90. Ramadhan

410 55 13
                                    

Bulan suci ramadhan pun tiba, Rara sudah meminta Dini untuk pulang kerumah orangtuanya, sedangkan Rara mulai malam ini akan menginap dirumah orangtua Gunawan. Sebelumnya Mamih sudah meminta Rara untuk menginap disana selama bulan ramadhan, karena mereka pun mengosongkan jadwalnya sebulan penuh. Rara sebenarnya sudah menolak, tapi Mamih terus saja merayunya dan Rara merasa tidak enak untuk menolak.

Sahur on the roadnya mulai kapan Ndi? "tanya Mamih, saat ini mereka sedang menunggu waktu untuk solat tarawih untuk pertama kalinya di tahun ini

Lusa Mih, karena yang lain masih ada kegiatan "sahut Gunawan

Pokoknya kamu harus pastiin Rara makan dengan layak, porsi yang pas, bawa obat-obatan, jangan sampe Rara melewatkan makan sahurnya ya "tegas Mamih

Ya ampun yang sekarang punya princes posesif banget sih "goda Papih

Sedangkan Rara hanya tersenyum malu

Tenang Mih, sebelum Mamih mengingatkan Indi sudah menyiapkan semua kebutuhan Rara, selimut juga nanti Indi bawa Mih "ucap Gunawan

Bukan apa-apa Ndi Pih, ini kan pertama buat Rara, Mamih ga mau sampe princes Mamih sakit "ucap Mamih

Iya Mamih, Rara ga akan kenapa-napa kok, Kak Gun juga pasti jagain Rara dengan baik, Mamih ga usah khawatir ya "Rara memeluk Mamih mencoba menenangkan

Janji ya, kalo kamu ngerasa udah ga enak badan atau kedinginan ga usah ikut turun, di mobil aja ya sayang "pinta Mamih

Iya Mamih "mereka berpelukan erat

Papih dan Gunawan hanya tersenyum melihat interaksi keduanya. Gunawan sangat bahagia melihat kedua wanita yang dicintainya saling menyayangi. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika restu kakeknya tak kunjung datang, bukan hanya ia yang akan merasa kehilangan, pasti Mamihnya pun akan sangat kehilangan Rara.

Malam pertama bulan ramadhan tahun ini Rara lewati bersama dengan keluarga Gunawan. Ada rasa haru dan bahagia dalam hatinya. Ia tak menyangka mendapatkan kekasih seperti Gunawan yang ternyata sangat kental kehidupan religinya. Rara juga bersyukur bisa dipertemukan dengan Papih dan Mamih Gunawan yang begitu menyayanginya. Setelah selesai shalat tarawih, mereka melanjutkan dengan membaca al-qur'an. Rara kembali tertegun mendengar suara merdu Gunawan saat melantunkan ayat suci. Begitupun Papih dan Mamihnya yang tak kalah merdu suaranya. Benar-benar keluarga yang luar biasa, mereka di sibukkan dengan kegiatan duniawi tapi tak pernah melupakan akhiratnya.

Jam 2 dini hari Rara sudah bangun dan langsung menuju dapur. Ia ingin membantu memasak untuk makan sahur kali ini, ia juga ingin mengetahui kebiasaan sahur dikeluarga ini. Saat sampai dapur, ternyata Mamih Gunawan sudah ada disana dibantu dengan mbak.

Mih lagi masak apa? "tanya Rara

Eh sayang, kok udah bangun? "bukan menjawab Mamih malah balik tanya

Rara mau bantu masak, menunya apa Mih? "sahut Rara

Hari ini menunya sop iga, tempe goreng dan ayam goreng. Kalo sahur, biasanya kami harus ada makanan yang berkuah sayang "jelas Mamih

Rara mengangguk lalu membantu Mamih memotong-motong sayuran. Sedangkan mbak diminta untuk memasak nasi saja karena kali ini Mamih dan Rara yang akan memasak. Selama memasak, Rara terus bertanya tentang kebiasaan Gunawan saat sahur dan berbuka puasa. Mamih menceritakan semua kebiasaan mereka mulai dari bangun sahur sampai tidur lagi.

Kita tuh sebenernya paling suka masakan sunda Ra, tapi Mamih ga bisa masaknya jadi selalu pesan "ucap Mamih

Oh.. Pantes waktu dirumah Bunda, Kak Gun seneng banget dimasakin karedok "ucap Rara

Iya, Indi paling suka karedok, Papih nasi liwet kalo Mamih lebih suka nasi oncom "ucap Mamih

Kapan-kapan Rara masakin ya Mih "ucap Rara

Kamu bisa sayang? "tanya Mamih senang

InsyaAllah bisa Mih. Sebenernya Rara itu seneng masak, kalo dirumah selalu Rara dan Bunda yang masak, tapi kalo diapart jarang Mih, paling kalo lagi kangen masakan Bunda aja "cerita Rara

Pokoknya kamu harus ajarin Mamih masak makanan sunda ya sayang "ucap Mamih antusias

Siap Mih "ucap Rara

1 jam berlalu semua masakan pun sudah siap tersaji. Rara dan Mamih sudah menata meja makan dengan masakan mereka juga ada buah-buahan disana. Tak lama Papih dan Gunawan pun menghampiri mereka.

Wangi banget nih "ucap Papih saat mengendus wangi masakan dihadapannya

Ini kita berdua loh yang masak "ucap Mamih bangga

Rara bisa masak juga? "tanya Papih

Bisa dong Pih, waktu di Lembang kan dia yang masakin Indi dibantu bundanya sih "ucap Gunawan terkekeh

Waah Papih udah ga sabar nih buat kesana "ucap Papih

Mamih juga, kata Indi udara disana seger banget kan "timpal Mamih

Ini Mamih sama Papih beneran mau lebaran disana? "Rara masih tak percaya

Aku juga sayang "Gunawan tak mau kalah

Iya beneran Ra, masa kita bohong sih. Nanti siang kita kabarin orangtua kamu ya "ucap Papih serius

Tapi rumah Ayah disana ga senyaman disini Pih "ucap Rara lemah

Ga nyaman gimana, Indi aja betah disana kan "sahut Mamih tak suka

Tau, dia mah emang begitu Pih "sela Gunawan

Ya udah kita cari hotel aja nanti "Papih melengos

Eh jangan Pih! Iya, nanti Rara bilang sama Ayah Bunda ya "ucap Rara gelagapan

Ga usah kalo kamu keberatan Ra "jawab Papih cepat

Enggak sama sekali Pih, Rara minta maaf Pih "sahut Rara

Kalo boleh, dua hari sebelum lebaran kita kesana, gimana? "tanya Papih lagi

Boleh banget Papih "jawab Rara dengan senyum tulus

Nah gitu dong, sekarang makan ya nanti keburu imsak "ucap Mamih

Sedari tadi Gunawan memperhatikan kekasihnya, dia merasa ada yang aneh dari Rara, seakan ada yang membuat Rara berat untuk menerima orangtuanya berlebaran dirumah orangtua Rara. Rara yang merasa diperhatikan pun terus menunduk.

Kenapa? "tanya Gunawan, saat ini mereka sedang duduk di sofa menunggu adzan subuh

Apanya Kak? "Rara mengerutkan dahinya

Berat banget kayaknya nerima kita di lembang "ucap Gunawan datar

Bukannya menjawab, Rara justru terisak air matanya lolos begitu saja.

Kamu kenapa sayang? Aku ada salah? "Gunawan panik karena mendengar isakan Rara

Kakek "lirih Rara

Kini Gunawan mengerti kenapa Rara seperti itu, kemudian ia memeluk Rara.

Sayang dengerin aku ya! Papih Mamih pasti sudah memikirkan ini, kamu hanya tinggal percaya sama kita, ga akan terjadi apa-apa kok sayang "ucap Gunawan lembut

Rara takut Kakek marah sama kalian, Rara ga mau itu terjadi apalagi karena Rara "ucap Rara dengan isakannya

Sssstttt... Itu ga akan terjadi, percaya sama aku ya. Kita berdoa semoga ini jadi awal yang baik untuk hubungan kita ya, jangan nangis lagi ya sayang, maafin aku"ucap Gunawan

Rara menggeleng "Rara yang minta maaf"

Saling memaafkan ya "pungkas Gunawan

Berjuang BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang