'Ugh,,,, dimana aku?' batin Sasshi yang baru saja bangun dari pingsannya, Sasshi memandang kesegala sudut ruangan mencari tau dimana ia sekarang, sejau ia melihat ia hanya melihat ruangan gelap dan kosong tidak ada siapapun disana.
"Apa yang sudah terjadi?" tanya Sasshi pada dirinya sendiri sambil mengingat-ingat apa yang baru saja terjadi.
"Eh,,,, apa yang terjadi, kenapa tubuhku diikat" kata Sasshi baru menyadari kalau tubuhnya sudah diikat dengan kuat disebuah tiang.
'Sial! Apa yang sudah terjadi'
Sasshi terus mencoba untuk melepaskan tubuhnya meski hasilnya nihil karena ikatannya yang sangat kuat.
"Percuma saja kau mencoba melepaskan diri" kata seseorang yang baru saja masuk.
"Takayanagi-sensei" kata Sasshi melihat siapa yang baru saja datang.
"Sensei, apa yang terjadi, tolong lepaskan aku" kata Sasshi masih berusaha melepas tali yang mengikat tubuhnya.
"Apa? Melepaskanmu, jangan harap" kata Akane sambil mendekat kearah Sasshi.
"Apa maksudmu? jangan-jangan kau yang sudah melakukan semua ini" kata Sasshi menatap tak percaya orang didepannya.
"Kalau iya kenapa?" kata Akane dengan senyuman liciknya.
"Kenapa kau melakukan ini?" tanya Sasshi.
"Balas dendam" jawab Akane singkat yang membuat Sasshi bingung.
"Balas dendam? Apa aku pernah berbuat salah padamu?" tanya Sasshi karena ia merasa tidak pernah melakukan apapun pada Akane, bahkan ia baru saja mengenalnya.
"Kau memang tak berbuat apapun, tapi kekasihmu yang sudah berbuat kesalahan" jawab Akane sambil menarik rambut Sasshi dan menatapnya.
"Apa maksudmu?"
"Matsui Rena sudah membunuh Tou-san ku dan membuat keluargaku berantakan" kata Akane yang sontak membuat Sasshi membulatkan mata tak percaya.
"A-apa? Itu tidak mungkin, tak mungkin Rena-chan berbuat hal sekejam itu" kata Sasshi.
"Apa? Tidak mungkin? Bukannya kau sudah mengetahui seberapa kejam Rena, sudah berapa orang yang ia habisi" kata Akane yang membuat Sasshi terdiam beberapa saat.
"Aku tau Rena-chan memang yankee yang kejam, tetapi aku tau bahwa Rena-chan adalah orang yang baik, tidak mungkin dia sampai membunuh orang" kata Sasshi.
"Orang baik katamu?, asal kau tau Rena sudah menjadi pembunuh sejak usianya masih 7 tahun" kata Akane yang semakin membuat Sasshi tak percaya.
"Jangan kira aku akan percaya perkataanmu" kata Sasshi menatap tajam Akane.
"Jika kau tak percaya tanyakan sendiri padanya" kata Akane sambil merogoh sesuatu disakunya dan mengeluarkan sebuah pistol lalu mengarahkan pistol tersebut tepat didahi Sasshi.
"Rena pasti akan datang untuk menyelamatkanmu, saat itulah aku akan membunuhmu tepat didepan matanya, agar ia tau betapa sakitnya melihat orang yang kau sayangi ditembak didepan matamu sendiri" kata Akane sementara Sasshi hanya terdiam dengan mata yang membulat sempurna karena terkejut.
KLEK!!
"Bagaimana Akane-san, apa yang akan kita lakukan selanjutnya" tanya seseorang yang baru saja masuk.
"Kita hanya menunggu Rena menyelamatkannya" jawab Akane pada temannya yang baru saja masuk.
"Kanon, setelah ini apa kau bisa mengawasinya sebentar, ada sesuatu yang harus kulakukan" kata Akane pada orang yang ia panggil Kanon.
