2 Tahun yang lalu
"Akhirnya kau pulang juga Onee-chan, kemana saja kau beberapa hari ini?" tanya Jurina pada kakaknya yang baru saja pulang setelah beberapa hari tak tau kemana.
"Rena-nee" panggil Jurina lagi karena kakaknya hanya diam saja.
"Ah iya ada apa Jurina?" tanya Rena yang tersadar dari lamunannya.
"Ada apa Onee-chan? kemana saja kau beberapa hari ini? aku mencarimu tau" kata Jurina.
"Tak ada apa-apa, aku hanya menginap dirumah Yuki beberapa hari ini" jawab Rena.
"Begitu ya, kukira sudah terjadi sesuatu, tumben sekali Nee-chan pergi beberapa hari tanpa memberi kabar" kata Jurina yang terlihat lega karena tak terjadi sesuatu pada kakaknya.
"Ada apa Onee-chan? Kau terlihat sedang ada masalah?" tanya Jurina karena dari tadi ia melihat Rena hanya diam saja.
"Jika ada masalah ceritakan saja padaku, mungkin aku bisa membantu" kata Jurina.
"Tenang saja Jurina aku baik-baik saja" jawab Rena.
"Oh ya Rena-nee, kau bilang akan melamarnya bagaimana-" tanya Jurina tapi langsung dipotong Rena.
"Sudah siang Jurina, apa kau tak berangkat sekolah" kata Rena memotong perkataan Jurina karena Rena tau bahwa Jurina akan menanyakan sesuatu yang sangat tidak ia ingin bicarakan.
"Kau berangkat saja dulu, aku akan mandi" kata Rena sambil beranjak menuju kamar mandi sementara Jurina hanya terdiam karena melihat tingkah kakaknya yang menurutnya aneh.
'Apa yang sebenarnya terjadi' batin Jurina, ia yakin pasti ada sesuatu yang sudah tetjadi pada kakaknya.
Sementara itu dikamar mandi Rena hanya berdiri diam membiarkan shower terus membasahi tubuhnya.
'Sudah seminggu lebih sejak aku putus dengan Sasshi, rasa sakit ini masih tetap terasa' batin Rena sambil menyentuh dadanya merasakan rasa sakit dihatinya.
'Sudah seminggu lebih ya,,, itu berarti Sasshi sudah tak berada disini lagi' batin Rena karena ia tau bahwa Sasshi sudah pindah ke Fukuoka.
.
.
.
.
.
.
.Selama beberapa hari ini Jurina semakin merasa aneh dengan sikap kakaknya, semakin lama sikapnya menjadi dingin dan jarang bicara, bahkan saat ditanya Rena hanya menjawab seadanya, selain itu Rena jadi sering pulang larut malam dan setiap pulang pasti kondisinya penuh dengan luka dan darah disekujur tubuhnya.
Jurina tau kalau Rena memang suka berkelahi tetapi Jurina menjadi khawatir dengan kesehatan Rena karena menurutnya kakaknya itu sudah berlebihan.
"Onee-chan apa kau tak berlebihan?" tanya Jurina pada Rena yang sedang mengobati lukanya sendiri.
"Apa maksudmu?" tanya balik Rena.
"Akhir-akhir ini kau selalu pulang dengan luka disekujur tubuhmu, menurutku kau terlalu banyak berkelahi" jawab Jurina.
"Itu wajar karena aku seorang Yankee" kata Rena sambil membereskan peralatan medisnya setelah selesai mengobati lukanya.
"Aku tau itu, tapi aku mengkhawatirkanmu, sekuat apapun Onee-chan, aku tetap khawatir jika kau terus berkelahi secara berlebihan seperti ini" kata Jurina terlihat jelas sekali raut wajah khawatir diwajahnya.
"Kenapa kau jadi lembek seperti ini Jurina, jika kau masih lembek seperti ini lebih baik kau berhenti menjadi Yankee" kata Rena sambil berjalan pergi menuju kamarnya meninggalkan Jurina yang masih terdiam.
'Apa yang terjadi padamu Rena-nee' batin Jurina bertanya-tanya kenapa sikap kakaknya tiba-tiba berubah drastis seperti ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
