82. Maaf

465 53 13
                                    

Kan aku bilang, kita jalanin hubungan bukan sekedar pacaran tapi tujuannya adalah pernikahan dan kamu setuju loh "ucap Gunawan

Iya sih Ka, tapi apa Kakak memang seyakin itu? "tanya Rara ragu

Memangnya kamu ragu sayang? "tanya balik Gunawan

Kalo Kakek dan Nenek tetap tidak merestui? "ucap Rara sedih

Jangan pesimis dong sayang, aku yakin mereka pasti merestui kita kok, kamu percaya sama aku ya "Gunawan menggenggam tangan Rara

Rara hanya menatap Gunawan, entah hatinya masih merasa takut kalo pada akhirnya restu itu tidak akan datang.

Sayang, kalo kamu siap, akhir tahun ini aku akan minta kamu dari Ayah dan Bunda "ucap Gunawan serius

Kakak serius?

Sangat sayang. Kamu itu tempat aku pulang sayang, hanya bersama kamu hati aku terasa tenang, bersama kamu menjalani kehidupan ini menjadi lebih menyenangkan. Aku mau kamu jadi rumah aku, menjadi tempat ternyaman. Aku mau kamu menemaniku membuka pagi hingga melepas senja, menenangkan malam dan berbagi cerita "Gunawan menatap Rara dalam

Jujur Kak, Rara juga merasakan hal yang sama. Cuma Kakak tempat Rara bersandar. Kakak sumber kebahagiaan Rara selain Ayah dan Bunda. InsyaAllah Rara siap Kak, tapi Rara mau pernikahan kita mendapat restu dari semua pihak, kalo sampe ada keluarga kita yang belum merestui, pernikahan itupun ga akan pernah ada Kak "ucap Rara

Iya sayang, aku juga maunya begitu. Maafin Kakek dan Nenek ya sayang, kita berjuang sama-sama untuk dapet restunya Kakek dan Nenek "Gunawan mencium tangan Rara

Iya sayang "ucap Rara sambil tersenyum

Aku telepon Kakek ya "ucap Gunawan sambil meraih ponselnya yang ada di meja

Ga usah bilang lagi sama Rara ya Kak "pinta Rara

Kenapa?

Seperti Kakak bilang, Kakek dan Nenek butuh waktu dan saat ini biarkan Kakek dengan asumsinya jangan dipaksakan Kak, kalo dipaksa takutnya mempersulit kita "jawab Rara

Kamu tuh bener-bener berhati bidadari sayang "Gunawan mengelus pipi Rara

Kemudian Gunawan mengambil ponselnya, setelah beberapa detik, sambungan telepon pun tersambung.

Assalamualaikum Ndi, kamu sudah dirumah Nak? Kakek sama Nenek minta maaf ya Ndi "cerocos Kakek disebrang sana karena merasa senang dihubungi cucunya

Waalaikumsalam Kek. Indi sudah dirumah Papih Kek dari tadi siang. Kek, Indi mau minta maaf sama Kakek dan Nenek

Enggak sayang, Kakek dan Nenek yang salah, kami minta maaf "ucapan Gunawan dipotong oleh Kakek

Indi ga marah kok sama Kakek dan Nenek, kemarin Indi hanya sedikit emosi aja, maaf ya Indi buru-buru pulang Kek "sahut Gunawan

Kami ngerti sayang, sejujurnya Nenek seneng kamu datang kesini, maaf ya Ndi "ucap Nenek

Kakek tunggu cucu-cucu Kakek datang kesini, kamu ajak mereka ya lain waktu "titah Kakek

Nenek ga usah minta maaf terus, yang penting Kakek dan Nenek sehat terus ya disana "ucap Gunawan

Iya sayang "kompak Kakek dan Nenek

Tak lama obrolan mereka pun selesai, mereka sama-sama menutup sambungan teleponnya.

Sebenarnya sedari tadi Gunawan merasa tidak enak pada Rara karena Kakek dan Neneknya sama sekali tidak menanyakan Rara. Gunawan terus memperhatikan Rara yang sedang memainkan ponselnya.

Rara yang tahu Gunawan memperhatikannya langsung membuka salah satu aplikasi di ponselnya, ia tak ingin Gunawan mengetahui kesedihannya.

Udah Kak? Lihat deh masa Hari komennya gini "Rara mencoba mengalihkan

Bukannya menjawab, Gunawan malah menarik Rara dalam pelukannya. Gunawan memeluk Rara sangat erat, ia tahu sebenarnya Rara sedih mendengar obrolan tadi dengan Kakeknya, tapi lagi-lagi Rara menutupinya, sungguh ia beruntung mempunyai kekasih seperti Rara.

Masuk yu sayang, kamu istirahat ya udah malem "Gunawan melepaskan pelukannya

Kakak ga boleh sedih lagi ya, Rara semakin sedih kalo lihat Kakak sedih "Rara memegang pipi Gunawan

Iya, asal kamu ada disamping aku terus "Gunawan mencium tangan Rara

Yaudah yuk, Kakak juga istirahat ya "ucap Rara

Keesokan harinya
Usi belum mengetahui kalo Rara sudah berada di Jakarta. Ingin sekali ia menghubungi Rara, tapi ia urungkan karena ia pikir hari ini Rara sedang dalam perjalanan pulang dari Turki. Ketika sedang berpikir keras untuk menghadapi wartawan, Usi dikagetkan dengan suara dering telepon, ternyata Pak Yoyo yang menghubunginya. Mereka akan meeting siang ini.

Ditempat meeting sudah hadir Pak Yoyo dan staff, kali ini Bu Dinda tidak ikut hadir. Pak Yoyo mengevaluasi kembali berita-berita yang beredar tentang Rara.

Saya kan sudah bilang, tolong Rara tahan dulu, kenapa sekarang menjadi vulgar begini? "sentak Pak Yoyo

Pak, apa sebaiknya kita jangan terlalu menekan Rara? Bapak tahu sendiri kan dia tidak main-main dengan ucapannya waktu itu "sahut Usi

Saya tidak yakin, sampai kapanpun dia pasti butuh popularitas, saat ini dia hanya lagi dibutakan oleh cinta "ucap Pak Yoyo dengan nada tinggi

Saya hafal Rara Pak. Saya ingat dulu saat dia tidak mau di gimickkan dengan Hengky "ucap Usi

Kenapa dia sombong sekali, mentang-mentang sekarang namanya sudah diatas "ucap Pak Yoyo tak suka

Maaf Pak, tapi menurut saya itu prinsip bukan sombong "sela Usi

Bela saja terus! Hubungi dia, kalo memang maunya dia hubungan pribadinya di up, segera lakukan konfrensi pers dan tunjukkan siapa pacarnya, tapi tetap libatkan Mario "perintah Pak Yoyo

Kenapa harus Mario? "tanya Usi

Mario harus selalu dilibatkan dalam perjalanan dia, apapun itu "tegas Pak Yoyo

Maaf tapi saya tidak setuju Pak, jika begitu sampai kapan Rara tidak bisa lepas dari Mario "sela Usi

Ini sudah keputusan kami, akan ada waktunya dia lepas dari Mario, sampaikan saja "ucap Pak Yoyo

Usi pergi meninggalkan tempat itu, hari ini dia akan bertemu Dini, mereka sudah ada janji sebelumnya. Kini Usi sudah berada di apartemen Rara.

Rara kapan pulang Din? "tanya Usi

Dia belum ngabarin gue Kak "jawab Dini

Gue pusing Din, si Yoyo semakin semena-mena aja. Gue yakin Rara ga akan mau nurutin apa kata dia "gerutu Usi

Emang kenapa Kak? "Dini mengerutkan dahinya

Usi menceritakan apa yang tadi ia bicarakan dengan Pak Yoyo.

Gila sih, masa harus banget begitu. Pak Yoyo apa ga kasihan ke Rara ya Kak? Tanpa Mario, Rara bisa berdiri sendiri kok "kesal Dini

Gue rasa ini juga desakan dari pihak Mario Din, mereka masih membutuhkan Rara "ucap Usi

Terus gimana Kak? Rara pasti ga mau ini "ucap Dini

Gapapa, justru gue dukung penolakan dari Rara. Setelah Rara pulang, kita langsung temuin tuh si Yoyo "geram Usi











Selamat Hari Kemerdekaan untuk kita semua Warga Negara Indonesia

Ketemu di trans tv jam 08.15 ya kita nonton Gunawan di pagi-pagi ambyar

Dan nanti malam jam 20.00 kita ketemu di Indosiar nonton Gunawan lagi

Semoga berhasil ya yang mau pada ikut lomba

SEMANGAT MERDEKA

Berjuang BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang