95. Merelakan

458 50 25
                                    

Gimana kabar Rara? "tanya Mario

Kok tanya ke gue? "Meli balik tanya

Udahlah Mel, gue udah tahu semua. Rara bahagia kan sama Kakak lo? "ucap Mario

Merasa ada kesempatan untuk berbicara banyak dengan Meli, Mario tidak menyia-nyiakannya. Sudah berhari-hari mereka beradu akting, komunikasi juga mulai terjalin walau hanya sekedar diskusi tentang dialog atau adegan mereka. Setelah dirinya mendapatkan kabar tentang seseorang yang hadir diacara bukber Rara bersama fansnya, Mario semakin dibuat menyerah untuk mendekati Rara, bahkan hanya untuk berteman seperti pertama kali bertemu pun sulit. Saat ini hanya lewat Meli, ia mendapat kabar tentang kehidupan Rara yang sesungguhnya. Jujur saja saat ini ia sangat merindukan Rara.

Menurut lo gimana? "tantang Meli

Syukurlah kalo mereka bahagia. Sejak awal mereka bertemu, sepertinya kakak lo udah mendapat tempat special dihati Rara sampe gue ga bisa menyentuhnya sedikitpun "ucap Mario dengan pandaangan lurus kedepan

Meli diam mendengarkan, ia tak paham maksud dari omongan Mario arahnya kemana. Curhat kah atau ingin mencela Abangnya?

Waktu pertama kali gue ketemu Rara, kita bisa menjalin pertemanan dengan baik. Rara juga ga pernah keberatan gue ajakin ngvlog, bahkan hampir semua kegiatan kita gue upload karena saking senengnya. Jujur aja gue duluan yang pengen duet sama Rara. Tapi akhirnya gue tahu saat itu Rara hanya merasa ga enak, dia ga merasa nyaman sama sekali. Project duet kita mau ga mau membuat kita semakin hari semakin dekat, Rara yang humble dan sangat welcome membuat gue jatuh hati. Sampai gue merasa Rara juga memberikan perhatian lebih ke gue. Tapi saat gue menyatakannya, tak disangka respon Rara jauh diluar ekspektasi. Dia sangat marah bahkan gue bisa lihat kekecewaan dimukanya. Tapi entah kenapa gue ga putus asa untuk mendapatkan hatinya. Dia terlalu sempurna dimata gue "ucap Mario panjang lebar

Meli masih tetap diam mendengarkan, tak berniat menyahuti Mario.

Sampai akhirnya gue tahu dia berteman sama kakak lo. Gue lihat dengan mata kepala gue sendiri, perlakuan Rara ke dia dan ke gue jauh berbeda. Rara seperti sangat menghargai kakak lo, dari cara bicara bahkan dari tingkah lakunya gue merasakan itu. Saat itu gue berpikir, kakak lo ini idolanya Rara, mungkin itu alasan Rara bersikap seperti itu. Ternyata sejak saat mereka kerjasama, sejak saat itu juga Rara sangat menjaga jarak sama gue, begitupun saat sedang perform, seperti ada yang sedang dia jaga. Dan bodohnya gue tetep nekad untuk menyatakannya lagi sampai Rara marah banget "ucap Mario tersenyum miring

Lagian kenapa lo nekad sih, live lagi? "kali ini Meli tak tahan ingin bertanya

Karena gue ga mau dia jadi milik orang lain Mel. Gue terlalu egois saat itu sampai tidak memikirkan dampak kedepannya, dan setelah melakukan itu gue menyesal, sangat menyesal. Sekedar berteman pun sulit Mel, bahkan kemarin saat kita kerja bareng, hanya sekedar tegur sapa tidak ada obrolan lain "ucap Mario sendu

Terus maksud lo ngomong ke gue? "Meli mengerutkan dahinya

Ga ada apa-apa Mel, gue cuma mencurahkan isi hati gue. Saat gue dikenalkan sama kakak lo, gue yakin dia orang yang baik makanya bisa meluluhkan hati Rara. Gue juga nyesel dulu sempet meremehkan kakak lo dan berkomentar kasar di media. Tolong sampaikan maaf gue Mel "ucap Mario serius

Santai, Abang gue bukan pendendam kok "sahut Meli

Gue ikhlas Mel melepas Rara, bahkan jika Rara mau memutus kontrak dengan gue, gue pun ikhlas. Dia udah banyak bantu gue, ini saatnya gue balas budi dan demi cinta gue, gue rela ngelepas dia buat bahagia dengan kakak lo. Gue sadar kebahagiaan dia bukan gue "ucap Mario lantang

Gue harap lo bener-bener ikhlas ngelepas Kak Rara, karena gue ga mau ada yang merusak kebahagiaan mereka. Gue juga minta tolong, lo ga usah posting apapun lagi yang menggiring opini publik mengiyakan hubungan lo sama Kak Rara "pinta Meli degan tatapan tajam

Berjuang BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang