18 : ABD, FGI, KLN, PQS, ...

549 78 3
                                    

"Jangan berisik!"

"Cepetan pergi dari sini! Jangan sampai dia bangun!"

Terdengar suara tangisan perempuan yang di telinganya sangat tidak asing. Tapi pagi-pagi sekali siapa yang menangis di rumahnya? Teman-temannya sudah pulang sejak malam tadi. Hanya tinggal menyisakan dirinya dan tetangga depan rumahnya yang menginap di sini.

Dia keluar dari kamarnya dengan terburu-buru untuk mencari sumber suara itu.

"Arash?!" Seseorang terkejut saat melihatnya.

"Loh, Mas Jefri mau ke mana bawa tas?"

Jefri tampak gugup. Mulutnya seperti ingin berbicara namun terbata.

"Gue tadi dengar ada suara cewek nangis di depan. Siapa sih?"

"Hah? Cewek nangis? Nggak ada, Rash. Itu paling anak tetangga ngeyel nggak mau sekolah."

Dia mengangguk. Lagi pula mana mungkin ada perempuan menangis di sini.

"Terus lo belum jawab pertanyaan gue tadi. Mau ke mana?" Pertanyaannya terdengar diplomatis.

"Gue mau pergi, Rash! Gue di kasih kerjaan sama temen di Kalimantan. Hari ini mau langsung berangkat. Nanti kalau mak gue tanya, kasih tahu aja. Makasih, Rash! Gue cabut dulu!"

Arash hanya diam mendengar jawabannya. Dia mau curiga, tapi bingung juga apa yang perlu dicurigai dari seorang Jefri? Yang jelas-jelas dia hanyalah tukang judi yang selalu apes kena omel ibunya.

****

Hari ini pengumuman hasil try out ketiga di Genius Education. Jadwal les hari ini di ganti menjadi jam delapan pagi.

"Gue nggak sabar, deh, sama hasilnya. Pasti gue yang jadi peringkat satu." Imel sangat bergairah. Dia yang di SMA selalu mendapat peringkat satu, kali ini sangat yakin bisa mengalahkan 39 anak di ruang A1. Padahal separuhnya adalah siswa dari sekolah lain yang dia sendiri tidak tahu kemampuannya seperti apa.

"Iya, deh, si paling peringkat satu."

Tidak lama kemudian, Diana memasuki ruangan yang memberitahukan hasil try out hari itu. Di layar depan mulai terpampang nama-nama mulai dari peringkat satu sampai terakhir.

Nama                                               skor

1. Arash Albert William             945, 21
2. Imelia Nafiana Haris              901, 98
3. Fatah Ibriza                               834, 67
4. Jayden Laurent                         811, 00
5. Amaya Dwi Harsiwi                804, 78
6. Nesya Zahira                             797, 66
7. ....
....
40. ....                                               439, 76

Arash yang semula merebahkan kepalanya di meja pun seraya terkejut saat anak-anak menyoraki namanya.

"Kok bisa, sih?!" Imel langsung protes tak terima.

"Iya kok bisa, sih? Dia, kan, sering bolos bimbel. Masa iya dia peringkat satu."

"Eh, emang kalian nggak tahu kalau Arash di sekolahnya jadi lulusan terbaik? Nilai dia sempurna asal lo tahu ya, Mel!"

Satu per satu suara anak-anak saling bersahutan. Tapi kini yang mencuri perhatian Imel adalah Nesya dengan nama dan peringkatnya.

UTBK : Misteri di Balik LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang