61 : Silogisme

468 67 29
                                    

Jika orang mati, maka karena sakit. Jika orang sakit, maka orang lain menangis. Raihan menangis dan Keratih adalah orang. Jadi kesimpulan yang tepat adalah ....

Mari berpikir logika matematika👍

Bab ini kayaknya bakal rancu banget deh. Jadi buat jaga-jaga aja, aku kasih trigger warning ⚠️🔞🔞🔞⚠️ + mohon maaf buat yg puasa mending bacanya malam aja🤧

Bab 61


"Mbak, cerito, Mbak! Opo sing mbok sampean pikirno? Sopo tau aku iso bantu. Aku wis adoh-adoh seko Semarang mrene kanggo ketemu sampean, Mbak."

(Apa yang kamu pikirkan? Siapa tahu saya bisa bantu. Saya sudah jauh-jauh dari Semarang ke sini buat ketemu kamu.)

Klinik Ibnu Sina yang tak jauh dari tempat tinggal Keratih, menjadi tempat pertemuannya dengan seseorang.

"Masalahe sampean jan-jane opo to, Mbak? Butuh pinjaman kanggo biaya kuliah?"

(Masalah kamu itu sebenarnya apa sih, Mbak? Butuh pinjaman buat biaya kuliah?)

"Kowe lali nek aku oleh beasiswa?"

(Kamu lupa kalau saya dapat beasiswa?)

"Lha terus opo to, Mbak?"

Keratih tidak menjawab. Dia menggenggam kuat-kuat sebuah kertas di tangannya. Sesekali gadis itu terisak, tetapi mencoba untuk menyembunyikan dan berpura-pura. Bayangan akan kejadian beberapa menit lalu saat berada di ruang pemeriksaan, membuatnya tak tenang. Ketakutan yang sudah lama melintas dalam kepalanya akhirnya benar-benar terjadi.

"Opo iki, Mbak?" tanya seseorang itu.

Singkat saja, anggaplah orang tersebut adalah sepupunya. Meskipun Keratih menyatakan bahwa dirinya sebatang kara.

"Chlamydia?" Sepupunya itu terkejut. "Mbak divonis menderita penyakit chlamydia?"

Makin diperjelas pernyataan itu, makin membuat tangan Keratih bergetar. Nyatanya pun semesta perlu tahu bahwa seorang Keratih juga bisa ketakutan pada sesuatu. Lantas, Keratih pasti akan gelagapan untuk menjawab ketika sepupunya itu bertanya tentang siapa yang menularkan penyakit seksual tersebut?

"Mbak, opo sing biso daktindakake kanggo mbantu sampeyan?"

"Tenan awakmu meh nulungi aku?"

Seseorang itu diam sejenak. Ia meneguk ludah begitu Keratih memintanya untuk melakukan sesuatu; sebuah rencana yang sudah ditulis dalam buku catatannya.

"Aku arep awakmu ngelakoni iki!"

(Aku mau kamu melakukan ini)

Sesuatu yang tidak mungkin berani dilakukan olehnya. Sesuatu yang gila dan bahkan sangat gila daripada sebuah rencana yang pernah Keratih dan seseorang lakukan.

***

2 Juni 2022

"The situation is safe. It's time for us to start the game!"

Satu per satu layar monitor mulai menampilkan keempat orang memasuki area gedung. Sudah enam hari misi itu berjalan sesuai rencana. Meski di dalamnya terdapat tiga pemberontak yang diam-diam mengatur sendiri strateginya dan mengambil jalan pintas.

Jangan bilang pada Raihan jika Arash adalah otak di balik semua ini.

"Don't pass there!" Arash melihat sesuatu yang janggal, yang terekam di CCTV saat Nesya hendak melintasi tangga menuju lantai tiga.

UTBK : Misteri di Balik LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang