Sunrisenya didepan bukan disini Kak, kenapa sih ada yang aneh? "Rara menunjuk dirinya, ia malu ditatap Gunawan
Kamu beda banget kalo pake hijab gini "ucap Gunawan yang sedari tadi terpesona melihat Rara memakai mukena yang belum dilepas
Jelek ya? Yaudah Rara lepas deh "Rara hendak melepas mukenanya
Eh.. Jangan-jangan Ra, udah gapapa dipake aja "Gunawan mencegahnya
Yaudah kita nikmatin sunrisenya "tambahnya dan menatap kembali pemandangan didepannya
Kakak bilang ga mau kesini? "tanya Rara tanpa melihat Gunawan
Aku bilangnya mau ke Bandung dan mereka juga ga nanya mau ada apa, palingan taunya aku ada kerjaan "ucap Gunawan terkekeh
Kakak ini kenapa ga jujur aja sih? "tanya Rara
Ribet nanti urusannya, mereka pasti mendadak jadi netizen "sahut Gunawan
Bener juga Kak, apalagi Nia ya "ucap Rara terkekeh
Tuh kamu tau "Gunawan tertawa kecil
Tak ada lagi pembicaraan, Gunawan berdiri, berjalan sedikit maju ke depan, ia merentangkan kedua tangannya, memejamkan matanya dan menhgirup dalam-dalam udara pagi itu, sejuk dan damai yang ia rasakan. Sementara Rara yang melihatnya dari belakang dibuat tersenyum, ada rasa bahagia menyadari Gunawan ada disini bersamanya. Ingin sekali ia mengabadikan moment ini, tapi sayangnya ia tak membawa hpnya.
Udara pagi disini beda banget sama di Jakarta ya Ra "ucap Gunawan setengah teriak karena posisinya yang agak jauh dengan Rara
Iya Kak, disini kita masih bisa nemuin embun pagi, suara-suara khas pagi hari yang dihasilkan alam "Rara berjalan mendekati Gunawan setelah melepas mukenanya
Gunawan menoleh pada gadis disampingnya. Ia memperhatikan Rara, rambutnya yang masih sedikit basah tergerai panjang, menambah aura kesegaran dipagi hari. Rara ikut merentangkan kedua tangannya dan menghirup udara dalam-dalam.
Cantik "lirih Gunawan namun masih terdengar oleh Rara
Apasih Kakak, jangan gitu liatinnya ah "ucap Rara malu
Ga boleh ya? "tanya Gunawan serius
Malu ih "rengek Rara
Ih kamu tuh bikin gemes "Gunawan mengacak rambut Rara
Ya kali Rara anak kecil. Yaudah siap-siap sarapan yuk "ajak Rara menutupi kegugupannya
Aku ganti baju dulu ya "ucap Gunawan
Bagus gini Kak, kayak pak ustadz "ledek Rara karena Gunawan masih memakai sarung dan baju kokonya
Bisa aja kamu "ucap Gunawan
Lalu mereka kembali ke kamarnya masing-masing. Tak lama Bunda memanggil Rara dan Gunawan untuk segera sarapan. Kini mereka telah berkumpul di meja makan.
Ayo sekarang kita makan dulu. Jangan sungkan ya Gun "ucap Ayah Rara
Bunda menyendokkan nasi dan lauk untuk Ayah, lalu mengambil untuknya sendiri, setelah itu Rara mempersilahkan Gunawan terlebih dahulu baru ia belakangan. Saat sedang makan..
Jadi Nak Gun ini berapa bersaudara? "tanya Ayah Rara
Ayah, Kak Gun ini punya kebiasaan kalo lagi makan ga boleh ngobrol "Rara memberitahu Ayahnya karena merasa tak enak pada Gunawan
Oh.. Maaf ya Gun, Om tidak tau "ucap Ayah tak enak
Gapapa Om, setiap keluarga kan punya kebiasaan yang berbeda "ucap Gunawan
Ya sudah ayo lanjutkan dulu makannya "lerai Bunda
Setelah sarapan, Gunawan izin untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang baru dikirimkan sekertarisnya. Karena pekerjaan ini sangat ditunggu saat ini juga. Ayah Rara mempersilahkan Gunawan untuk bekerja diruang keluarga agar lebih fokus.
Sementara, Bunda masih membantu Bi Inah di dapur, Rara dan Ayahnya memilih bersantai di teras depan.
Jadi Gunawan itu siapa? "tanya Ayah
Maksud Ayah? "Rara mengerutkan dahinya
Dia lelaki pertama yang kamu bawa kesini, Ayah ga percaya kalo kalian hanya teman "ucap Ayah sambil menyeruput tehnya
Tapi emang bener Yah, kita cuma teman. Bahkan kita baru kenal 1 bulan yang lalu "yakin Rara
Kok bisa udah dibawa kesini? "tanya Ayah tajam
Rara juga ga tau Yah, tiba-tiba Rara yakin ajak dia kesini "sahut Rara
Apa yang bikin kamu suka sama dia? "goda Ayah
Ih.. Apasih Ayah "Rara tersipu malu
Kamu itu anak Ayah. Ayah paham banget apa yang sedang dirasakan anak Ayah. Setelah denger cerita dari Bunda, Ayah tau anak Ayah ini sedang jatuh cinta "Ayah tersenyum penuh arti
Menurut Ayah dia gimana? "tanya Rara serius
Baik, sopan dan sepertinya dia ga pernah tinggal solat "sahut Ayah penuh yakin
Ayah tau darimana dia ga pernah tinggal solat? "tanya Rara
Seseorang yang sudah punya waktu solat pasti dimanapun dan kapanpun akan terbiasa. Seperti subuh tadi, tanpa dibangunkan dia sudah siap "kata Ayah menjelaskan
Beberapa kali jalan bareng, Kak Gun emang ga pernah tinggal solat Yah. Dia juga lelaki pertama yang ngajak Rara solat berjamaah, mungkin itu yang membuat Rara tersentuh Yah "cerita Rara
Alhamdulillah, Ayah seneng kalo kamu berteman dengan orang-orang yang taat dengan agamanya. Jadi sudah sampe mana hubungan kalian? "selidik Ayah
Tahap mengenal mungkin Yah. Tapi jujur Rara nyaman sama dia. Tapi Rara juga belum tau banyak tentang dia. Dia itu bukan termasuk orang yang banyak cerita dan ga kepo juga Yah "ucap Rara terkekeh
Ayah sudah menduga, terlihat dari pembawaannya yang tenang "sahut Ayah
Lagi ngobrolin apa sih, seru banget kayaknya "ucap Ibu yang baru datang menghampiri mereka
Ini Ayah kepo Bund "goda Rara
Ikutan dong, Bunda juga lebih kepo nih "Bunda duduk ditengah-tengah Rara dan Ayah
Ish Bunda apaan sih, waktunya udah habis tau "Rara memanyunkan bibirnya
Jahat banget sih. Sayang, Gunawan itu ganteng ya, pantes aja kamu suka. Mario juga ganteng sih tapi menurut Bunda lebih ganteng Gunawan "ucap Bunda heboh
Bunda jangan genit deh, itu punya Rara, Bunda kan udah punya Ayah "Rara ngegas
Tadi katanya cuma temen, sekarang bilang punya kamu, jadi yang bener yang mana? "goda Ayah
Maksudnya tuh.... Ah udah jangan gibahin Kak Gun terus, takut dia denger "Rara mengalihkan pembicaraan karena dia bingung harus jawab apa
Nanti sore kamu ajakin jalan-jalan ke kebun teh aja Ra "usul Bunda
Iya Bund, nanti Rara coba ajak dia. Ayah kalo ngobrol sama Kak Gun jangan tanya yang aneh-aneh ya "seru Rara
Pertanyaan aneh tuh yang gimana? Palingan Ayah tanya kapan mau ngelamar kamu "goda Ayah
Hahaha.. Bener tuh Yah, Bunda udah pengen gendong cucu nih "Bunda ikut menggoda
Ish.. Jangan malu-maluin deh "rengek Rara sambil memanyunkan bibirnya
Kamu tenang aja, kalo ngobrol itu ngalir sayang, tergantung nanti arah obrolan dia kemana "ucap Ayah serius
Ya Ayah ngegiringnya yang bener "titah Rara
Iya-iya udah jangan cemberut. Ayah ke peternakan dulu ya "pamit Ayah
Bawain susunya ya Yah buat Rara "pinta Rara
Siap "sahut Ayah lalu pergi meninggalkan Rara dan Bunda
Bunda juga mau ke pasar sayang "ucap Bunda
Terus Rara? "ia bingung harus ngapain
Udah temenin Nak Gun sana, masa ditinggal sih "titah Bunda
Hmmm... Ya udah deh, Bunda hati-hati ya "Rara masuk ke dalam rumah setelah Bundanya pamit
KAMU SEDANG MEMBACA
Berjuang Bersamamu
RomanceKata pepatah jika kita berniat baik pasti ada saja halangan dan rintangan yang akan kita temui. Jadilah pemenang disetiap lomba, maka jadilah yang terkuat disetiap masalah. Matahari tidak akan terbit sebelum waktunya.