Morse
Bab 10
Sesuai janjinya kepada Raihan, akhirnya Nesya mampu mencari dua orang lagi untuk bergabung ke timnya. Sepulangnya latihan, Nesya langsung ke markas bersama Farida juga Sofia dan Sakha. Sewaktu pertama kali melihat Sakha, Raihan sedikit menaruh kecurigaan karena alasannya yang menurutnya tidak masuk akal untuk bergabung ke tim ini, sedangkan Sofia lebih terlihat tidak punya kemampuan apa pun untuk diajak kerja sama. Mata gadis itu menunjukkan sebuah ketakutan. Raihan tidak yakin dua orang ini bisa membantunya.
"Nggak ada yang lain, Nes, selain mereka?" tawar Raihan.
"Cuma mereka, Rai."
Kejadian seperti ini terulang kembali. Waktu itu Raihan juga tidak setuju dengan Arash untuk gabung ke timnya, karena dirasa memang dia tidak penting. Merasa deja vu, Arash berdiri dari posisi duduknya, menyambar pembicaraan Nesya dan Raihan.
"Kalau lo banyak protes, saran gue lo cabut aja dari tim kita!" Begitu ujarnya. Hal itu membuat Raihan semakin memanas.
"Tim ini bisa apa tanpa gue, hah?!" sentak Raihan.
"Bisa! Kita cuma butuh kekompakan dan kerja sama, bukan orang yang suka pilih-pilih kayak lo!" Refleks Arash mendorong tubuh Raihan hingga menyentuh tembok. "Lo berdua nggak usah dengerin ucapan cowok itu! Dia nggak penting! Kalau mau gabung, gabung aja. Kita mah welcome sama siapa pun, nggak kayak dia!"
Rasanya ingin sekali Raihan memukul mulut sialan Arash. Kalau saja Nesya tidak menengahi mereka, mungkin mereka sudah berkelahi sekarang.
"Sofia, Sakha, kalian boleh gabung kok. Raihan emang gitu orangnya. Nanti dia juga baik sendiri, awal kenal emang rada ngeselin," kata Nesya.
Sakha pun mengangguk paham. Perlahan dia menepuk pundak Raihan. "Tenang aja, Bro, gue nggak akan jadi pengkhianat. Gue cuma mau bantu Nesya. Kalaupun nanti gue berkhianat, gue siap kalau taruhannya nggak lolos SBMPTN."
Melupakan soal itu, mereka kembali bekerja. Masing-masing orang mendapat tugas untuk mengecek satu per satu berkas-berkas yang beberapa hari lalu Nesya temukan. Dan tugas Raihan adalah mengecek kembali kamera-kamera kecil yang tersisa. Namun anehnya, di layar monitor komputer menunjukkan bahwa ada seseorang yang berusaha melacak keberadaan tim ini melalui kamera kecil tersebut. Ternyata yang dikatakan Maya memang benar, kamera itu bisa membahayakan jika tidak dihancurkan.
"Gawat! Ada orang yang menuju lokasi kita!" kaget Raihan.
"Maksudnya gimana, Rai?" tanya yang lainnya.
"Kamera-kamera ini sebelumnya emang udah dipasang GPS. Dan kemungkinan pemilik kamera ini melacak lokasi kita sekarang. Dan posisi mereka usah makin deket," jelas Raihan.
"Nggak usah negatif thinking! Siapa tahu itu mau bimbel ke sini. Markas kita masih bagian dari tempat bimbel Menang Bersinar, kan?" Arash menyahut.
"Masalahnya tuh orang lokasinya menuju ke kamera ini. Bisa aja, kan, apa yang pernah dibilang Maya itu benar?"
"Ya udah kalau gitu kita nggak punya pilihan lagi selain hancurin kamera-kamera ini!" Farida pun langsung merebut kasar kotak berisi beberapa kamera itu, mencoba untuk menghancurkan satu per satu.
"Tapi, Far, kalau kamera itu hancur, kita nggak bisa dapat informasi lagi, dong?"
"Bisa, Nes! Masih banyak informasi yang bisa kita dapatin. Yang penting sekarang, keselamatan kita. Lo mau, kan, penyelidikan ini tetap berlanjut?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UTBK : Misteri di Balik Layar
Mystery / ThrillerSemua dimulai setelah pengumuman SNMPTN. Ini pertama kalinya tercatat dalam sejarah di SMA Indonesia Persada. Dari puluhan siswa yang mendaftar hanya satu di antara mereka yang lolos. Hal itu membuat para siswa kesal dan menduga adanya tindak kecura...