83. Flashback

433 53 5
                                    

Disisi lain, Gunawan sudah menceritakan obrolannya dengan Rara dan Kakek Neneknya kepada kedua orangtuanya. Betapa terharunya mereka dengan sikap kedewasaan yang Rara miliki. Keduanya semakin yakin tidak salah lagi untuk menjadikan Rara menantunya. Papih menyarankan Gunawan untuk mengambil hati kakeknya dengan perlahan, karena kakek tidak suka dipaksa sama seperti Gunawan. Mamih bilang, Rara harus tetap menjadi diri sendiri sekalipun didepan orang yang tidak menyukainya. Jika iya bilang iya dan jika tidak bilang tidak.

Mamih menceritakan perjuangannya dulu mendapatkan hati Kakek terutama Nenek. Dulu Nenek sama sekali tidak pernah menganggap Mamih ada. Apapun yang Mamih berikan selalu Nenek tolak, tapi Mamih tidak pernah putus asa karena Papih juga selalu meyakinkan dirinya akan cinta mereka. Bahkan Mamih pernah ditemukan dengan wanita yang dijodohkan Nenek kepada Papih. Jelas-jelas Nenek sangat merendahkan Mamih saat itu, tapi dengan tegas Papih menolak wanita yang akan dijodohkan kepadanya itu dan selalu membawa Mamih dalam setiap langkahnya. Perlahan Kakek mulai luluh karena Mamih tidak pernah sekalipun memperlihatkan kebenciannya pada Kakek dan Nenek. Kakek mulai luluh saat Mamih dengan telaten mengurus Papih yang saat itu mengalami kecelakaan dan dinyatakan lumpuh sementara. Kakek terenyuh karena sebenarnya Mamih bisa saja meninggalkan Papih tapi yang dilakukan Mamih justru menemani dan merawat Papih sampai sembuh total. Tapi hal iti tidak sama sekali membuat hati Nenek terketuk. Hingga suatu saat Kakek dan Nenek mengalami kebangkrutan dalam usahanya. Disanalah Mamih sangat berperan dalam menemani Nenek yang sedang terpuruk hingga akhirnya usaha Kakek bangkit lagi sampai sekarang. Waktu itu, Mamihlah yang selalu menguatkan Nenek walau awalnya selalu ada penolakan, tapi lama kelamaan Nenek mulai menerimanya dan hingga akhirnya Mamihlah satu-satunya tempatnya berbagi dan pada saat itulah Nenek langsung meminta Papih untuk menikahi Mamih.

Rara begitu terharu dengan cerita Papih dan Mamih. Dalam hatinya ia merasa, mungkinkah ia akan sekuat Mamih. Sedangkan saat ini tak hanya dari Kakek mereka mendapat ganjalan tapi dari orang-orang diluar sana juga.

Terus Rara harus tunggu Kakek sama Nenek sakit dulu Mih? "tanya Gunawan polos

Bener kata orang ya, kasmaran bisa bikin otak kita beku "ucap Papih

Mamih dan Rara tertawa mendengarnya, lain dengan Gunawan yang terlihat kesal.

Kok malah ngetawain sih "kesal Gunawan

Kalo gitu namanya kamu berharap Nenek dan Kakek sakit dong "kekeh Rara

Ih.. Ga gitu sayang, tadi kan Mamih bilang "ucapan Gunawan terpotong

Itu kan cerita Mamih Ndi, kalo kalian ya lain lagi ceritanya. Lagian kalo Kakek atau Nenek sakit ga mungkin Rara juga yang ngurus, kan merekanya di Turki. Kamu tuh gimana sih Ndi "Mamih menggeleng-gelengkan kepalanya

Ra coba kamu cek, buku yang dia baca tentang apa aja, kok jadi gini sih dia "Papih memijat pelipisnya

Ih kalian ngeselin "Gunawan cemberut

Mereka melanjutkan obrolan dengan terus menggoda Gunawan, entah kenapa Gunawan bisa sepolos itu. Mamih memberitahukan, setelah Gunawan meminta maaf pada Kakek dan Neneknya, tak lama Nenek meneleponnya. Sebenarnya beliau bukan tidak menyukai Rara, hanya saja beliau menghormati suaminya dan belum bisa meyakinkannya. Nenek berpesan agar Rara tidak perlu khawatir tentang restu suaminya, karena Nenek akan membantu meyakinkan suaminya. Tugas Rara hanya mencintai Gunawan dan menjadi dirinya sendiri.

Mendengar hal itu, baik Rara maupun Gunawan merasa lega. Setidaknya ada Nenek yang bisa membantunya meyakinkan Kakek. Pada akhirnya dukungan dari orang-orang terdekat bisa lebih menguatkan Rara dan Gunawan. Hari itu mereka benar-benar menghabiskan waktu bersama, saling mengenal lebih dalam lewat obrolan dan tingkah laku. Hingga sore berganti malam, Gunawan harus mengantarkan Rara pulang ke apartemennya.

Ra sering-sering nginep disini ya, biar Mamih ada temennya "ucap Mamih

Atau kamu pindah sini aja Ra, tinggal bareng kita "usul Papih

Nah iya bener tuh sayang, kamu tinggal disini aja deh "Mamih mengiyakan

Makasih Mih, Pih, bukan Rara ga mau, kalo Rara disini akan sangat merepotkan Papih dan Mamih "ucap Rara tak enak

Kenapa?

Banyak wartawan yang suka ikutin Rara Mih. Rara ga mau Papih sama Mamih ikutan ribet ngurusinnya "kekeh Rara

Yaudah deh, tapi kamu harus sering nginep disini ya "pinta Mamih

InsyaAllah Mih "ucap Rara

Kamu pulang juga Ndi? "tanya Papih

Iya Pih, kita harus kembali ke rutinitas lagi "sahut Gunawan

Yasudah kalian jaga diri ya, kalo ada apa-apa jangan lupa hubungin Papih dan Mamih ya "ucap Papih

Kemudian Gunawan dan Rara pamit. Gunawan segera mengantarkan Rara ke apartemennya. Mereka pulang dengan perasaan bahagia walaupun liburannya di Turki tak seindah yang dibayangkan. Kini ikatan yang mereka punya terasa lebih kuat dari sebelumnya.

Rasanya ga mau pisah deh, pengen sama-sama terus "ucap Gunawan manja setelah mereka sampai di apartemen Rara

Rara juga sama Kak, seminggu bareng Kakak rasanya aneh kalo harus berpisah sekarang "Rara memeluk lengan Gunawan

Nikah aja yuk "ucap Gunawan sambil memainkan jari jemari Rara

Mulutnya ya "Rara memukul mulut Gunawan pelan

Aku masuk ya Kak, nanti kemaleman Kakak pulangnya "Rara melepaskan pelukannya

Yuk aku anter sayang "ucap Gunawan

Lalu mereka pun masuk ke gedung apartemen. Gunawan membantu membawa barang-barang Rara hingga kamarnya.

Aku ga masuk ya sayang "ucap Gunawan setelah sampai di kamar Rara

Iya sayang, hati-hati ya nyetirnya "ucap Rara

Sayang kamu, pake banget "Gunawan memeluk Rara erat

Rara juga sayang banget sama Kakak "ucap Rara

Istirahat ya, aku pulang "Gunawan melepas pelukannya lalu mencium kening Rara

Rara terus memperhatikan kekasihnya hingga punggungnya tak terlihat lagi, kemudian ia masuk ke kamar. Sampai di dalam, ternyata Dini sudah tertidur dikamarnya, Rara tak berniat membangunkannya, ia segera membersihkan diri dan menuju kamarnya. Setelah itu Rara merebahkan dirinya diatas kasur kesayangannya, kemudian ia menghubungi orangtuanya. Beruntung Ayah dan Bundanya belum tidur, Rara menceritakan kegiatannya selama di India tapi tidak saat di Turki. Rara tidak ingin orangtuanya sedih, terlebih Rara tidak ingin pandangan orangtuanya berubah terhadap Gunawan. Biarlah masalah Kakek menjadi ceritanya dengan keluarga Gunawan saja. Lagipula Rara juga belum tahu pasti apa alasan Kakek dan Nenek tidak menyukainya.

Kamu ga jadi ke Turkinya nak? "tanya Bunda

Jadi Bund, tapi disana hanya sehari karena Kak Gun ada keperluan mendadak disini, jadi kita harus cepet pulang "jawab Rara

Salam ya untuk kedua orangtua nak Gun, sampaikan terimakasih Ayah dan Bunda karena sudah menerima kamu dengan baik "ucap Ayah

InsyaAllah Yah nanti Rara sampein ya "sahut Rara

Rara merasa lega setelah bercerita kepada kedua orangtuanya. Ia berdoa agar hubungannya dengan Gunawan bisa menjadi selamanya.


















Jangan lupa jam 19.00 nonton jumat keramat ya di vidio.com

Berjuang BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang