80. Yang Terbaik Mundur

427 51 9
                                    

Sudah Nek, Kek Indi gapapa. Semoga Nenek dan Kakek sehat selalu ya, Indi pamit "Gunawan keluar dari kamarnya setelah berbicara kepada Kakek dan Neneknya

Yuk sayang kita pulang "ucap Gunawan pada Rara yang ternyata sudah ada didepan pintu kamar Gunawan

Rara pamit ya Nek, Kek. Terimakasih sudah menerima Rara disini "Rara mencium tangan Nenek dan Kakek bergantian

Sudah ayo, keburu malem "Gunawan menarik tangan Rara ketika Nenek akan berbicara

Dengan langkah cepat Gunawan menggandeng Rara, Nenek dan Kakek terus memanggil nama mereka dari belakang, tapi sama sekali tidak dihiraukan oleh Gunawan.

Kamu dianter supir Kakek ya Ndi "ucap Kakek

Terimakasih, kami sudah memesan taxi "sahut Gunawan tanpa menatap Kakek

Benar saja di depan gerbang sudah ada taxi yang menunggu mereka.

Kami pamit, Assalamualaikum "ucap Gunawan menatap sekilas Kakek dan Neneknya

Taxi itu pun segera berlalu dari sana.

Indi benar-benar marah sayang "ucap Nenek lesu

Dia benar-benar mencintai Rara "sahut Kakek

Sebaiknya kita restui mereka, tidak ada salahnya bukan "ucap Nenek

Entahlah, rasanya berat bagiku "ucap Kakek sambil berlalu masuk ke rumah

Sementara di taxi, Gunawan dan Rara masih sama-sama diam, tapi Gunawan terus menggenggam tangan Rara dan semakin erat. Akhirnya setelah 10 menit berlalu, Rara memberanikan diri memulai pembicaraan.

Kak ada apa? "tanya Rara lembut

Gapapa sayang, maaf ya kita harus pulang cepet. Lain waktu kita kesini lagi "jawab Gunawan sambil merangkul Rara

Iya Kak "sahut Rara

Sebenarnya ia tahu ada yang disembunyikan kekasihnya, tapi saat ini ia mencoba mengerti mungkin Gunawan belum mau cerita.

Sekitar 11 jam perjalanan pesawat dari Turki ke Indonesia, tidak ada pembicaraan apapun antara mereka. Gunawan masih menenangkan hatinya, saat ini ia hanya perlu kengahangatan dari kekasihnya. Rara yang seolah mengerti pun tidak mau membahas apa-apa. Sampai di Jakarta, Gunawan langsung membawa Rara kerumah orangtuanya.

Kak kita mau kemana? "tanya Rara karena ini bukan jalan menuju apartemennya

Kita nginep dirumah Mamih ya malam ini, kamu masih libur kan? "tanya balik Gunawan

Iya Kak. Ga usah banyak pikiran, Rara gapapa Kak "Rara menggenggam tangan kanan Gunawan yang berada diatas stir

Gunawan mencium punggung tangan Rara, lalu ia menoleh ke arah Rara dan tersenyum. Tanpa kata Gunawan terus melajukan mobilnya.

1 jam 25 menit akhirnya mereka sampai dirumah Mamihnya Gunawan. Sampai disana ternyata Mamih dan Paoih ada dirumah dan baru saja akan melaksanakan makan siang.

Assalamualaikum "salam Gunawan dan Rara berbarengan

Waalaikumsalam "jawab Papih dan Mamih kompak

Kok kalian udah pulang? Bukannya lusa baru pulangnya "kaget Mamih

Kamu makan sama Papih Mamih ya sayang, aku ke kamar dulu "ucap Gunawan langsung pergi ke kamarnya tanpa menjawab pertanyaan sang Mamih

Dia kenapa Ra? "tanya Papih

Rara ga tau Pih, sejak malam Kak Gun ga cerita apa-apa "ucap Rara setelah menyalimi tangan kedua orangtua Gunawan dan bergabung di meja makan

Yaudah kamu makan aja dulu sayang, biarin Indi sendiri dulu "ucap Mamih

Berjuang BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang