36 : Enigma

550 95 5
                                    

Please, don't forget to vote this part. Nggak harus komen gapapa. Asal jangan lupa kasih bintang ☆

Part ini bikin aku salting 😖

Bab 36 : Enigma


Kakinya melangkah tanpa tujuan. Ini hari yang membosankan buat Nesya. Tapi entah mengapa, langkahnya berhenti di depan rumah seseorang. Seolah ini adalah panggilan alam, yang membuatnya datang kemari tanpa alasan.

Dia memandangi rumah itu lama. Mencoba menahan diri untuk tidak masuk atau bertemu dengan penghuni rumah. Tapi nyatanya hal itu tidak berjalan mulus. Kakinya tidak mau berhenti untuk tetap datang ke rumah tersebut.

Tok!

Dia mengetuk pintu.

Tapi sang penghuni rumah belum kunjung keluar. Hingga beberapa saat kemudian, knop pintu mulai terbuka. Menghadirkan sosok laki-laki jangkung sambil menyampirkan handuk ke bahunya. Dengan rambut yang masih basah kuyup. Pasti tebakan Nesya tidak akan melesat, laki-laki itu baru selesai mandi.

"Hai." Dia menyapanya canggung.

Laki-laki itu mematung sebentar, memperhatikan Nesya yang hari ini terlihat jauh lebih cantik dari kemarin. Entah itu perasaanya saja atau memang nyata?

"Gue bawa sarapan buat lo."

Tidak mungkin jika Nesya kemari tanpa punya tujuan. Lalu rantang di tangannya itu untuk apa?

"Lo waras, Nes?" Laki-laki itu sedikit terkejut.

"Menurut lo gue gila?"

"Lebih dari itu," balasnya spontan. "Ya udah masuk."

Nesya membawa makanan itu ke dapur. Menyiapkannya di meja makan. Sesekali, dia mencuri pandang ke laki-laki itu yang sedang mengelap rambutnya yang basah. Seketika Nesya membatin, "tumben dia mandi." Tapi matanya tidak bisa bohong. Dia menatap laki-laki itu, dan seolah berkata, dia tampan.

"Dalam rangka apa ngasih gue makanan?"

Nesya bengong. Dirinya tak sadar dengan pertanyaan itu.

Mungkin Nesya terkesima dengan orang yang kali ini dilihatnya berbeda.

"Nesya? Lo nggak tidur, kan?"

Gadis itu terperanjat. "Hah? Ke-kenapa?"

"Lo kenapa, sih?"

"Emang gue kenapa?"

"Ah, nggak jelas lo! Semua pertanyaan gue, lo jawab pakai pertanyaan. Kepala lo pasti abis kejedot meja, kan? Makanya kayak orang linglung."

"Enggak kok." Gadis itu mencebik. "Udah lo sarapan aja. Gue tahu di rumah lo nggak ada makanan selain mi instan. Karena gue lagi masak banyak, jadi gue bawa ke sini."

Pepes pindang nila. Bagaimana Nesya tahu kalau itu makanan kesukaannya?

"Kok lo tahu, Nes, kalau pindang nila tuh makanan favorit gue? Lo cenayang?"

"Cuma kebetulan gue masak pindang nila. Baru belajar."

"Sayang banget, ya, lo udah bisa masak pindang nila, tapi kayaknya jodoh lo bukan gue." Laki-laki itu terkekeh, membuat Nesya jadi salah tingkah.

UTBK : Misteri di Balik LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang