44. Lebih Mengenal

416 46 5
                                    

Setelah selesai makan dan melaksanakan kewajiban solat isya, Ayah dan Gunawan duduk diruang keluarga.

Kerjaannya sudah selesai Gun? "tanya Ayah Rara membuka obrolan

Alhamdulillah sudah Om. Maaf ya, Gunawan malah numpang kerja disini Om "sahut Gunawan tak enak

Tidak masalah Gun, kamu harus bersyukur selalu diberi kerjaan walau sudah niat berlibur "ucap Ayah Rara

Banyak orang yang tidak seberuntung kamu, seperti om dulu "tambahnya

Maaf Om, Gunawan kurang paham "sahut Gunawan

Dulu Om punya usaha furniture tapi sejak Rara kelas 3SMP usaha Om mengalami penurunan dan akhirnya bangkrut. Sejak saat itu Rara semakin giat bernyanyi, walaupun Om masih punya penghasilan dari kebun teh milik keluarga ini, tetap saja Rara yang menjadi tulang punggungnya. Dulu perkebunan ini belum berkembang seperti sekarang Gun. Berkat bantuan Rara juga perkebunan ini bisa berkembang. Dan baru 4 tahun ini Om punya peternakan sapi "tutur Ayah Rara panjang lebar

MasyaAllah... Pantas Gunawan lihat Rara itu anak yang mandiri dan pekerja keras. Om juga hebat tidak terpuruk karena keadaan "ucap Gunawan kagum

Hayo ngomongin Rara ya "kata Rara yang baru datang dengan membawa teh hangat untuk mereka

Denger aja kamu "sahut Ayah

Kalo Om terpuruk bagaimana dengan Tante dan Rara Gun, hanya itu yang Om pikirkan. Rara harus punya masa depan, dia anak Om satu-satunya, apapun caranya Om harus bisa memberikan yang terbaik untuk hidupnya "ucap Ayah haru sambil merangkul Rara yang duduk disebelahnya, Gunawan hanya tersenyum.

Buat Bunda ga nih Yah? "goda Bunda yang baru datang dan duduk di hadapan Gunawan

Iri aja Bunda mah "sahut Rara

Sekarang Ayah itu punya kesayangan lagi Ra, udah jarang banget anter Bunda ke pasar "gerutu Bunda

Siapa? "ketus Rara menatap sinis Ayahnya

Sapi "celetuk Bunda

Ayah dan Rara tertawa mendengarnya, begitu juga Gunawan yang tertawa kecil.

Kasian banget Bunda saingannya sama sapi "ejek Rara

Oh iya Om, apa Gunawan boleh ikut ke peternakan? "tanya Gunawan

Sangat boleh. Tapi apa kamu yakin Gun? Disana itu kotor dan bau loh "sahut Ayah

Om seperti Rara saja, memang ada peternakan yang tidak bau Om? "Gunawan terkekeh

Kamu bener juga Gun "kekeh Bunda

Yasudah besok pagi setelah sarapan kita ke peternakan ya. Setiap pagi memang waktunya memerah susu, kamu mau coba? "tanya Ayah

Boleh Om "sahut Gunawan antusias

Kamu itu berapa bersaudara Gun? "tanya Bunda

Gunawan anak tunggal Tante tapi Gunawan tinggal bersama sepupu-sepupu dari keluarga Papih. Kebetulan kami sama-sama anak tunggal jadi dibuatkan rumah oleh kakek untuk ditinggali bersama "cerita Gunawan panjang lebar

Kak Gun itu sepupunya Nia "ucap Rara memberitahu Ayah dan Bundanya

Berarti keturunan Turki juga? "tanya Bunda

Turki-India Tan, karena Mamih asli orang India "sahut Gunawan

Pantas ya kamu ganteng "celetuk Bunda

Ga usah genit Bunda "pekik Ayah membuat Rara dan Gunawan menahan tawa

Mereka melanjutkan obrolan mereka, Gunawan banyak bertanya tentang perkebunan teh, sedangkan Ayah lebih antusias membahas usaha resto Gunawan. Tak terasa malam semakin larut, mereka memutuskan untuk beristirahat.

Berjuang BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang