BUAGH!!
Jurina memukul wajah lawannya dengan keras hingga lawannya langsung terkapar, total ia sudah menghabisi lima siswa Majijo yang baru saja menantangnya bertarung.
"Sepertinya sudah selesai" kata Jurina melihat semua lawannya sudah terkapar.
"Kalau begitu bagaimana kalau kita ketempat selanjutnya" kata Nezumi melihat Jurina berhasil menghabisi semua lawannya.
"Kemana?" tanya Jurina.
"Bagaimana kalau mencoba melawan salah satu anggota Rappapa?" tanya Nezumi.
"Itu rencana yang bagus, tapi sepetinya lain kali" jawab Jurina.
"Kenapa?" tanya Nezumi yang bingung karena jarang sekali Jurina menolak sebuah pertarungan.
"Bukan apa-apa, hanya saja tiba-tiba aku jadi malas berkelahi" jawab Jurina yang entah kenapa ia jadi malas berkelahi hari ini, selain itu tiba-tiba saja perasaannya menjadi tidak enak.
"Apa yang terjadi, kenapa tiba-tiba sekali?" tanya Nezumi padahal tadi pagi ia melihat Jurina yang sedang bersemangat dan berkata bahwa akan menghabisi beberapa siswa hari ini.
"Entahlah, tiba-tiba saja perasaanku menjadi tidak enak" jawab Jurina sambil berjalan pergi.
"Kau mau kemana?" tanya Nezumi.
"Aku mau pulang" jawab Jurina.
"Aku ikut" kata Nezumi menyusul Jurina yang sudah berjalan duluan.
'Tiba-tiba saja aku jadi memikirkan Onee-chan' batin Jurina yang tiba-tiba saja ia jadi memikirkan kakaknya.
'Ngomong-ngomong apa Onee-chan dan Wota sekarang sudah jadi sepasang kekasih' batin Jurina karena ia tau Sasshi mencari kakaknya tadi untuk menyatakan perasaannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sementara itu dirumah sakit, tepatnya didepan ruang operasi terlihat Sasshi yang sedang menangis menunggu Rena yang sedang melakukan operasi.
"Hiks! Kenapa bisa menjadi seperti ini hiks! hiks!" kata Sasshi yang belum bisa menghentikan tangisnya.
"Bagaimana keadaanya?" tanya Otabe yang baru saja datang.
"Rena masih berada diruang operasi" jawab Sasshi.
"Apa yang sudah terjadi?" tanya Otabe perihal kejadian yang baru terjadi.
"Saat itu aku ingin membicarakan sesuatu dengan Rena, tapi tiba-tiba seseorang menabraknya dari belakang dan setelah itu Rena langsung terjatuh dengan darah yang sudah membasahi perutnya" jelas Sasshi.
"Begitu ya, apa kau tau siapa yang melakukannya?" tanya Otabe.
"Aku tak tau, tapi aku sempat melihat wajahnya tadi" jawab Sasshi.
"Begitu ya, apa mungkin jika Yabakune yang melakukan hal ini" kata Otabe.
"Entahlah"
.
.
.
.
.
.
.
.
."Sepertinya pintunya terkunci" kata Jurina sambil mencoba membuka pintu rumahnya.
"Apa kau tak membawa kuncinya?" tanya Nezumi.
"Tidak, karena aku tak pernah mengunci pintunya, sepertinya kakakku yang sudah menguncinya" jawab Jurina.
"Begitu ya, apa kau tak tau diamana kakakmu menaruh kuncinya, mungkin dia menaruhnya disekitar sini" kata Nezumi.
"Entahlah, aku akan menelpon kakakku" kata Jurina sambil menghubungi nomor kakaknya tetapi beberapa kali ia menelpon belum ada jawaban.
"Tumben telponnya tak diangkat, apa mungkin Onee-chan sedang sibuk" kata Jurina karena beberapa panggilannya tak terjawab.
