49 : H-1

519 75 4
                                    

16 Mei 2022

Arash
Jemput gue di RS

Raihan langsung melompat dari tempat tidur usai menerima pesan itu. Ia mengusap matanya, memastikan bahwa dirinya tidak salah lihat. Lo masih punya waktu buat pertimbangin tawaran gue. Tapi jangan kelamaan mikir! Takutnya penawaran gue udah kadaluarsa. Tanpa harus berpikir lama memecahkan rumus-rumus matematika, yang belakangan ini memenuhi isi kepalanya, Raihan mengerti jika pesan itu merupakan jawaban bahwa Arash menerima tawarannya tempo hari.

Dia tahu betul seperti apa Arash. Anak itu tidak akan pernah meminta bantuan orang lain selagi dirinya bisa melakuan sendiri, apalagi meminta bantuan dengan Raihan. Jadi jika tiba-tiba anak itu meminta bantuannya, ada sesuatu yang memang harus diselesaikan sama-sama.

Bersatu dalam sebuah tim membuatnya berhasil mematahkan definisi seorang kakak kelas yang galak dan adik kelas yang sok hebat bukanlah seorang musuh. Atau mungkin defisini itu berubah menjadi seorang teman.

The Avengers

Raihan
Guys, The Avengers is back.
Hari ini kumpul di markas
Abis gue jemput dia dari RS

Sofia
Great job! Harus ada pesta penyambutan nih
Ya nggak @Nesya

Nesya
Yoi.
Sof, kita otw sekarang
@raihan jangan lupa invite dia lagi ke grup

Raihan added Arash

Seperti ditarik oleh katrol bebas, yang membawa tubuhnya beranjak secepat kilat. Mengatur napasnya yang sedikit memburu. Kemudian menyeruput teh manis yang entah sejak kapan sudah ada di meja kamarnya. Seduhan teh melati yang sedikit dicampur madu, membuat ruang di kepalanya menjadi rileks.

"Okay, let's play together!"

***

"Lo apaan sih masukin gue ke grup! Emangnya gue udah bilang kalau gue nerima tawaran lo?!"

Damn!

Baru saja Raihan menemui Arash yang menunggunya di lobi, tapi ucapan anak itu seketika berhasil menyemburnya. Dalam satu tarikan napas, lebih pedas.

"Anjir serius amat lo!" Arash berdiri, menepuk bahu Raihan. "Bercanda kali!" Dia tertawa cengir.

Hampir saja, Raihan ingin memukulnya bila ucapannya tadi serius.

"Lo mah nggak asyik! Nggak bisa diajak bercanda!"

Nah, kalau ini, Raihan percaya jika laki-laki yang bersamanya adalah Arash yang dia kenal. Bukan Arash yang belakangan ini banyak berubah jauh lebih mengerikan.

Dia menatap wajah itu, konyol. Dan memang selayaknya begitu.

"Soal postingan gue waktu itu---"

"Udah dihapus sama Nesya." Raihan memotongnya cepat. Atau sebenarnya dia tidak ingin mendengar permohonan maaf dari mulut Arash.

"Oh, oke. I deeply regret it. Sorry, bro!"

Sialnya, ternyata Raihan benar-benar mendengar kalimat maaf darinya.

UTBK : Misteri di Balik LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang