134. Rumah Sakit

414 51 36
                                    

Rara dan Nia sudah menyelesaikan tugasnya hari ini. Mereka memberikan penampilan yang luar biasa, yang selalu membuat penonton histeris dan puas melihatnya. Dalam acara tersebut mereka sama-sama membawakan 2 lagu. Namun disaat perjalanan kembali ke ruang ganti, tiba-tiba Rara jatuh pingsan. Seketika suasana menjadi ramai dan panik. Usi dan Dini segera membawa Rara ke rumah sakit, disusul oleh Nia. Setelah sampai dirumah sakit, Rara segera mendapat penanganan dari tim medis.

Sementara menunggu dokter memeriksa, Nia segera menghubungi Gunawan. Berkali-kali Nia menelepon Gunawan, namun tak ada satupun panggilannya yang diterima. Akhirnya Nia hanya mengirim pesan lewat chat. Segera Nia menghubungi Mamih Deva untuk memberitahu keadaan Rara. Sementara Dini dan Usi masih menunggu Rara diperiksa.

Tiga puluh menit berlalu, dokter yang memeriksa Rara memberitahukan keadaannya. Melihat dari hasil laboratorium, Rara di diagnosis menderita suspect typoid, oleh karena itu Rara disarankan untuk rawat inap beberapa hari. Nia juga segera mengupdate kabar tersebut kepada Gunawan.

Setelah urusannya selesai, Gunawan akhirnya membaca pesan yang Nia kirim. Betapa kagetnya ia dan tanpa basa-basi langsung meluncur menuju rumah sakit tempat Rara dirawat.

Kenapa bisa begini Din? "kini Rara sudah dipindahkan ke kamar rawat inap

Memang akhir-akhir ini Rara sering telat makan bu, sudah saya ingatkan tapi Rara selalu menundanya "jawab Dini

Gara-gara anak Mamih tuh "ketus Nia

Betul itu Din? "tanya Mamih

Mungkin Bu, Nia lebih tahu sepertinya "jawab Dini

Memangnya kenapa Nyi? Waktu Rara nginap dirumah semuanya baik-baik aja kok "sahut Mamih

Itu karena Rara ga mau bikin Mamih sama Papih khawatir. Seminggu abang bikin Rara galau Mih "ucap Nia

Minta dijewer tuh anak. Sekarang kemana dia, kenapa belum ada disini? "ketus Mamih

Masih dijalan Mih, dari bandung dia katanya "jawab Nia

Ceklek

Sayang, kamu ….

Sssst…jangan berisik Rara baru tidur “Mamih memotong kepanikan Gunawan

Mamih, Rara kenapa? Dia baik-baik aja kan? “Gunawan melemahkan suaranya

Semua gara-gara kamu. Bias-bisanya kamu buat princes Mamih uring-uringan “Mamih menjewer telinga kanan Gunawan

Aduh Mih sakit “Gunawan meringis

Biarin Mih, biar tahu rasa. Jeweran Mamih ga sebanding dengan kegelisahan Rara karena ulah abang “ketus Nia

Ih…ko aku disalahin sih. Din kenapa? “Gunawan lebih memilih bertanya kepada Dini karena tak dihiraukan oleh adik dan mamihnya

Jangan tanya-tanya sama orang deh, sendirinya ga ngerasa ngelakuin kesalahan sama Rara “sindir Nia

Hufffttt…. Jangan kesitu dulu deh, Indi pengen tahu keadaan Rara sekarang. Ga ada yang serius kan sakitnya? Apa kata dokter? “Gunawan masih belum focus karena masih belum tahu keadaan Rara yang sebenarnya

Mamih, Nia dan Dini membawa Gunawan untuk duduk di sofa yang berada disana. Sebelumnya Gunawan menghampiri Rara dan memastikan Rara tertidur lelap. Setelah itu, Mamih menjelaskan apa yang dokter sampaikan tentang keadaan Rara kepada Gunawan. Dini dan Nia juga sudah menceritakan kejadian hari ini sampai akhirnya Rara dilarikan ke rumah sakit.

Telat makan? Kok bisa Din? “Gunawan sedikit marah mendengar sakit Rara akibat telat makan

Gue selalu ingatkan kok Bang, tapi abang tahulah keras kepalanya Rara “sahut Dini

Tapi kan lo bisa pake cara lain Din, lo sama Rara bukan baru 1-2 bulan kan, lo pasti lebih ngerti dia “ketus Gunawan

Apa-apaan sih malah nyalahin Dini. Rara tuh ga nafsu makan karena lo. Abang kemana aja selama seminggu, abang cuekin Rara kan, nyadar ga? “Nia kesal dengan Gunawan yang tidak sadar dengan perubahannya yang membuat Rara banyak pikiran

Iya bang, maaf memang selama seminggu ini mood Rara jelek terus, ditengah jadwalnya yang padat dia suka lupa makan karena nunggu kabar abang “lirih Dini

Denger tuh! “ketus Nia

Kamu kenapa sih Ndi? Kamu juga ga pernah cerita ke Mamih dan Papih. Kamu tahu? Rara sempet nginep dirumah tapi dia ga mau mamih khawatir dengan hubungan kalian sampe dia ga mau cerita “ucap Mamih

Abang tahu? Rara sampe overthinking sama abang. Dia yang biasa dengan kasih sayang abang, perhatian abang, posesifnya abang, tiba-tiba seminggu ini abang berubah tanpa dia tahu alasannya dan disaat dia juga lagi butuh-butuhnya perhatian abang “ucap Nia penuh penekanan

Astagfirullah “Gunawan menghela nafasnya panjang, ia mengusap seluruh wajahnya

Ada apa Ndi sampai kamu lupa sama Rara? “Tanya Mamih tajam

Indi ga lupa sama Rara Mih, sama sekali enggak “elak Gunawan

Rara sebenernya ga bolehin kita ngasih tahu abang. Dia ga mau ganggu abang, sampe segitunya loh Rara, dia pasti kecewa sama abang “ucap Nia

Gunawan terdiam, dia melihat kearah Rara dan memandangi kekasihnya yang terbaring dengan selang infus ditangannya.

Hari ini dan kemarin bahkan abang ga ada ngabarin dia kan? “Nia terus memojokkan Gunawan

Kamu ga ada yang lain kan Ndi? “Tanya Mamih penuh curiga

Astagfirullah, Mamih tahu gimana perasaan Indi sama Rara, ga semudah itu Mih, dan ga pernah sama sekali kepikiran kesana. Dapetin Rara aja susah masa Indi sia-siain begitu aja “ucap Gunawan

Terus? “Tanya Mamih lagi

Gunawan menceritakan yang sebenernya terjadi dan penyebab waktunya sedikit untuk Rara. Malam itu Gunawan, Nia, Mamih dan Dini memutuskan untuk menemani Rara dirumah sakit.

Kamu kenapa sayang? Jangan bandel lagi ya “Gunawan duduk disamping tempat tidur Rara

Cepet sembuh ya sayang, aku kangen kamu "Gunawan mencium tangan Rara yang tidak diinfus

Aku sedih lihat kamu begini sayang, maafin aku ya "Gunawan mengusap pipi Rara lembut

Selalu aja ada masalah ya Din, tapi mereka itu hebat, selalu kuat menghadapinya, selalu bisa melewatinya "ucap Nia yang sedang memperhatikan pasangan kekasih itu

Iya, cinta mereka itu kuat, tidak mudah digoyahkan "timpal Dini

Aku sayang kamu "Gunawan mencium kening Rara, setelah itu ia memejamkan matanya dengan posisi duduk dan tangannya masih menggenggam tangan Rara

Berjuang BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang