Chapter 30

86 5 9
                                    

"Sudah lama kita tidak makan berdua seperti ini" kata Rena pada sahabatnya, Kashiwagi Yuki.

Saat ini mereka berdua sedang menikmati makan siang bersama disebuah restoran keluarga.

"Karena kita memang sibuk dengan urusan kita masing-masing, aku juga jarang-jarang mendapat libur seperti ini" kata Yuki karena ia jarang mendapat waktu libur apalagi setelah ia mengambil minimarket tempat ia bekerja.

"Selain itu kita tidak berdua, melainkan berempat" kata Yuki karena mereka berdua memang membawa anak mereka masing-masing.

"Benar juga"

"Oh ya Rena, bagaimana keseharianmu menjadi guru di Majijo" tanya Yuki sambil sesekali menyuapi anaknya dengan bubur bayi.

"Cukup menyenangkan, aku masih bisa menghajar beberapa anak disana" jawab Rena.

"Dasar kau tak berubah sama sekali, apa kau menjadi guru hanya untuk menghajar anak-anak disana" kata Yuki tersenyum kecil melihat kelakuan sahabatnya ini yang tak berubah.

"Tentu saja tidak, aku hanya menghajar para siswa yang berbuat nakal" jawab Rena.

"Tapi bukannya mereka semua selalu berbuat nakal"

"Karena itulah aku bisa selalu menghajar mereka" jawab Rena dengan senyuman khasnya.

"Kalau kau di sekolah, bagaimana dengan anakmu?" tanya Yuki.

"Biasanya salah satu pelayan restoranku yang akan menjaganya, terkadang aku juga mengajaknya kesekolah" jawab Rena sambil memandang anak angkatnya yang tertidur pulas dikereta bayi.

"Begitu ya, jujur aku sempat tak percaya dan ragu saat bilang kau akan mengadopsi anak" kata Yuki karena ia sempat tak percaya saat Rena bercerita padanya bahwa ia akan mengadopsi anak.

"Kenapa begitu?"

"Siapa yang percaya membiarkan seorang bayi tinggal dengan yankee kejam sepertimu" kata Yuki.

"Tentu saja ada, salah satunya kau, bukannya sering menitipkan anakmu padaku" kata Rena yang membuat Yuki menelan perkataannya sendiri karena nyatanya ia sering menitipkan anaknya pada Rena.

"Kalau itu beda lagi ceritanya"

"Yuki, anakmu sebentar lagi menginjak umur 4 tahun" kata Rena.

"Lalu?"

"Apa kau tak berencana untuk menikah?" tanya Rena.

"Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?" tanya Yuki.

"Aku hanya tiba-tiba berpikir kalau jika kau menikah, kau pasti akan bisa lebih bersantai dan bisa menghabiskan waktu dengan anakmu lebih banyak dan kau tak perlu bekerja lagi" jawab Rena karena ia merasa kasian pada Yuki yang selama hampir 4 tahun ini harus merawat anaknya sambil terus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya.

"Entahlah Rena, aku belum sempat berpikir untuk menikah, meski aku harus merawatnya sambil terus bekerja, aku masih nyaman dengan keadaanku saat itu" jawab Yuki.

"Jika kau berencana menikah, kau mau menikah dengan laki-laki atau perempuan?" tanya Rena.

"Bagaimana ya,,, sejak kejadian itu, aku belum bisa mempercayai seorang pria dan jika dengan permpuan, aku merasa belum ada yang cocok denganku" jawab Yuki.

"Begitu ya"

"Rena, aku sempat berpikir jika dulu aku menerima lamaranmu, mungkin keadaanku akan lebih baik dari ini" kata Yuki sambil tersenyum berangan-angan jika dulu ia menerima lamaran Rena, pasti hidupnya akan lebih baik, tapi itu sudah pilihannya, ia tak menerima Rena karena ia tak ingin jika Rena bertanggung jawab atas anak yang ia lahirkan, selain itu ia yakin pasti Rena akan mendapat orang yang lebih baik darinya.

GekiWotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang