Sore itu, selesai ujian sekolah hari kedua, SMA Indonesia Persada dihebohkan dengan kabar bahwa dari puluhan siswa yang mendaftar SNMPTN 2022, tidak ada yang dinyatakan lolos kecuali satu siswa. Hal tersebut membuat para siswa bertanya-tanya. Rasanya ini tidak mungkin terjadi. Selama bertahun-tahun, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi banyak meloloskan siswa-siswa di sekolah ini. Bahkan jejak alumni sudah tersebar di berbagai Universitas.
"Gimana, Nes, lolos nggak?"
Nesya menggeleng. Hatinya sedikit kecewa sewaktu layar ponselnya menampilkan warna merah. Padahal seluruh keluarga besarnya sudah menantikan kelulusan Nesya ke perguruan tinggi.
"Kok bisa, sih, Nes, lo nggak lolos? Lo rangking satu paralel, peringkat tiga eligible, lagi pula prestasi lo juga banyak, kan?"
"Prestasi segudang itu nggak menjamin kita lolos SNMPTN! Lo sendiri gimana, lolos nggak?"
Farida menyengir. Dia juga sama tidak lolos. "Itu artinya kita harus berjuang lagi di UTBK, Nes! Semangat!"
Sebelum Nesya pulang, dia sempat mendengar huru-hara yang sedang ramai di sekolahnya. Biasanya jarang sekali ada kasus pembulian di SMA Indonesia Persada, tapi yang menjadi pertanyaan, mengapa satu siswi perempuan itu dirundung habis-habisan oleh anak-anak?
Nesya mendekat dengan sangat penasaran.
"Eh, lo pasti pakai ordal, kan! Jujur nggak lo!" Terlihat seorang siswa laki-laki mendorong bahu perempuan itu.
"Lo bayar berapa sampai cuma lo doang yang lolos?!"
"Nggak fair banget tahu nggak! Kenapa malah lo yang dilolosin padahal lo oon! LTMPT pilih kasih banget nggak, sih?!"
"Tahu, nih! Curiga kalau lo emang pakai joki, kan?"
Berbagai tuduhan pun mengarah ke siswi tersebut. Mereka menyiksa dengan keras tanpa sedikit rasa kemanusiaan.
"Ini ada apa, sih?" tanya Nesya penasaran.
"Itu si Dira lolos SNMPTN. Cuma dia satu sekolah yang lolos, padahal peringkat dia itu 50 ke bawah. Anak-anak curiga kalau dia pakai cara curang!" jelas seseorang.
Perempuan bernama Dira itu terlihat ketakutan. Teman-teman kini seolah berubah menjadi monster paling mengerikan. Dira merasa dirinya tidak pernah melakukan hal yang mereka tuduhkan. Kalaupun harus memakai orang dalam atau membayar pihak terkait, rasanya Dira tidak mampu.
"Kalau kalian nggak terima, sana kalian protes ke LTMPT sama Universitasnya bukan ke gue! Gue nggak pernah ngelakuin hal-hal yang kalian tuduhkan!" balas Dira. Dia berusaha bangkit saat berkali-kali temannya mendorong tubuhnya ke lantai.
"Jelas kita bakal protes dan laporin lo karena lo udah nggak jujur! Harusnya gue yang lolos karena prestasi gue banyak, gue sering juara satu, dan gue juga peringkat satu eligible asal lo tahu! Ini semua nggak adil!"
"Udah stop!" Nesya menangkis tangan Imel saat hendak memukul wajah Dira, "Percuma punya banyak prestasi kalau nggak punya moral yang baik!" lanjut Nesya.
"Diam lo, Nesya, nggak usah ikut campur! Lo harusnya belain kita, lo juga nggak lolos, kan?!"
"Pencapaian orang beda-beda, Mel! Emangnya dengan cara lo ngebuli dia, otomatis lo bakal lolos gitu? Enggak! Jadi buat apa kalian semua menghakimi Dira padahal belum tentu dia salah!"
"Eh, Nes! Lo nggak ngerti perasaan kita ditolak itu gimana!" Burhan menyahut dengan suara sedikit membentak.
"Nggak ngerti kata lo?! Gue juga nggak lolos, Han! Jadi kalian nggak usah egois! Sok mau dingertiin tapi kalian sendiri nggak bisa ngertiin perasaan orang lain! Manusia itu bukan cuma kalian!" bentak Nesya, "Bubar nggak sekarang!"
Satu per satu dari mereka akhirnya pergi mengakhiri insiden ini. Nesya melihat Dira mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Tampak kasihan. Tapi Nesya sebetulnya juga tidak mengenal siapa Dira, dia hanya merasa akan sedikit berlebihan kalau sampai membantu Dira lebih dari ini.
Dira bangkit, dengan rasa ketakutan dia melirik Nesya. "Lo nggak usah sok peduli! Pasti lo mau ngebuli gue juga, kan?!" tuduh Dira.
"Idih! Nggak elit banget gue ngebuli orang kayak lo!"
Usai mengatakan itu pun Nesya lalang dari hadapan Dira. Tapi Nesya sempat kaget, saat dia mendengar seseorang bilang, "SNMPTN itu bukan tentang siapa yang paling pintar, tapi siapa yang paling beruntung."
"Bener banget! Kalau SNMPTN itu jalur kehokian, tapi kalau SBMPTN jalur penjokian! Gue dapat rekomendasi buat ikutan joki UTBK, lo mau nggak?"
Orang dalam, suap, penjoki, dan segala bentuk kecurangan kini memenuhi pikiran Nesya. Dia tidak menyangka kalau ternyata untuk masuk pernguruan tinggi sesusah ini.
"Penjoki?"
To be continued...
Sampai bertemu di part 1 ya :)
Nggak papa deh kalau nggak ada yang baca. Nulis buat senang-senang hehe

KAMU SEDANG MEMBACA
UTBK : Misteri di Balik Layar
Mystery / ThrillerSemua dimulai setelah pengumuman SNMPTN. Ini pertama kalinya tercatat dalam sejarah di SMA Indonesia Persada. Dari puluhan siswa yang mendaftar hanya satu di antara mereka yang lolos. Hal itu membuat para siswa kesal dan menduga adanya tindak kecura...