane memukulnya tadi.
"Aku harus segera keluar dari sini"
.
.
.
.
.
.
.
.
.Saat ini Rena, Yuki, Jurina dan Mayu sedang berada dirumah Rena, terlihat Mayu yang sedang serius menghadap laptop miliknya guna melacak keberadaan Sasshi saat ini.
"Mayu bagaimana cara kau melacaknya" tanya Jurina melihat Mayu yang dengan cepat mengetik berbagai kode dilaptopnya.
"Aku melacaknya lewat sinyal yang ada dihanphonenya, Gekikara bilang kalau dia masih membawa handphonenya" jawab Mayu tanpa melepas pandangannya dari layar monitor.
"Benar, tadi Akane menelponku menggunakan handphone milik Sasshi" kata Rena.
"Ini dia" kata Mayu setelah berhasil menemukan apa yang ia cari, sontak Rena, Yuki dan Jurina melihat layar monitor tersebut.
"Dimana itu?" tanya Yuki.
"Dia berada disebuah pabrik kosong yang sudah tak terpakai, jaraknya sekitar 1km dari Majisuka Gakuen" jawab Mayu.
"Kalau begitu kita harus segera kesana" kata Rena yang sudah tak sabar lagi.
"Tunggu Gekikara, kita memiliki sedikit masalah" kata Mayu tiba-tiba.
"Ada apa Mayuyu?" tanya Jurina.
"Disekitar pabrik itu sudah dijaga banyak sekali orang, kita pasti sulit memasukinya"
"Darimana kau tau?" tanya Rena.
"Setiap orang pasti memiliki ponsel dan ponsel tersebut pasti mengeluarkan sinyal, aku melihat banyak sekali sinyal ponsel yang mengelilingi pabrik itu dan berarti pabrik tersebut sudah dikelilingin orang" jelas Mayu.
"Aku tak terlalu mengerti, tapi kau luar biasa sekali Mayuyu" kata Jurina.
"Memangnya siapa mereka?" tanya Yuki.
"Sepertinya mereka bawahan Akane yang ia perintah untuk menjaga" jawab Rena.
"Memangnya siapa sebenarnya dia?" tanya Yuki bingung kenapa Akane bisa memiliki banyak pasukan.
"Akane berasal dari keluarga Yakuza dan dulu ayahnya memiliki posisi penting dikelompok tersebut jadi tak heran Akane bisa mendapat banyak bantuan untuk membalaskan dendam ayahnya" jelas Rena.
"Disana banyak sekali, sepertinya tak mungkin kita menerobosnya" kata Mayu.
"Kau harus sabar dan tenang Gekikara, kita harus menyusun rencana" kata Mayu karena ia tau kalau Rena pasti ingin segera menyelamatkan Sasshi.
"Tapi bagaimana aku bisa tenang Nezumi" kata Rena sambil mengepalkan tangnnya erat-erat.
"Jika kita bertindak kegabah yang ada kita akan kalah, jumlah mereka terlalu banyak, aku tau kau sangat kuat Gekikara dan kau pasti bisa menghabisi beberapa dari mereka sendirian, tapi sekarang kondisimu sedang tidak baik, aku takut jika tubuhmu tiba-tiba drop ditengah pertempuran" jelas Mayu mengingat kondisi Rena yang sangat tidak stabil karena tubuh Rena bisa drop kapan saja.
"Sial!" umpat Rena menyesalkan kondisinya saat ini karena yang dikatakan Mayu sangat benar tak jarang ia harus menahan sakit yang luar biasa saat penyakitnya kambuh, tak hanya itu bahkan sekarang terlihat kalau wajah Rena yang sangat pucat memandakan penyakitnya mulai kambuh.
"Kau disini saja Rena, biar aku yang menyelamatkannya" kata Yuki, ia sangat merasa bertanggung jawab karena ialah yang sudah menculik Sasshi.
"Yuki-san benar, sebaiknya Onee-chan disini saja aku akan ikut membantu Yuki-san menyelamatkannya" kata Jurina karena ia tak ingin jika sesuatu yang buruk terjadi pada kakaknya.
"Terimakasih semua, tapi aku harus ikut bertarung karena aku juga punya masalah pribadi dengan Akane"
"Tapi Onee-chan keadaanmu saat ini,,,," kata Jurina karena ia juga menyadari kalau kondisi kakaknya sedang tidak baik.
"Tenang saja Jurina, aku akan baik-baik saja"
"Kalian tak perlu memaksakan diri, Akane melakukan ini karena aku sudah membunuh ayahnya" kata Rena.
"Nezumi apa kau punya rencana?" tanya Rena pada Mayu yang juga terlihat sedang memikirkan rencana.
"Sebentar,,,, " kata Mayu memikirkan berbagai rencana.
"Aku punya rencana, tapi sepertinya ini akan menjadi peperangan"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.TBC
