150. Gala Dinner

602 53 25
                                    

Geli sayang "ucap Rara karena Gunawan berkali-kali mencium kepala Rara

Kamunya wangi "sahut Gunawan

Mereka sedang berada di sofa kamarnya. Gunawan menyenderkan badannya disofa dan memeluk Rara dari belakang dan Rara menyenderkan badannya di dada bidang Gunawan. Hari itu mereka hanya menghabiskan waktu berdua di dalam kamar, seakan baru merasakan indahnya jatuh cinta, keduanya enggan berpisah walau sedetikpun.

Kak, aku mau tanya boleh? "ucap Rara hati-hati

Boleh dong sayang, tanya apa hmm? "kali ini Gunawan mendusel-duselkan hidungnya dikepala Rara karena gemas

Soal mahar ... "ucapan langsung dipotong

Ga boleh protes! Itu ga ada apa-apanya dibanding kamu. Itu bentuk penghargaan aku untuk kamu sayang, bahkan seharusnya lebih dari itu "Gunawan semakin mengeratkan pelukannya

Aku ga tahu harus berterimakasih seperti apalagi sama kamu sayang "Rara mengelus rahang suaminya

Cukup dengan kamu selalu ada disamping aku "lalu Gunawan mengecup pipi istrinya itu

Rara tersenyum bahagia "Lalu caffe itu?"

Sejak kamu bilang mau belajar bisnis dan kecanduan kamu sama kopi, terlintas dipikiran aku untuk membuatkan kamu sebuah caffe. Tapi waktu itu aku bingung gimana cara ngasihnya, pasti kamu juga nolak. Sampai akhirnya aku diskusi sama Abi dan akhirnya aku yakin memberikan ini sebagai mahar untuk kamu "Gunawan menjeda ucapannya

Aku juga udah kasih nama untuk cafenya, kamu tahu apa? "pernyataan Gunawan berhasil membuat Rara membalikan badannya menghadap sang suami

Apa itu Kak? "tanya Rara antusias

Manisnya Mutyara "ucap Gunawan dengan menoel hidung Rara

Nanti produk yang menjadi andalan di cafe kamu itu sudah tentu kopi. Aku sudah pilihkan biji kopi terbaik untuk Manisnya Mutyara, aku juga sudah siapkan cheff dan stafnya, jadi nanti kamu tinggal check aja apa yang menurut kamu kurang "Gunawan melanjutkan ucapannya sambil memegang erat tangan Rara

Airmata lolos begitu saja dipipi Rara, membuat Gunawan panik.

Kok kamu nangis sayang? Kamu ga suka ya? Maaf ya "cerocos Gunawan yang sedang menghapus air mata Rara

Rara menggeleng, dengan segera ia memeluk tubuh kekar suaminya.

Entah kebaikan apa yang Rara buat sampai Rara mendapatkan suami seperti Kakak. Kakak itu terlalu sempurna untuk aku "Rara terisak

Jangan terus memuji aku sayang, aku hanya berusaha melakukan yang terbaik untuk kamu "Gunawan mengecup kening Rara berkali-kali

Malam berganti pagi membuat sepasang suami istri harus segera terbangun. Mendapati seseorang yang sangat dicintai ada disamping kita saat pertama membuka mata adalah anugrah terindah bagi sepasang suami istri.

Rara dan Gunawan sudah bersiap dengan pakaian rapihnya. Siang ini mereka harus mengadakan konvrensi pers terkait pernikahnya. Beberapa media sudah menunggu mereka ditempat yang sudah disediakan. Pengantin baru ini datang dengan tangan yang saling menggenggam, senyum kebahagiaan terpancar dari keduanya. Suara riuh dari awak media mulai terdengar saat mereka sudah terlihat dari kejauhan. Pengantin bari itu hanya didampingi oleh Hari dan Dini.

Assalamualaikum wr. wb. Selamat siang semuanya "Gunawan mulai buka suara

Waalaikumsalam wr. wb. Selamat siang juga untuk pengantin baru "sahut para media bersamaan

Atas nama pribadi dan istri, kami mengucapkan terimakasih untuk teman-teman yang sudah hadir disini. Saya akan membagikan kabar gembira, kemarin tepat tanggal 30 Desember saya dan Rara telah melaksanakan akad nikah dan tentu saja saat ini status kami sudah sah sebagai suami istri. Mohon maaf kemarin kami tidak mengundang teman-teman, karena memang kami menginginkan acaranya lebih khidmat. Akad nikah kami juga hanya dihadiri oleh keluarga terdekat saja. Dengan tidak mengurangi rasa hormat kami, untuk acara nanti malam silahkan yang sudah mengantongi undangan bisa hadir dalam acara gala dinner pernikahan kami. Teman-teman media juga boleh meliput melalui layar yang kami sediakan. Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan. Terimakasih "ucap Gunawan panjang lebar

Berjuang BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang