Kak kalo cape bilang ya, nanti gantian nyetirnya "ucap Rara ketika sudah didalam mobil
Udah kamu tenang aja, kalo cape nanti kita berhenti dulu "sahut Gunawan
Kalo berhenti cari yang ada penjual kopi ya Kak "ucap Rara sambil nyengir
Gunawan menoleh. "No!"
Ish kenapa? Hampir 4 hari Rara belum minum kopi tau "kata Rara tak terima
Bohong, kemarin waktu dibawain susu sama Om, pasti buat ngopi kan? "selidik Gunawan
Enggak "sahut Rara malas
Ayah kamu bilang biasanya kamu tambahin susu itu ke kopi kamu "ucap Gunawan masih fokus menyetir
Iya, tapi kemarin enggak "ketus Rara
Dih.. Ko jadi ngambek sih "goda Gunawan
Ayolah Kak, Rara mau kopi "rengek Rara
Enggak Rara, nanti aja di Bali ya, kopi disana katanya enak "rayu Gunawan lembut
Tapi Rara maunya sekarang Kak "Rara memelas
Kenapa dia lucu banget sih kalo lagi kayak gini, makin seneng godainnya "gumam Gunawan dalam hati
Kak... "kali ini Rara memegang lengan Gunawan, dia berharap Gunawan mau menurutinya, tapi Gunawan hanya tersenyum
Karena merasa tidak ada jawaban dari Gunawan, Rara kembali merengek. Dia sudah tidak peduli apa tanggapan Gunawan terhadap sikap manjanya, rasa candunya pada kopi sudah diubun-ubun. Bayangkan saja, sudah hampir 4 hari dia tidak menikmati candunya, biasanya hanya 2 hari saja.
Kakak.... "kali ini Rara menggoyang-goyangkan lengan Gunawan dengan wajah memelas seperti anak kecil minta permen
Apa sih cantik? "Gunawan sengaja mengerjai Rara
Ish... Kakak jahat! "ketus Rara dan langsung membalikan badannya memunggungi Gunawan
Hey... Kok aku dibilang jahat sih. Jangan marah dong "rayu Gunawan menoel-noel lengan Rara
Jangan toel-toel! "ketus Rara
Senjata makan tuan ini mah, malah dia ngambek lagi "gumam Gunawan
Oke-oke kita ke SB ya. Jangan marah lagi dong "Gunawan menyerah, ia tak mau Rara benar-benar marah
Telat! "ketus Rara tanpa melihat Gunawan tapi dalam hatinya senang karena Gunawan mau menuruti keinginannya
Gunawan meraih tangan Rara, ia mengusapnya lembut "Maaf ya"
Rara luluh, ia menoleh ke arah Gunawan dan tersenyum manis "Iya"
Makasih ya "Gunawan membalas senyum Rara, tanpa sadar tangan kiri Gunawan dan tangan kanan Rara saling menggenggam.
Setelah beberapa menit, akhirnya mereka tersadar dan saling melepaskan genggamannya juga saling melempar senyum. Setelahnya hanya ada keheningan karena mereka sama-sama gugup.
Aku udah izin ke Om buat ajak kamu ke India Ra "ucap Gunawan memecah keheningan
Terus Ayah bilang apa Kak? "tanya Rara was-was
Emang kamu belum bilang ya sama orangtua kamu? "tanya balik Gunawan
Belum, takutnya Rara yang kepedean "lirih Rara
Berarti kamu ga percaya sama aku? Padahal aku udah siapin tiketnya "ucap Gunawan lesu
Maaf Kak "ucap Rara tulus
Gapapa. Tapi sekarang kamu percaya kan? "tanya Gunawan datar tanpa melihat Rara
Iya Kak "sahut Rara
Hening kembali terjadi. Gunawan merasa kecewa karena Rara tidak percaya padanya. Tapi ia sadar, Rara juga tidak salah, yang dirasakan Rara sangat wajar mengingat saat ia mengajak Rara ke India, saat itu adalah awal dari pertemanan mereka, sangat sulit mempercayai orang sesingkat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berjuang Bersamamu
RomanceKata pepatah jika kita berniat baik pasti ada saja halangan dan rintangan yang akan kita temui. Jadilah pemenang disetiap lomba, maka jadilah yang terkuat disetiap masalah. Matahari tidak akan terbit sebelum waktunya.