41. Ayah

437 43 3
                                    

Sunrisenya didepan bukan disini Kak, kenapa sih ada yang aneh? "Rara menunjuk dirinya, ia malu ditatap Gunawan

Kamu beda banget kalo pake hijab gini "ucap Gunawan yang sedari tadi terpesona melihat Rara memakai mukena yang belum dilepas

Jelek ya? Yaudah Rara lepas deh "Rara hendak melepas mukenanya

Eh.. Jangan-jangan Ra, udah gapapa dipake aja "Gunawan mencegahnya

Yaudah kita nikmatin sunrisenya "tambahnya dan menatap kembali pemandangan didepannya

Kakak bilang ga mau kesini? "tanya Rara tanpa melihat Gunawan

Aku bilangnya mau ke Bandung dan mereka juga ga nanya mau ada apa, palingan taunya aku ada kerjaan "ucap Gunawan terkekeh

Kakak ini kenapa ga jujur aja sih? "tanya Rara

Ribet nanti urusannya, mereka pasti mendadak jadi netizen "sahut Gunawan

Bener juga Kak, apalagi Nia ya "ucap Rara terkekeh

Tuh kamu tau "Gunawan tertawa kecil

Tak ada lagi pembicaraan, Gunawan berdiri, berjalan sedikit maju ke depan, ia merentangkan kedua tangannya, memejamkan matanya dan menhgirup dalam-dalam udara pagi itu, sejuk dan damai yang ia rasakan. Sementara Rara yang melihatnya dari belakang dibuat tersenyum, ada rasa bahagia menyadari Gunawan ada disini bersamanya. Ingin sekali ia mengabadikan moment ini, tapi sayangnya ia tak membawa hpnya.

Udara pagi disini beda banget sama di Jakarta ya Ra "ucap Gunawan setengah teriak karena posisinya yang agak jauh dengan Rara

Iya Kak, disini kita masih bisa nemuin embun pagi, suara-suara khas pagi hari yang dihasilkan alam "Rara berjalan mendekati Gunawan setelah melepas mukenanya

Gunawan menoleh pada gadis disampingnya. Ia memperhatikan Rara, rambutnya yang masih sedikit basah tergerai panjang, menambah aura kesegaran dipagi hari. Rara ikut merentangkan kedua tangannya dan menghirup udara dalam-dalam.

Cantik "lirih Gunawan namun masih terdengar oleh Rara

Apasih Kakak, jangan gitu liatinnya ah "ucap Rara malu

Ga boleh ya? "tanya Gunawan serius

Malu ih "rengek Rara

Ih kamu tuh bikin gemes "Gunawan mengacak rambut Rara

Ya kali Rara anak kecil. Yaudah siap-siap sarapan yuk "ajak Rara menutupi kegugupannya

Aku ganti baju dulu ya "ucap Gunawan

Bagus gini Kak, kayak pak ustadz "ledek Rara karena Gunawan masih memakai sarung dan baju kokonya

Bisa aja kamu "ucap Gunawan

Lalu mereka kembali ke kamarnya masing-masing. Tak lama Bunda memanggil Rara dan Gunawan untuk segera sarapan. Kini mereka telah berkumpul di meja makan.

Ayo sekarang kita makan dulu. Jangan sungkan ya Gun "ucap Ayah Rara

Bunda menyendokkan nasi dan lauk untuk Ayah, lalu mengambil untuknya sendiri, setelah itu Rara mempersilahkan Gunawan terlebih dahulu baru ia belakangan. Saat sedang makan..

Jadi Nak Gun ini berapa bersaudara? "tanya Ayah Rara

Ayah, Kak Gun ini punya kebiasaan kalo lagi makan ga boleh ngobrol "Rara memberitahu Ayahnya karena merasa tak enak pada Gunawan

Oh.. Maaf ya Gun, Om tidak tau "ucap Ayah tak enak

Gapapa Om, setiap keluarga kan punya kebiasaan yang berbeda "ucap Gunawan

Ya sudah ayo lanjutkan dulu makannya "lerai Bunda

Setelah sarapan, Gunawan izin untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang baru dikirimkan sekertarisnya. Karena pekerjaan ini sangat ditunggu saat ini juga. Ayah Rara mempersilahkan Gunawan untuk bekerja diruang keluarga agar lebih fokus.

Sementara, Bunda masih membantu Bi Inah di dapur, Rara dan Ayahnya memilih bersantai di teras depan.

Jadi Gunawan itu siapa? "tanya Ayah

Maksud Ayah? "Rara mengerutkan dahinya

Dia lelaki pertama yang kamu bawa kesini, Ayah ga percaya kalo kalian hanya teman "ucap Ayah sambil menyeruput tehnya

Tapi emang bener Yah, kita cuma teman. Bahkan kita baru kenal 1 bulan yang lalu "yakin Rara

Kok bisa udah dibawa kesini? "tanya Ayah tajam

Rara juga ga tau Yah, tiba-tiba Rara yakin ajak dia kesini "sahut Rara

Apa yang bikin kamu suka sama dia? "goda Ayah

Ih.. Apasih Ayah "Rara tersipu malu

Kamu itu anak Ayah. Ayah paham banget apa yang sedang dirasakan anak Ayah. Setelah denger cerita dari Bunda, Ayah tau anak Ayah ini sedang jatuh cinta "Ayah tersenyum penuh arti

Menurut Ayah dia gimana? "tanya Rara serius

Baik, sopan dan sepertinya dia ga pernah tinggal solat "sahut Ayah penuh yakin

Ayah tau darimana dia ga pernah tinggal solat? "tanya Rara

Seseorang yang sudah punya waktu solat pasti dimanapun dan kapanpun akan terbiasa. Seperti subuh tadi, tanpa dibangunkan dia sudah siap "kata Ayah menjelaskan

Beberapa kali jalan bareng, Kak Gun emang ga pernah tinggal solat Yah. Dia juga lelaki pertama yang ngajak Rara solat berjamaah, mungkin itu yang membuat Rara tersentuh Yah "cerita Rara

Alhamdulillah, Ayah seneng kalo kamu berteman dengan orang-orang yang taat dengan agamanya. Jadi sudah sampe mana hubungan kalian? "selidik Ayah

Tahap mengenal mungkin Yah. Tapi jujur Rara nyaman sama dia. Tapi Rara juga belum tau banyak tentang dia. Dia itu bukan termasuk orang yang banyak cerita dan ga kepo juga Yah "ucap Rara terkekeh

Ayah sudah menduga, terlihat dari pembawaannya yang tenang "sahut Ayah

Lagi ngobrolin apa sih, seru banget kayaknya "ucap Ibu yang baru datang menghampiri mereka

Ini Ayah kepo Bund "goda Rara

Ikutan dong, Bunda juga lebih kepo nih "Bunda duduk ditengah-tengah Rara dan Ayah

Ish Bunda apaan sih, waktunya udah habis tau "Rara memanyunkan bibirnya

Jahat banget sih. Sayang, Gunawan itu ganteng ya, pantes aja kamu suka. Mario juga ganteng sih tapi menurut Bunda lebih ganteng Gunawan "ucap Bunda heboh

Bunda jangan genit deh, itu punya Rara, Bunda kan udah punya Ayah "Rara ngegas

Tadi katanya cuma temen, sekarang bilang punya kamu, jadi yang bener yang mana? "goda Ayah

Maksudnya tuh.... Ah udah jangan gibahin Kak Gun terus, takut dia denger "Rara mengalihkan pembicaraan karena dia bingung harus jawab apa

Nanti sore kamu ajakin jalan-jalan ke kebun teh aja Ra "usul Bunda

Iya Bund, nanti Rara coba ajak dia. Ayah kalo ngobrol sama Kak Gun jangan tanya yang aneh-aneh ya "seru Rara

Pertanyaan aneh tuh yang gimana? Palingan Ayah tanya kapan mau ngelamar kamu "goda Ayah

Hahaha.. Bener tuh Yah, Bunda udah pengen gendong cucu nih "Bunda ikut menggoda

Ish.. Jangan malu-maluin deh "rengek Rara sambil memanyunkan bibirnya

Kamu tenang aja, kalo ngobrol itu ngalir sayang, tergantung nanti arah obrolan dia kemana "ucap Ayah serius

Ya Ayah ngegiringnya yang bener "titah Rara

Iya-iya udah jangan cemberut. Ayah ke peternakan dulu ya "pamit Ayah

Bawain susunya ya Yah buat Rara "pinta Rara

Siap "sahut Ayah lalu pergi meninggalkan Rara dan Bunda

Bunda juga mau ke pasar sayang "ucap Bunda

Terus Rara? "ia bingung harus ngapain

Udah temenin Nak Gun sana, masa ditinggal sih "titah Bunda

Hmmm... Ya udah deh, Bunda hati-hati ya "Rara masuk ke dalam rumah setelah Bundanya pamit

Berjuang BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang