101. I love you Rara

444 50 34
                                    

Maaf ya Pak, memang warga disini seperti itu kalo ada orang asing "ucap Bunda

Tidak apa Bu, saya senang disini sangat terasa kekeluargaannya. Antar warga saling menyapa dan bertanya kabar, walau saya yakin mereka sering bertemu atau bahkan baru saja bertemu. Suasana ramadhannya sangat terasa, gimana nih Pak Bu kalo saya betah disini? "Ucap Papih

Alhamdulillah kalau Bapak memang kerasan disini "sahut Ayah

Kami belum meminta ijin secara resmi untuk menginap disini beberapa hari kedepan ya Pak, maaf nih besan "gurau Papih

Sepertinya kalau untuk besan tidak perlu resmi-resmi Pak, karena kita kan keluarga "ucap Ayah

Udah besan-besanan aja, emang anaknya mau dinikahkan? "goda Mamih

Menyambung ucapan istri saya Pak, Bu. Sebelumnya saya ingin bercerita sedikit. Beberapa bulan yang lalu saya mendengar anak saya sedang dekat dengan seorang gadis dan akhirnya dia berani membawanya kerumah kami dan dikenalkan sebagai kekasihnya. Betapa terkejutnya saya dan istri karena kekasihnya adalah sosok yang sangat kami kenal. Kami senang karena Raralah yang menjadi kekasih Gunawan. Kami mengenal baik sosok anak bapak dan ibu, maka ketika mereka berhubungan seperti ini, kami sangat merestuinya. Untuk itu tujuan kami kesini adalah untuk saling mengenal lagi, mempererat lagi hubungan yang sudah terjalin diantara mereka. Mungkin Bapak dan Ibu paham maksud saya "ucap Papih panjang lebar dan serius

InsyaAllah kami paham dan mudah-mudahan tidak salah persepsi ya Pak Bu. Nak Gunawan adalah satu-satunya lelaki yang Rara kenalkan kepada kami sampai ia berani membawanya kesini. Saya tahu itu tidak akan terjadi jika anak saya tidak punya harapan apapun. Dua hari nak Gunawan disini, akhirnya saya dan istri menjadi paham hal yang membuat anak saya berani membawanya kesini, walau saat itu mereka masih berteman. Sampai akhirnya saya mendengar bahwa mereka sudah mempunyai hubungan juga bapak dan ibu yang sangat menyayangi Rara. Saya berterimakasih banyak-banyak kepada kalian. Untuk selanjutnya saya serahkan kepada anak-anak saja Pak Bu. Sejujurnya saya dan istri sudah sangat percaya pada nak Gunawan, kami rasa sudah tidak perlu meragukannya lagi "ucap Ayah panjang lebar

Begitu juga dengan kami Pak. Rara adalah sosok yang sangat baik, sederhana juga mandiri, bahkan saya dan istri sudah menyayanginya seperti anak kami sendiri, Rara adalah sosok menantu idaman kami. Sudah ke menantu saja ya ucapan saya, kalo begitu sebaiknya Indi sendiri yang menyampaikan maksudnya, saya hanya sebagai pengantar "ucap Papih memberi kode pada Gunawan

Sedangkan sedari tadi Rara hanya mendengarkan dan sesekali tertunduk malu.

Bismillahirrohmanirohim. Ayah Bunda, sebelumnya Gunawan pernah menyampaikan ini lewat telepon dengan Ayah. Kali ini Gunawan ingin menyampaikannya langsung didepan Ayah Bunda dan juga orangtua Gunawan. Sejak Gunawan menyimpan rasa untuk Rara, sejak saat itu juga Gunawan ingin menjaganya sampai Gunawan bisa mempersuntingnya. Raralah satu-satunya gadis yang Gunawan yakin sangat tepat untuk menjadi pendamping hidup. Untuk itu, Gunawan tidak ingin berlama-lama lagi menundanya, seperti kata Ayah hal baik harus segera dilaksanakan. Gunawan juga sudah membicarakannya dengan Rara, jika Ayah dan Bunda merestui Gunawan ingin segera menikahi Rara "ucap Gunawan dengan lantang tanpa ada ragu sedikitpun

Bunda meneteskan airmatanya. Ia terharu karena anak satu-satunya sudah ada yang melamar untuk dijadikan istri.

Jadi ceritanya kamu melamar anak Ayah nak? "goda Ayah

Ayah.. nak Gunawan serius loh "tegur Bunda

Muka kamu tegang banget Ndi "timpal Mamih

Ish... Mamih, Ayah ini Indi udah menghafal loh dari semalem "rengek Gunawan membuat semuanya tertawa

Memang pertanyaan Ayah salah ya? "Ayah tersenyum miring

Enggak sih Yah. Gunawan meminta restu Ayah dan Bunda, kalau kalian merestui nanti Gunawan akan datang lagi bersama keluarga untuk melamar Rara secara resmi "sahut Gunawan

Sebentar Ndi jangan percaya diri dulu, emang Raranya mau sama kamu? "goda Papih

Iya betul, coba sebelum Ayah menjawab, gimana apa anak Ayah mau sama nak Gunawan? "tanya Ayah

Rara hanya mengangguk malu, lalu ia sembunyikan wajahnya di punggung lengan Bundanya.

Malu ternyata dia. Nak Gunawan sudah lihat bagaimana respon anak Ayah, jadi tidak ada alasan untuk Ayah tidak merestui kalian. Ayah hanya bisa berdoa semoga niat baik kalian berdua dan apa yang kalian rencanakan dapat berjalan dengan lancar. Masalah pasti akan kalian hadapai, Ayah pesan jangan gunakan ego tapi ingat visi dan misi kalian yang sedang kalian wujudkan "ucap Ayah serius

Betul kata Pak Dedi. Ingat untuk selalu sertakan Allah dalam rencana kalian. Tidak ada yang tidak mudah menurut-Nya. Nikmati prosesnya ya, karena di jalan tol pun masih ada kemacetan "Papih ikut menasehati

Papih yang diinget macet terus. Jadi rencana kalian kapan? "kali ini Mamih yang bertanya

Ayah Bunda gimana kalau lamarannya pas Idul Adha, boleh ga? "tanya Gunawan serius

Ra gimana, sekarang giliran kamu yang ngomong dong, daritadi Ayah terus "ucap Ayah

Era Ayah. Rara mah ikut aja apa kata Kak Gun "bisik Rara

Malu ceunah Raranya. Dia mah ikut aja waktunya kapan, Ayah sama Bunda juga begitu, kami tunggu kedatangan Pak Erkant dan keluarga kembali disini "ucap Ayah

Alhamdulillah. Lega rasanya, selama 26 tahun saya menunggu moment ini Pak, melamarkan anak gadis untuk anak saya. Malam ini tidur akan lebih nyenyak sepertinya "gurau Papih

Iya Pih, Mamih jadi punya temen sekarang. Temen main, temen belanja, temen masak, ga harus nunggu ipar-ipar free dulu baru bisa hangout "ucap Mamih dengen penuh keceriaan

Ayah dan Bunda Rara kali ini bisa langsung merasakan betapa beruntungnya Rara bisa diterima dengan baik oleh orangtua Gunawan. Mereka juga merasakan Rara sudah sangat disayangi oleh Gunawan bahkan oleh orangtuanya. Tidak ada lagi keraguan dalam hati mereka melepas Rara untuk Gunawan. Setelah perbincangan yang cukup serius, mereka memutuskan untuk beristirahat karena sudah semakin larut dan mereka juga masih harus bangun sahur.

My🖤
Sayang

Pesan masuk diponsel Rara saat ia akan memejamkan matanya. Karena Rara masih kesal dengan kejadian tadi sore, ia tak berniat membalasnya. Walaupun dia tidak menyangkal saat ini hatinya sedang berbunga-bunga karena baru saja dilamar oleh lelaki idamannya.

My🖤
Aku tau kamu belum tidur. Masih marah ya? Maaf

Udah tahu ngapain nanya segala "gerutu Rara setelah membaca pesannya

My🖤
Kangen kamu. Kita ada ditempat yang sama, tapi aku ngerasa kita sangat berjauhan. Maafin aku sayang

Rara
Lusa aja dimaafinnya biar pas momentnya

Astaga... masa harus nunggu lebaran sih ngasih maafnya. Padahal aku baru aja ngelamar dia loh "kali ini Gunawan yang menggerutu

Gunawan
Kelamaan sayang. Sekarang aja ya, biar pahala puasanya ga berkurang

My🖤
Iya udah dimaafin, udah aku mau tidur, ngantuk

Katanya dimaafin tapi masih jutek, sabaaarrrr "gerutu Gunawan lagi

Gunawan
Iya sayang, selamat istirahat. Aku sayang kamu

Beberapa menit Gunawan menunggu tapi tetap tidak ada jawaban. Ternyata Rara sudah terlelap sebelum Gunawan mengirimkan pesannya yang terakhir.

Gunawan menatap langit-langit kamarnya. Rasanya begitu bahagia telah mendapatkan restu dari semua keluarganya untuk mempersunting gadis pujaannya. Ia tak menyangka dirinya sendiri mempunyai keberanian seperti ini. Jika bukan karena Rara, itu tidak akan terjadi. Rara yang membuatnya jatuh cinta hingga tak ingin berpisah. Gadis yang mengajarkannya arti ketulusan dan kesederhanaan.

I LOVE YOU RARA "gumamnya

Berjuang BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang