Semua dimulai setelah pengumuman SNMPTN. Ini pertama kalinya tercatat dalam sejarah di SMA Indonesia Persada. Dari puluhan siswa yang mendaftar hanya satu di antara mereka yang lolos. Hal itu membuat para siswa kesal dan menduga adanya tindak kecura...
"Argh! Kenapa gue jadi lupa!" erang Raihan malam itu ketika tengah melakukan panggilan video bersama Nesya.
Tunggu.
Kali ini mereka sedang tidak membahas mengenai misinya, melainkan sedang mengasah kemampuan mereka dengan adu kecepatan dalam menjawab latihan soal.
"Faktor usia kali, Rai!" Dari balik sana Nesya terkekeh karena merasa berhasil mengalahkan Raihan.
"Nggak, nggak! Satu soal lagi, gue pasti bisa jawab!" Raihan memberikan satu tantangan. Kali ini bukan biologi. Raihan menantang untuk menjawab soal-soal kimia dalam waktu satu menit. Kalau bisa kurang, itu lebih bagus.
"Oke, siapa takut!"
Larutan A dibuat dengan mencampurkan 0,1 molNaBr dan 0,05 mol CaBr2 dalam 500 g air. Kedua garam ini terdisosiasi sempurna dalam air. Larutan B dibuat dengan melarutkan 8,4 g urea (Mr = 60) dalam 1 kg air. Perbandingan penurunan titik beku larutan B adalah....
"Ini nggak ada optionnya? Soal essay, ya, Rai?"
"Kenapa? Lo nggak berani?" balas Raihan meremehkan.
"Oke, deal! Satu menit, ya!"
Raihan mulai fokus dengan lembar kertasnya. Kali ini dia jangan sampai kalah dengan Nesya. Sudah bertahun-tahun kesehariannya cuma mengulang-ulang materi ini, jadi bisa di bilang Raihan sudah mabok dengan soal-soal seperti itu. Dan harusnya dia tidak kesulitan untuk mengalahkan Nesya.
Nesya mengangkat tangannya, dalam waktu kurang dari satu menit. Kemudian selang tiga detik Raihan mengangkat tangannya. Sial. Dia kalah cepat lagi dengan Nesya.
"Cepet banget, sih!"
Nesya tertawa. "Jawaban lo berapa?"
"Lo duluan, deh! Kan, lo yang selesai duluan!"
"Jawabannya 1:1."
Raihan menampilkan ekspresi terkejut. Jawaban Nesya berbeda dengan jawabannya. Padahal Raihan sudah yakin, kalau jawabannya sudah pasti benar.
"Kok bisa, Nes? Jawaban gue nggak itu soalnya, tapi 1:2. Yakin lo nggak salah ngitung?"
