•> H = P
•> dibalikBab 47
"Kenapa berantakan semua, Raihan?"Di sekitar rumah Arash banyak sekali barang-barang yang berantakan dan rusak. Nesya dan Raihan datang pagi-pagi, tapi mereka justru disambut dengan suara teriakan dan tangisan dari dalam. Suara itu semakin keras. Ditambah suara pecahan kaca yang berasal dari jendela samping.
Meski Nesya sudah khawatir dan buru-buru ingin masuk, namun Raihan menahannya. Laki-laki itu mengecek lewat samping rumah, dilihatnya ada satu jendela yang dibiarkan terbuka. Dan di dalam sana, tubuh seseorang yang mereka kenali, terjatuh ke lantai dengan isakan yang semakin kuat.
"Arash!" Nesya berteriak, namun terabaikan. Meski Nesya yakin, laki-laki itu dari dalam mendengarnya. "Raihan kita harus masuk! Kita harus tolongin dia!"
"Jangan, Nes! Kalau sampai dia bahayain lo gimana?!"
"Tapi dia butuh pertolongan, Raihan! Kita nggak boleh biarin dia nyakitin dirinya sendiri!"
"Nes! Nesya!"
Nesya nekat masuk. Pintu depan pun ternyata tidak terkunci. Saat melihat tubuh itu perlahan bangun, Nesya mematung. Langkahnya mundur pelan-pelan, memberi jarak aman saat mata itu menatapnya tajam. Bahkan Raihan pun juga ikut diam mematung. Seolah masih belum bisa percaya jika sosok seperti Arash bisa melakuan hal gila untuk menyakiti dirinya sendiri.
"Fuckkkkkkk!"
Satu pukulan lagi berhasil membuat tangannya terluka. Menyisakan pecahan kaca jendela yang lain. Atau jika Raihan tidak cepat menarik tubuh Arash dan merebut pecahan kaca itu, mungkin satu goresan lagi melukai lengannya.
"Stop lukai diri lo sendiri!"
Arash berontak. Dia mendorong Raihan sampai terjatuh.
"I don't fucking care! I'm tired and I really want to die!"
Dia mengambil figura yang terpajang di nakas, kemudian membantingnya. Dia membenci seseorang yang ada di dalam foto itu. Dia membenci senyuman palsu yang terpotret indah di dalam foto itu. Dan dia membenci pelukan yang baginya sangat mematikan. Dia merindukan ayahnya, tapi dia tidak bisa berbohong bahwa dia membenci ibunya. Perempuan yang dianggapnya sebagai penyebab dari hancurnya kehidupan ini.
Dan Raihan...
...dia juga membenci laki-laki itu.
"Bangsat!"
Pukulan bengis itu seketika mengenai wajah Raihan. Nyatanya hingga kini rasa benci Arash pada Raihan perihal kematian Sela, belum kunjung usai. Atau tidak akan pernah usai sebelum hal yang sama terjadi pada Raihan. Bahkan Arash bersumpah, dia akan menghabisi Raihan jika mampu.
"Ngapain lo ke sini, hah?! Ngapain?!"
Raihan tidak lupa tujuannya kemari. Dia dan Nesya ingin menghapus thread bohong yang sudah Arash sebarkan di media sosial. Raihan ingin menyelamatkan timnya kembali dari sentuhan seorang pemberontak seperti Arash.
Mungkin sejak tadi, Raihan baru saja menyadari jika ada kamera menyala di dekat pintu. Dengan cepat otaknya menemukan jawaban. Bahwa hal bodoh yang akan Arash lakukan tidak akan berhenti di sini. Karena bisa saja, kamera itu bagian dari rencananya.
"Nesya, matiin kamera yang ada di dekat pintu cepat!"
Nesya malah diam seperti orang bodoh. Otaknya sulit merespons perintah Raihan karena dirinya hanya fokus memperhatikan Arash.
"NESYA CEPAT!"
"I-iya!" Nesya berbalik badan cepat.
"Don't touch---arrgh!" Ketika Arash hendak menghalangi Nesya, Raihan cepat membekapnya, mencekal leher laki-laki itu hingga ia kesulitan bernapas. Lalu dengan gesit merogoh benda pipih dari saku laki-laki itu, melemparkannya ke arah Nesya. "Nes, tangkap! Lo hapus threadnya!"
![](https://img.wattpad.com/cover/313918947-288-k748497.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
UTBK : Misteri di Balik Layar
Mystery / ThrillerSemua dimulai setelah pengumuman SNMPTN. Ini pertama kalinya tercatat dalam sejarah di SMA Indonesia Persada. Dari puluhan siswa yang mendaftar hanya satu di antara mereka yang lolos. Hal itu membuat para siswa kesal dan menduga adanya tindak kecura...