86. Tenang

415 51 10
                                    

Kalau sudah datang tolong antarkan ke ruangan saya, kamu sudah makan siang? "ucap Gunawan

Sudah Pak. Baik nanti akan saya antar keruangan bapak "sahut sang sekertaris

Rara hanya diam dan menerka-nerka siapa sebenarnya Gunawan di kantor ini, kenapa semua karyawan seperti segan pada Gunawan.

Kak "ucap Rara sangat lirih hingga tak terdengar oleh siapapun

Gunawan membawa Rara ke ruangannya. Didepan pintu Rara membaca tulisan ruangan ceo, dalam pikirannya mungkin Papih atau Mamihnya yang berada di dalam. Sampai di dalam mata Rara tertuju pada tulisan yang berada di meja tersebut "Berkant Gunawan Neeraj, M.E., M.B.A.". Rara membulatkan matanya sempurna dan menutup mulutnya dengan tangannya.

Kamu kenapa sih sayang? "tanya Gunawan yang heran dengan tingkah Rara

Sekarang Rara paham kenapa Kakek ga suka sama Rara "lirih Rara

Kenapa?

Karena...

Belum sempat Rara menyelesaikan ucapannya, pintu ruangan sudah diketuk dari luar. Sekertaris Gunawan masuk membawakan makanan yang sudah dipesan.

Silahkan Pak, Bu "ucap sekertaris setelah menata makanan diatas meja

Terimakasih "sahut GunaRa berbarengan

Makan dulu ya, ngobrolnya dilanjut setelah makan "ucap Gunawan setelah sekertarisnya meninggalkan mereka

Setelah beberapa menit, Gunawan dan Rara sudah selesai makan, Rara juga sudah selesai merapihkannya. Kini mereka sedang duduk di sofa yang sama.

Sebelum kamu bertanya, aku akan menceritakan semuanya "ucap Gunawan menatap Rara

Usaha ini ada sejak aku masih kuliah. Sebenarnya ini ide dari Papih dan Mamih. Awalnya karena aku suka hunting parfume, beberapa ada yang menjadi favourit aku, cuma aku suka ribet sendiri harus pakai beberapa parfum untuk menciptakan wangi yang aku suka. Hingga aku pikir gimana caranya disatu botol parfum bisa dapet wangi yang aku mau. Aku pernah mencampur tiga botol parfume berbeda menjadi satu, tapi wanginya tidak seperti yang aku mau. Dari situ aku terus mencoba dengan formulasi berbeda. Saat itu Papih dan Mamih lagi berlibur ditempatku, melihat aku yang tiap hari berkutat dengan formulasi parfum, mereka kasih ide gimana kalo buka usaha parfum aja sekalian aku belajar banyak tentang formulasinya. Kebetulan salah satu teman Mamih adalah pemilik pabrik parfum di India. Setelah mempertimbangkan banyak hal, akhirnya aku setuju untuk membuka usaha parfum. Aku mengisi waktu luangku untuk belajar langsung dari temannya Mamih secara virtual dan kebetulan aku juga punya teman ahli farmasi dan juga ahli kimia. Akhirnya aku memutuskan untuk membuat perusahaan parfum sendiri dengan dibantu kedua temanku "jelas Gunawan panjang lebar

MasyaAllah... Kakak hebat ya, dari hobi bisa jadi usaha yang besar seperti ini "kagum Rara

Berkat bantuan banyak orang sayang "Gunawan merendah

Rara kagum, Kakak bisa membagi waktu antara kuliah usaha dan karir modeling Kakak "ucap Rara bangga

Itulah kenapa aku ga banyak ambil job di modeling, karena fokus ku harus terbagi. Apalagi sekarang fokusku bertambah "ucap Gunawan

Apalagi? "Rara mengerutkan dahinya, ia pikir masih banyak usaha Gunawan yang belum ia ketahui

Fokus biar bisa cepet halalin kamu "goda Gunawan

Ish.... Kakak "Rara malu, pipinya merona

Sekarang kamu udah tahu semua tentang aku, keluarga aku dan pekerjaanku, tidak ada lagi yang aku tutupin dari kamu. Maaf kamu harus mendapat perlakuan kurang baik dari salah satu keluargaku, maaf sayang "ucap Gunawan sendu

Sekarang Rara paham kenapa Kakek tidak suka sama Rara. Cucunya ini lelaki luar biasa, lelaki yang diidamkan banyak perempuan bahkan mungkin semua perempuan, benar kata Kakek, Kakak bisa dapet yang lebih dari aku dan yang sepadan dengan Kakak dan keluarga "Rara menundukkan kepalanya tak berani menatap Gunawan

Sayang kamu ngomong apa sih? Kan aku udah pernah bilang kalo kamu itu yang terbaik buat aku "Gunawan memegang kedua bahu Rara

Tapi aku juga minder Kak. Keluarga Kakak adalah keluarga yang terpandang, siapa yang tak kenal Papih Mamih, bahkan di India dan Turki pun begitu. Rara hanya gadis kampung Kak "lirih Rara

Aku ga suka kamu ngomong gitu. Manusia itu derajatnya sama dimata Allah. Satu Indonesia tahu siapa kamu, bahkan banyak yang ingin memilikimu dan memujamu, untuk itu aku harus memantaskan diri untuk bisa mendapatkan kamu, bukan sebaliknya sayang. Kamu ga perlu khawatir soal Kakek ya, kita hanya perlu membuktikan kalo cinta kita ini tulus dan tak tergoyahkan "ucap Gunawan tegas

Rara meneteskan air matanya, ia begitu terharu dengan ucapan Gunawan, ia merasa begitu dicintai dan dihargai oleh lelaki dihadapannya.

Gunawan menghapus air mata Rara, lalu ia membawanya ke dalam pelukannya.

Jangan nangis lagi ya, aku tahu kamu khawatir tapi ga perlu berpikir seperti itu ya. Aku sayang kamu, sampai kapanpun aku akan selalu mempertahankan kamu. Percaya kan sama aku? "ucap Gunawan

Rara percaya Kak, maafin Rara "lirih Rara masih terisak dalam pelukan Gunawan

Sssstttt... Kamu tenang ya "Gunawan membelai rambut Rara lembut

🌸🌸🌸

Waktu terus berlalu, hubungan Gunawan dan Rara pun semakin erat. Sudah tidak ada lagi yang mereka tutupi, tapi mereka juga memang tidak mengumbarnya di medsos sehingga hubungan mereka luput dari pemberitaan media. Pemberitaan Mario dan Rara pun semakin lama semakin meredup karena mereka jarang terlihat tampil bersama. Kakek pun tak kalah diam, selama ini ia terus mengikuti perkembangan hubungan Rara dan Gunawan. Sudah pasti Hari, Meli dan Nia menjadi sumber terpercaya Kakek tanpa sepengetahuan Gunawan dan Rara.

Sampai saat ini Gunawan sudah memperkenalkan Rara kepada semua keluarganya tanpa menceritakan restu yang belum mereka dapat dari Kakek. Berbeda dengan Kakek, sedikit demi sedikit Nenek sudah mulai berkomunikasi dengan Rara, tentu saja dengan bantuan Mamih. Saat libur Rara lebih sering menghabiskan waktunya dengan Mamih jika Gunawan sedang sibuk. Seperti saat ini, Mamih mengundang geng mommy untuk makan siang dirumahnya, sudah pasti Rara juga ada disana. Rara membantu Mamih menyiapkan segalanya, karena sudah sejak semalam Gunawan mengantarkan Rara untuk menginap dirumah Mamihnya.

Duh anak gadis udah disini aja "ucap Mamah Meli saat melihat Rara sedang menata makanan diatas meja

Mah.. Apa kabar? "Rara menoleh lalu menyalimi Mamah Meli

Baik sayang. Indi juga disini? "tanya Mamah lagi

Indi ke Bandung dek, Rara nginep disini "sahut Mamih yang datang dari arah belakang

Pantas jam segini sudah rapih, biasanya kita-kita juga yang rapihin "goda Mamah

Iya dong, kan dibantuin mantu "ucap Mamih bangga dan membuat Rara malu

Yang lain mana? "tanya Mamih

Masih dijalan, mereka dijemput Nyinyi sama Ucu, aku tadi dianter Papahnya Ucu sekalian ada meeting didekat sini "jelas Mamah

Tak lama suara berisik pun terdengar, siapa lagi pelakunya jika bukan Nia dan Meli yang selalu heboh.

Assalamualaikum "sindir Mamah karena mereka masuk tanpa salam dan masih bercanda

He.. He.. He.. "ringis Nia dan Meli yang merasa tersindir

Princesnya Mamih udah disini aja "goda Nia pada Rara dengan menoel pipinya

Rara hanya tersenyum, kemudian dia menyalimi Ibu dan Bunda.

Bahkan Mamih hanya jadi mandor Nyi, ini semua Rara yang nyiapin, mulai dari menu sampai penataannya "ucap Mamih bangga

Wiiih jam berapa dari apart? Nyubuh Neng? "goda Nia lagi

Dari kemarin princesnya Mamih udah disini dong "ucap Mamih merangkul Rara

Ucu semakin terlupakan "ucap Meli sendu

Enggak dong, semuanya princes Mamih kok "Mamih memberi kode agar Meli dan Nia ikut kedalam pelukannya bersama Rara

Uni kok ga ajak Putri? "tanya Mamah

Berjuang BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang