93. Kakek lagi

400 52 14
                                    

Abang salah ya Cu? "tanya Gunawan sendu

Enggak Bang, mungkin Kak Rara cuma ngerasa ga enak, hanya karena keinginannya Abang harus ngeluarin uang sebanyak itu "ucap Meli

Tapi Abang cuma pengen ngasih yang terbaik buat dia "elak Gunawan

Iya Ucu ngerti Bang, tapi Abang harus tahu gimana sifat Kak Rara, dia juga bukan ga mampu tapi memang dia kan sesederhana itu, Abang lebih tahu pasti. Udah gih bujukin sana, masa yang punya acaranya marahan sih "ucap Meli

Makasih ya sayang "ucap Gunawan sebelum meninggalkan Meli

Sesampainya diruang makan, Gunawan melihat Rara sedang bercanda tawa dengan Putri, Aulia dan Rani. Ada perasaan lega karena Rara tidak menampakkan kemarahannya saat ini. Gunawan pun bergabung dengan sahabat-sahabatnya.

15 menit lagi menuju waktu berbuka, kini mereka telah duduk bersama pasangannya.

Gun boleh foto ga nih? "tanya Ridwan, karena ia sangat tahu kalo Gunawan dan Rara tidak pernah mau terekspose

Boleh tapi jangan diupload "tegas Gunawan

Huuuuuuh "seru mereka semua kecuali Rara

Kalo mau upload tinggal crop kitanya aja, ribet banget sih "kesal Gunawan

Saat sedang asyik berfoto, ponsel Hari berdering tanda panggilan video masuk, nama kakek yang tertera.

Assalamualaikum kek, nek "salam Hari

Waalaikumsalam, Abi rapih banget, lagi dimana? "tanya Kakek pura-pura, karena sebenarnya ia tahu acara saat ini, dari siapa lagi kalo bukan dari Nia dan Meli

Dirumah Kek, tapi lagi ada acara nih, rame kan Kek? "Hari mengedarkan kamera kepada seluruh orang disana

Rame banget, ada Putri, Tama sama Faul juga ya "Kakek sengaja meninggikan suaranya

Deg... Hati Rara terasa teriris, hanya dia yang tidak disebut, padahal dia adalah kekasihnya Gunawan, cucunya. Begitu pun dengan Gunawan, dia langsung menggenggam tangan Rara yang berada disampingnya, ia mencoba memberi kekuatan pada kekasihnya.

Nia dan Meli yang tahu tujuan Kakek pun merasa tak enak, mereka langsung mengalihkan dengan merebut hp Hari.

Kayak direstaurant beneran kan kek "ucap Nia dengan memlerlihatkan dekor ruangan

Meli memberi kode agar Nia sedikit menjauh, Nia pun mengerti

Rara yang masih kesal pada Gunawan tak membalas genggaman tersebut, ia hanya diam tertunduk sambil memainkan ponselnya. Sementara yang lain tidak menyadari permasalahan itu, mereka asyik dengan kegiatannya.

Bang nih Kakek mau ngomong "Meli memberikan ponsel itu pada Gunawan

Seketika Rara menatap Gunawan dan menggelengkan kepalanya lemah. Gunawan mengerti maksud Rara, ia segera mengganti ke panggilan suara. Dengan terus menggenggam tangan Rara, ia berbicara dengan kakeknya.

Harus banget dirayakan seperti itu? "tanya Kakek tajam karena tahu alasan Gunawan mengadakan moment ini

Bahkan harusnya lebih kek, mungkin di jenjang selanjutnya "ucap Gunawan tak suka

Sudah ya sebentar lagi waktunya berbuka, kakek dan nenek sehat-sehat, assalamualaikum "Gunawan mematikan sambungannya tanpa menunggu jawaban kakek

Rara tahu Gunawan sedang menahan emosi saat ini, ia segera meninggalkan Gunawan.

Gunawan menghela nafas, sepertinya Rara benar-benar marah apalagi ditambah tadi kakek sangat membedakan dirinya dengan yang lain. Sementara sahabta-sahabatnya tidak menyadari keanehan dari Rara dan Gunawan, berbeda dengan saudara-saudara Gunawan, mereka tahu ini ada yang tidak benar karena Gunawan dan Rara tidak sehangat biasanya. Gunawan juga tidak bisa menghampiri Rara yang entah kemana, karena sahabat-sahabatnya terus mengajaknya berbicara.

Berbarengan dengan suara adzan magrib, Rara datang membawa secangkir teh manis dan satu buah kurma ajwa untuk Gunawan. Ternyata tadi Rara pergi ke dapur untuk membuat teh. Gunawan tertegun, betapa tulus hati wanitanya ini, disaat dia sedang marahpun tetap memperhatikannya. Bukan hanya Gunawan, semua orang yang baru pertama kalinya melihat pun ikut dibuat tertegun. Padahal dari restaurant sudah disediakan berbagai macam menu berbuka, tapi Rara sangat tahu kebutuhan Gunawan.

Mau makan apa? "tanya Rara, hatinya masih kesal tapi ia tak bisa untuk tidak peduli dengan kekasihnya

Gunawan hanya tersenyum, rasanya rasa lapar dan dahaganya sudah terbayar dengan sikap hangat dari Rara.

Karena merasa tak ada jawaban, Rara bangkit dari duduknya "aku ambilkan dulu"

Sebenarnya yang lain masih memperhatikan mereka, tapi tidak begitu ditunjukkan karena tidak ingin membuat Gunawan dan Rara risih.

Rara kembali dengan membawa dua piring berisi nasi dan lauknya. Setelah itu Rara kembali ke dapur untuk mengambil segelas air putih hangat untuk Gunawan, karena dari resto menyediakan minuman yang berwarna.

Makan duluan ya semuanya, Kak Gun harus langsung makan nasi kalo buka puasa "ucap Rara pada semua orang

Lanjut, kita masih menikmati takjil "sahut Randa

Karena konsepnya prasmanan, jadi mereka leluasa untuk mengambil makanan apa saja yang mereka mau, tanpa ada manner.

Rara telaten banget ngelayanin Gunawan, vibesnya kayak suami istri ga sih? "celetuk Putri

Banget, baper parah gue "sahut Aulia

Ya gimana enggak, seminggu ini kan Rara tinggal dirumah orangtuanya Gunawan "timpal Rani

Ya saat ini mereka sedang mengantri untuk mengambil tomyam. Lain dengan Nia dan Meli yang daritadi sibuk mengatur posisi ponsel Nia agar kameranya full mengambil gambar Gunawan dan Rara. Rupanya Kakek meminta mereka untuk mengabadikan moment ini, karena sebelumnya Kakek mendapat info dari orangtua Gunawan, kalo Rara begitu telaten menyiapkan segala kebutuhan Gunawan. Vidio berdurasi sekitar 10 menit itu Nia kirimkan pada kakeknya.

Rara marah ga sih sama gue Ni? "tanya Aulia

Ga mungkin marah sama Kak Aul, kayaknya keselnya sama Abang "jawab Nia

Gue ga enak, beneran gue ga tahu Rara bakal marah "ucap Aulia was-was

Emang lo tahu darimana sih Aul soal baju mereka? "tanya Jessica.

Saat ini yang lain sedang melaksanakan solat tarawih, Aulia, Nia dan Jessica sedang berhalangan, jadi mereka hanya menunggu.

Vina desaignernya temen gue. Dia cerita heboh banget, saking senengnya dipercaya sama Gunawan "cerita Aulia

Berarti dia tahu hubungan Abang sama Rara? "selidik Nia

Nia, kalo perlakuan Abang lo begitu siapa yang ga curiga sih. Tapi tenang aja, gue udah bilang ini berita exclusive, dia bisa dipercaya kok "ucap Aulia meyakinkan

Ya mungkin karena itu juga Gun bayarnya fantastis "timpal Jess

Bener banget Jess, si Vina bilang cuan hampir 3x lipat "Aulia tertawa

Menang banyak dia "sahut Jess

Keluarga Abang tuh kalo udah sayang ya begitu, royal "ucap Nia

Eh Ni, emang Rara belum dikenalin ke kakek lo ya? "tanya Jessica

Hah.. Udah kok, Rara udah kenal semua keluarga kita "ucap Nia gelagapan

Soalnya tadi gue denger kakek lo ga sebut-sebut nama Rara "ucap Jessica yang ternyata tadi mendengarkan perbincangan mereka

Oh itu becanda.. Kakek emang seneng banget becandain Rara, soalnya dia anaknya polos "ucap Nia beralasan

Aulia dan Jess hanya ber oh ria. Sementara Nia sedikit panik, ia tidak ingin masalah ini diketahui orang lain, bahkan Tama, Putri dan Faul pun tidak mereka beri tahu. Ini mereka lakukan dengan alasan untuk menjaga perasaan Rara, agar tidak merasa berbeda.

Berjuang BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang