97. Mendadak

374 50 19
                                    

Pih ada apa sih, kok Baba ngadain acara dadakan gini? "tanya Gunawan

Kini mereka sudah berada di mobil menuju rumah orangtua Hari. Keluarga Gunawan menggunakan pakaian dengan warna yang senada, sudah tentu ini ide dari Mamih. Awalnya sang Mamih berniat membeli baju baru untuk mereka berempat, tapi Rara menolak dan memilih menggunakan pakaian yang mereka punya.

Papih juga ga tahu Ndi, Ibu mungkin ada cerita ke Mamih "sahut Papih

Ga ada Pih, apa jangan-jangan Abi mau melamar Putri ya? "Mamih mengira-ngira

Ga tahu juga deh, tapi selama ini Abi ga ada cerita juga ke Indi "sahut Gunawan

Ya apapun itu, semoga kita mendapat kabar baik "ucap Papih

Amiiin "kompak mereka berempat

1 jam perjalanan akhirnya keluarga Gunawan sampai dirumah orangtua Hari. Di halaman rumah sudah terparkir beberapa mobil yang Gunawan sangat tahu siapa pemiliknya.

Baba ngundang semuanya ini, ada apa sih "heran Gunawan

Semua siapa? "tanya Papih

Itu ada mobil Tama dan Faul juga "sahut Gunawan

Yaudah daripada penasaran ayo kita masuk aja "ucap Mamih

Rara dan Mamih berjalan mendahului Papih dan Gunawan. Ternyata pintu rumah tidak tertutup dan sepertinya dibiarkan terbuka. Saat melangkahkan kaki lebih dalam, terdengar suara ramai dari dalam rumah, tapi ada satu suara yang sangat mereka kenali kecuali Rara. Seakan memastikan, Mamih menghentikan langkahnya dan fokus mendengarkan suara itu. Mamih melirik Gunawan dan Papih, sepertinya mereka juga merasakan hal yang sama.

Dengan segera Mamih meraih jari jemari Rara, menggenggamnya erat dan menuntun Rara untuk masuk ke dalam. Mamih memberi kode agar Gunawan dan Papih berjalan lebih dulu. Sama seperti Mamih, Gunawan dan Papih pun saat ini dilanda keresahan.

Assalamualaikum "salam dari Gunawan dan Papih

Deg... Jantung Rara berdebar kencang saat pandangannya menemukan sosok yang sangat ia segani. Reflek ia mengeratkan genggaman pada Mamih. Tak berbeda dengan Gunawan dan Papih, saat ini hanya ketakutan dan khawatir yang mereka rasakan. Rasanya Gunawan ingin segera membawa Rara pergi darisana, ia tak ingin kejadian di turki terulang lagi. Dengan terus menggenggam tangan Rara, Mamih menyalimi semuanya diikuti oleh Papih dan Gunawan.

Kalian duduk disebelah sini "Kakek menunjuk tempat kosong yang ada didekatnya

Sejak kapan Ayah dan Ibu di Indonesia? "tanya Papih

Baru kemarin pagi "jawab Kakek datar

Mendadak suasana menjadi tegang. Tama, Putri dan Faul dibuat heran karena Kakek dan Nenek tidak menyapa Rara dan terkesan dingin kepada keluarga Gunawan.

Sebenarnya ini ada apa Kak, kenapa kita dikumpulkan secara mendadak seperti ini? "tanya Papih pada Baba

Ayah yang memintanya "sahut Kakek cepat

Perasaan Rara semakin tidak enak, apalagi sedari tadi Kakek terus menatapnya tajam.

Kalian kompak sekali "Kakek mengedarkan pandangannya dari atas sampai bawah pada keempatnya

Kami memang kompak "sahut Gunawan datar

10 menit lagi waktu berbuka, sebaiknya kita bicara lagi nanti "ucap Kakek dan menyadarkan Rara

Rara melihat diatas meja tidak tersedia menu berbuka yang biasa Gunawan santap setiap hari, apalagi menu makan hari ini adalah seafood dan tidak ada cumi disana.

Kak, dapurnya dimana? "bisik Rara

Kenapa?

Rara mau bikin teh untuk Kakak

Berjuang BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang