100. Dua Keluarga

396 51 15
                                    

Tiga hari menjelang Idul Fitri, keluarga Gunawan memutuskan untuk pulang kerumah orangtua Rara di Lembang. Sebelumnya orangtua Gunawan sudah membicarakannya dengan orangtua Rara disana. Segala persiapan sudah dilakukan orangtua Rara untuk menyambut calon besannya.

Teh ini tante harus nyiapin apa ya? Bingung ih mereka kan orang terpandang "Bunda Rara sedang meminta pendapat pada Rani melalui telepon

Ya ampun tante, tong panik atuh. Rani kenal baik mereka, keluarga Gunawan tuh ga gila hormat Tan, mereka sama kok kayak kita "sahut Rani

Rara udah banyak cerita sih tentang kebiasaan mereka, cuma tetep wae tante teh ngerasa serba salah "cerita Bunda Rara

Mereka berapa lama disana Tan? "Rani

Sampai H+2 Teh disini "Bunda Rara

Siap-siap menggemparkan warga lagi nih "goda Rani

Tadi si Om lapor ka Pak RT ge tos diledek wae. Teteh kapan pulang? "Bunda Rara

Besok Tan, masih ada kerjaan hari ini "Rani

Langsung kadieunya, baturan Tante "Bunda Rara

Aih si Tante, kan udah ada Rara. Rani tunggu kunjungan keluarga Tante dan calon besan di rumah Ibu ya "Rani terkekeh

Ah kamu mah. Yasudah Teteh hati-hati ya jaga diri "Bunda Rara

Nuhun Tan "Rani dan Bunda Rara mematikan sambungan teleponnya

Sementara rombongan keluarga Gunawan masih harus berjibaku dengan macetnya lalu lintas. Ini selalu terjadi menjelang hari raya Idul Fitri. Mereka berangkat mulai pukul 09.00 sampai sekarang pukul 14.00 masih dperjalanan, seharusnya jika lancar pukul 13.00 mereka sudah sampai.

Kamu tiap lebaran berarti ketemu macet terus seperti ini ya Ra? "tanya Mamih

Iya Mih, Rara udah biasa "sahut Rara

Berapa lama lagi kita sampe Ra? "kali ini Papih yang bertanya

Ini udah deket kok Pih, kalo lancar 30 menit lagi juga sampe "sahut Gunawan

Katanya baru sekali kok bisa hapal banget sih "goda Papih

Iya, padahal waktu itu Rara tinggal tidur loh "Rara ikut menimpali

Ini tuh hal penting jadi pasti Indi inget Pih "ucap Gunawan sambil melirik Rara

Siang-siang gombal kamu Ndi, ingat masih puasa "ledek Mamih

Siapa yang gombal sih, aku beneran loh. Setiap apapun yang aku anggap penting pasti aku ingat,
ya kan Pih? "Gunawan meminta pembelaan

Kok tanya Papih, mana Papih tahu "elak Papih

Papih ga asyik "Gunawan cemberut, sementara Mamih dan Rara sudah tertawa kecil

Waktu kalian pendekatan, Indi gimana sih Ra? Gombalin kamu terus ya pasti "tanya Mamih penasaran

Ga ada Mih, dia mah stay cool "sahut Rara sambil terus meperhatikan Gunawan yang sedang menyetir

Masa sih? Sok ganteng banget kamu Ndi "ejek Papih

Indi emang ganteng Pih, tapi bukan itu modal Indi, tapi ketulusan "Gunawan menyombongkan dirinya

Iya saking tulusnya Rara juga ga ngerasa kita lagi pendekatan Pih. Lebih tepatnya ga berani berharap sih, Rara kan bukan kelasnya dia "Rara menunjuk Gunawan dengan dagunya

Males kalo udah ngomong begitu, apa sih bedanya kita, semua manusia itu sama aja sayang "Gunawan menarik hidung Rara gemas

Kakak sakit ih, hidung Rara tuh ga semancung hidung Kakak, sakit tahu "ketus Rara sambil menepis tangan Gunawan

Makanya ga usah ngomong kayak gitu lagi, akunya ga suka "tegas Gunawan

Udah-udah kok malah jadi berantem sih "lerai Mamih

Tapi berantem sayang mereka ini Mih, jadi inget masa muda ya Mih "canda Papih

Mereka terus bersenda gurau menghilangkan penat karena macet yang tak berkesudahan. Akhirnya tepat pukul 16.30 mereka sampai dirumah orangtua Rara. Begitu sampai yang pertama kali mereka rasakan adalah udara yang sejuk, kepenatan selama 7 jam perjalanan langsung terbayarkan. Ayah dan Bunda Rara sudah menyambut di depan pintu rumah.

Alhamdulillah, akhirnya sampai juga dirumah kami Pak, Bu, Nak Gun "sapa Ayah menyambut kedatangan mereka

Alhamdulillah Pak, kelelahan karena macet yang luar biasa terbayarkan sudah ketika begitu sampai disini Pak, damai dan sejuk yang langsung menyapa "sahut Papih

Mari silahkan masuk Pak, Bu. Beginilah tempat kami, mudah-mudahan kerasan ya beberapa hari disini "ucap Ayah

Pasti betah ini Pak, Bu, maaf ya kami merepotkan "giliran Mamih yang berbasa-basi

Tidak sama sekali Bu, kami merasa terhormat dengan kedatangan keluarga Pak.... "ucapan Ayah terpotong karena mereka belum berkenalan

Erkant Pak, saya Erkant dan ini Deva istri saya, kalo anak saya ga perlu dikenalkan lagi kan "gurau Papih

Saya Malik dan ini Hesti istri saya. Kalo nak Gun sudah bukan orang lain lagi Pak "ucap Ayah membuat semuanya tertawa kecil

Sayang, kamu antarkan mereka ke kamarnya ya, setelah itu kita bersiap untuk berbuka "titah Bunda

Setelah mereka membersihkan diri masing-masing, kini kembali berkumpul dimeja makan untuk berbuka puasa.

Sayang, aku siapin sendiri aja ya, ga enak sama Ayah dan Bunda "bisik Gunawan saat Rara akan membuatkannya teh

Apaan sih ga enak segala, waktu pertama kali Kakak kesini juga kan Rara siapin semuanya, lagian tehnya juga buat semuanya karena Bunda ga nyiapin yang lain "ucap Rara agak kesal dan berlalu meninggalkan Gunawan

Ada apa Nak? "tanya Bunda yang melihat perdebatan mereka

Gapapa Bund, tadi Gunawan mau bantuin Rara tapi katanya ga usah "Gunawan beralasan

Iya ga usah, duduk aja disini, biar Rara sama bundanya aja "ucap Ayah

Bunda yang sudah diberitahu oleh Rara akan kebiasaan keluarga Gunawan pun dengan sigap menyiapkan segala keperluannya. Kali ini Ayah dan Bunda memilih untuk mengikuti kebiasaan mereka demi menghormati tamunya. Walaupun baru pertama kali bertemu, tapi tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka. Suasananya begitu mencair saat ini.

Ayah mau solat di masjid Nak, kamu mau ikut atau dirumah saja? "tanya Ayah Rara pada Gunawan

Ikut dong Yah, moment ini yang Gunawan rindukan. Papih gimana? "tanya Gunawan

Papih ikut juga dong "ucap Papih tak mau kalah

Keluarga ini sangat terlihat harmonis, siapa saja yang melihat pasti dibuat iri. Saat ini mereka sedang menjadi pusat perhatian warga disana. Warga disana masih sangat mengingat Gunawan walaupun sudah lewat berbulan-bulan. Kali ini warga lebih penasaran dengan adanya Papih dan Papih sendiri yang memperkenalkan dirinya sebagai calon besan Ayahnya Rara. Tentu saja ini membuat keramaian terjadi disana.

Kok mereka lama ya Ra? "tanya Mamih yang kini sudah berada dirumah setelah solat tarawih

Pasti Papih dan Kak Gun lagi ketemu wartawan dadakan Mih "ucap Rara terkekeh

Iya Bu, sama seperti pertama kali nak Gun kesini langsung menjadi pusat perhatian "timpal Bunda

Untung tadi saya tidak ya Bu "sahut Mamih

Belum Mih, pasti dapet giliran kok "goda Rara

Tak lama ketiga laki-laki itupun datang diiringi dengan tawa kecil. Kemudian mereka segera menghampiri para wanitanya yang sudah menunggunya diruang keluarga.

Kok lama sih Pih? "tanya Mamih

Ternyata Indi sudah terkenal disini Mih, tadi kami banyak meladeni pertanyaan-pertanyaan warga "jawab Papih

Duh Papih gayanya udah kayak artis aja deh "goda Mamih

Maaf ya Pak, memang warga disini seperti itu kalo ada orang asing "ucap Bunda

Tidak apa Bu, saya senang disini sangat terasa kekeluargaannya. Antar warga saling menyapa dan bertanya kabar, walau saya yakin mereka sering bertemu atau bahkan baru saja bertemu. Suasana ramadhannya sangat terasa, gimana nih Pak Bu kalo saya betah disini? "Ucap Papih

Berjuang BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang